NIJI
Jurnal Kajian Sastra, Budaya, Pendidikan dan Bahasa Jepang
Vol. 1, No. 1, Januari 2019, p-ISSN 2355-889X
https://doi.org/10.18510/jt.2021.xxx
http://jurnal.stibainvada.ac.id/
48
KEGIATAN MEMBACA PADA WACANA TOMODACHI NI NARIMASHOBUKU
MARUGOTO A1 NIHON NO KOTOBA TO BUNKA – RIKAI BAB 11
Bertha Nursari
Institut Pendidikan dan Bahasa (IPB) Invada Cirebon
Abstrak
Membaca adalah salah satu bagian dari melek huruf, dan proses membaca adalah sesuatu
yang kompleks dan multi dimensional. Membaca membutuhkan kosentrasi dan kesabaran,
sesuatu yang merupakan tantangan bagi pemelajar di zaman sekarang. Mengembangkan
aktivitas membaca melibatkan beberapa hal seperti mengidentifikasi sebuah teks, menulis
beberapa pertanyaan untuk mengecek pemahaman para pemelajar setelah membaca teks
yang diberikan atau memberikan tugas untuk dikerjakan oleh pemelajar. Dalam membaca, ada
tiga aktivitas yang dilakukan yaitu sebelum membaca, saat membaca, dan sesudah
membaca. Makalah ini akan menggunakan bahan ajar membaca yang diambil dari buku
Marugoto Nihon no Kotoba to Bunka A1 Rikai (Marugoto: Japanese Language and
Culture A1 Comprehension) yang disusun oleh Japan Foundation. Buku Marugoto ini
menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Jepang sebagai bahasa utama dan bahasa Inggris
sebagai bahasa pendamping. Dalam makalah ini dibahas kegiatan sebelum membaca, ketika
membaca, kegiatan sesudah membaca pada teks dokkai berjudul “Tomodachi ni Narimasho”
dari buku Marugoto A1 Rikai bab 11.
Kata kunci : Maruguto, Membaca, Japanese Language
Bertha Nursari
Kegiatan Membaca Pada Wacana “Tomodachi Ni Narimasho” Buku Marugoto A1
Nihon No Kotoba To Bunka – Rikai Bab 11
49
PENDAHULUAN
Membaca adalah salah satu bagian dari melek huruf, dan proses membaca adalah
sesuatu yang kompleks dan multi dimensional. Membaca membutuhkan kosentrasi dan
kesabaran, sesuatu yang merupakan tantangan bagi pemelajar di zaman sekarang. Membaca
juga meningkatkan kemampuan untuk membandingkan kepingan informasi, dan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya, maka pemelajar akan mendapatkan masukan
baru dari hal tersebut (Gerard, 2011). Pengajar yang efektif harus memahami hal yang
kompleks ini dan mampu menggunakan berbagai macam pendekatan yang akan menghasilkan
pembaca yang percaya diri dan mandiri. Ketika seorang pengajar memutuskan untuk
melakukan kegiatan membaca, maka ada dua pertanyaan yang harus dijawab. Kedua
pertanyaan itu adalah: buku apa yang akan dibaca dan bagaimana cara membacanya
(Gerard, 2011).
Professional Development Sevice for Teachers menyatakan ada beberapa komponen
yang perlu dipertimbangkan dalam mengajar membaca, beberapa hal tersebut adalah:
1. Pembuatan kosakata yang kaya dan variatif
2. Perkembangan proses fonologikal
3. Tersedianya cara kerja untuk mengajarkan strategi memahami bacaan
4. Menjamin adanya motivasi dan kesenangan dalam membaca, karena kedua hal ini
adalah aspek kunci dari proses membaca.
5. Memperbaharui fokus pada kelancaran membaca.
Hedgecock & Ferris dalam Kuwana (2016) menambahkan bahwa dalam membaca pada
bahasa kedua, ada tiga kategori berbeda saat proses membaca dan untuk pengembangannya,
yaitu: (1) bottom-up, (2) top-down, dan (3) interactive. Jika bottom- up dan top-down
merupakan dua model yang bertolak belakang, maka interactive adalah stragegi kombinasi
dari kedua model tersebut.
Alyousef (2005) menyatakan bahwa membaca dapat dilihat sebagai proses “interaktif”
antara seorang pembaca dan sebuah teks yang akan mengarah pada otomatisasi atau
kelancaran membaca. Dalam proses ini, pembaca akan berinteraksi secara dinamis dengan
teks dan pembaca akan berusaha untuk mendapatkan makna dari teks dan berbagai macam
pengetahuan yang digunakan di dalam teks, baik pengetahuan linguistik atau pengetahuan
sistematis (melalui proses bottom-up) dan juga pengetahuan skematik (melalui proses top-
down). Karena membaca ini adalah proses yang kompleks, Grabe (Alyousef, 2005)
menyatakan bahwa banyak periset mencoba untuk mengerti dan menjelaskan proses
membaca yang lancar dengan menganalisa proses tersebut ke dalam beberapa komponen
keahlian, yaitu:
Bertha Nursari
Kegiatan Membaca Pada Wacana “Tomodachi Ni Narimasho” Buku Marugoto A1
Nihon No Kotoba To Bunka – Rikai Bab 11
50
1. Kemampuan untuk mengenali secara otomatis
2. Pengetahuan struktural dan kosakata
3. Pengetahuan stuktur wacana formal
4. Pengetahuan latar belakang isi/dunia
5. Kemampuan/strategi untuk melakukan sintesa dan evaluasi
6. Pengetahuan metakognitif dan keahlian mengawasi
Ada dua tipe membaca, yaitu Membaca Ekstensif dan Membaca Intensif. Hafiz dan
Tudor dalam Alyousef (2005) membedakan antara membaca ekstensif dan intensif. Dalam
aktivitas membaca intensif, pemelajar diberikan pajanan terhadap teks pendek yang
digunakan untuk menunjukkan aspek spesifik dari leksikal, sintaktis atau sistem diskursus
dari bahasa kedua atau untuk menyediakan latihan dasar strategi membaca. Sedangkan
tujuan dari membaca ekstensif adalah “membanjiri” pemelajar dengan kuantitas dari
masukan bahasa kedua dengan ada atau tidaknya tugas spesifik yang harus dilakukan
terhadap materi teksnya.
Hegde dalam Alyousef (2005) juga menyatakan bahwa tujuan dari membaca teks
berbahasa Inggris adalah untuk:
1. Kemampuan untuk membaca berbagai jenis teks dalam bahasa Inggris. Ini merupakan tujuan
jangka panjang dari sebagian besar pengajar agar pemelajar mampu menjadi pembaca mandiri
di luar kelas EFL/ESL.
2. Membangun pengetahuan kebahasaan yang akan memfasilitasi kemampuan membaca
3. Membangun pengetahuan skematis
4. Kemampuan untuk mengadaptasi gaya membaca bergantung pada tujuan membaca
(skimming, scanning)
5. Mengembangkan kesadaran akan struktur teks tertulis dalam bahasa Inggris
6. Mengambil sikap kritis terhadap isi dari teks
Tujuan dalam membaca teks ini dapat digunakan dalam membaca teks bahasa Jepang
dalam konteks sebagai bahasa kedua.
Dalam membaca, ada tiga aktivitas yang dilakukan yaitu sebelum membaca (pre-
reading), saat membaca (while reading), dan sesudah membaca (after reading). Aktivitas
sebelum membaca adalah menyiapkan pemelajar dengan mengaktifkan pengetahuan yang
sebelumnya telah mereka miliki tentang topik yang ada di dalam teks. Aktivitas saat membaca
adalah mengajarkan pemahaman teks dengan menciptakan koneksi, memberikan
pertanyaan, dan memandu pemelajar untuk menggunakan strategi-strategi dalam membaca.
Aktivitas setelah membaca adalah menghubungkan pengetahuan sebelumnya yang dimiliki
oleh pemelajar dengan pengetahuan baru yang telah diperoleh dan membantu pemelajar
untuk menggunakannya dalam kehidupan mereka (Ibrakhimovna, 2016).
Bertha Nursari
Kegiatan Membaca Pada Wacana “Tomodachi Ni Narimasho” Buku Marugoto A1
Nihon No Kotoba To Bunka – Rikai Bab 11
51
METODE PENELITIAN
Dalam pengajaran bahasa Jepang, metode pengajaran yang banyak digunakan adalah
metode terjemahan. Larsen-Freeman (2004) menyatakan metode terjemahan tata bahasa ini
digunakan untuk dapat membantu para pemelajar membaca dan memahami literatur bahasa
asing, dalam hal ini bahasa Jepang, sehingga diharapkan dengan mempelajari tata bahasa dari
bahasa target, pemelajar akan lebih mengenali bahasa tersebut. Pengajaran bahasa Jepang
sendiri banyak menggunakan terjemahan, terutama untuk level dasar. Hal ini perlu dilakukan
agar pemelajar tidak mengalami kesulitan yang berlebihan di awal pembelajaran yang
mengakibatkan motivasi belajar mereka menurun.
Makalah ini akan membahas bahan ajar membaca yang diambil dari buku Marugoto
Nihon no Kotoba to Bunka A1 Rikai (Marugoto: Japanese Language and Culture A1
Comprehension) yang disusun oleh Japan Foundation. Buku Marugoto ini menggunakan dua
bahasa yaitu bahasa Jepang sebagai bahasa utama dan bahasa Inggris sebagai bahasa
pendamping.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Marugoto Nihon no Kotoba to Bunka A1 Rikai (Japanese Language and Culture A1
Comprehension)
Marugoto Nihon no Kotoba to Bunka A1 Rikai ini adalah sebuah buku yang disusun
berdasarkan standar Japan Foundation untuk pendidikan bahasa Jepang tingkat paling dasar
bagi pemelajar dewasa. Buku ini memiliki beberapa sub bab di setiap tema, yaitu;
1. Kosakata bahasa Jepang
2. Kalimat dasar dalam percakapan dan tata bahasa
3. Membaca
4. Menulis
Buku ini juga menawarkan pembelajaran bahasa dan juga budaya Jepang. Selain
mengajarkan bahasa Jepang, diajarkan juga kebudayaan Jepang melalui foto-foto dan
ilustrasi, sehingga pemelajar mampu membayangkan seperti apa kebudayaan Jepang
tersebut.
Di setiap tema, pemelajar dapat melihat foto dan membicarakan kira-kira apa yang
menjadi tema dari bab tersebut. Setiap topik akan menyertakan beberapa pertanyaan yang
akan membantu pemelajar membayangkan isi dari pelajaran di bagian awal bab. Selain itu
juga ada kosakata dan huruf kanji yang berhubungan dengan tema yang akan dibahas. Cara
baca huruf Jepang menggunakan huruf romawi (romaji) juga ada di dalam buku ini untuk
meringankan beban pemelajar saat membaca tulisan. Untuk bagian membaca (dokkai)
disediakan teks pendek yang memiliki hubungan dengan tema yang dibahas. Pemelajar
dapat melihat tata bahasa dan pola kalimat apa yang digunakan di dalam teks tersebut.
Bertha Nursari
Kegiatan Membaca Pada Wacana “Tomodachi Ni Narimasho” Buku Marugoto A1
Nihon No Kotoba To Bunka – Rikai Bab 11
52
Yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bab 11, dengan tema Shumi wa nan
desuka? (Apa hobi Anda?). Pada bagian membaca, yang menjadi judul dari teks adalah
Tomodachi ni Narismasho (Mari menjadi teman). Pemelajar diberikan tiga macam teks
pendek untuk dibaca. Buku ini menyediakan cara baca dengan huruf romawi, karena
pemelajar masih berada pada tahap dasar maka hal ini perlu untuk dilakukan.
Sistem Penulisan dalam Bahasa Jepang
Bahasa Jepang memiliki 3 sistem penulisan, yaitu kanji, hiragana, dan katakana. Kanji
adalah logographic yang merupakan simbol yang digunakan untuk mewakili suatu makna.
Ada juga kana, yang terbagi menjadi dua, yaitu hiragana dan katakana. Kana merupakan
syllabic, yang mewakili spoken syllables (Matsumoto dalam Kuwana, 2016). Kana sendiri
masing-masing memiliki 46 karakter yang merupakan perwakilan dari bunyi.
Strategi Membaca
Membaca merupakan bagian dari kemampuan interpretif. Ada beberapa strategi
membaca pada bahasa kedua. Oxford dalam Kuwana (2016) menyatakan bahwa ada 6
kategori dalam strategi pembelajaran bahasa, yaitu: (1) Kognitif, (2) Metakognitif, (3)
Berkaitan dengan Memori, (4) Pengimbangan, (5) Afektif, dan (6) Strategi Sosial.
Sedangkan Chamot & O’Malley dalam Kuwana (2016) membagi menjadi tiga strategi,
yaitu: (1) Metakognitif, (2) Kognitif, (3) Afektif Sosial. Kendati ini adalah strategi untuk
mempelajari bahasa kedua, tapi hal-hal di atas dapat dipergunakan dalam pembelajaran
membaca pada bahasa kedua (Kuwana, 2016).
Ibrakhimovna (2016) menyatakan dalam artikelnya, bahwa pendekatan strategi terhadap
membaca dalam bahasa asing, memiliki berbagai macam kegiatan di dalamnya, antara lain:
(1) Menggunakan judul dan ilustrasi untuk memahami pesan yang akan disampaikan, (2)
Melakukan skimming untuk melihat secara garis besar, (3) Melakukan scanning untuk
mendapatkan informasi spesifik, (4) Menebak atau memperkirakan makna yang ada di
dalam teks tersebut, (5) Menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya ke
dalam genre teks dan juga konteks teks tersebut. Kesadaran terhadap adanya strategi ini akan
membantu pemelajar dalam mencapai kesuksesan ketika melakukan aktivitas membaca.
Selanjutnya, Ibrakhimovna (2016) juga menyinggung tentang tiga tingkatan yang
dilakukan ketika melakukan aktivitas membaca, yaitu (1) Kegiatan sebelum membaca,
(2)
Kegiatan ketika membaca, (3) Kegiatan setelah membaca. Berikut penjelasan
mengenai ketiga tingkatan tersebut.
1. Kegiatan Sebelum Membaca
Dengan melakukan kegiatan sebelum membaca, pengajar memberikan tugas/aktivitas pada
pemelajar. Kegiatan ini dilakukan sebelum membaca teks yang ada secara detil. Kegiatan ini
berguna untuk menyiapkan pemelajar dan pengajar terhadap topik dari bacaan tersebut.
Yusuf dalam Sabet (2018) juga mengatakan bahwa dengan melakukan kegiatan sebelum
membaca maka
Bertha Nursari
Kegiatan Membaca Pada Wacana “Tomodachi Ni Narimasho” Buku Marugoto A1
Nihon No Kotoba To Bunka – Rikai Bab 11
53
pemelajar akan mampu mengatasi kekurangan mereka terhadap konsep, linguistik, dan
pengetahuan sosio-kultural dan akan mawas diri pada apa yang akan mereka tampilkan.
Salah satu contoh kegiatan sebelum kegiatan membaca adalah memberikan kosakata yang
berkaitan dengan teks, karena kosakata memegang peranan penting untuk pemahaman
bahasa. Selain itu, Ibrakhimovna juga mengungkapkan bahwa kegiatan sebelum membaca
dapat berupa (1) Memprediksi isi teks berdasarkan judul, (2) Memprediksi berdasarkan
kosakata,
(3)
Memprediksi berdasarkan pertanyaan benar/salah, (4) Melakukan skimming,
scanning, eliciting word games, (5) Melakukan diskusi dan brainstorming.
2. Kegiatan Saat Membaca
Kegiatan ketika sedang melakukan aktivitas membaca merupakan kegiatan agar pemelajar
dapat mencapai tujuan dari target pemelajaran. Kegiatan tersebut dapat berupa: (1) Diskusi
membaca, (2) Menjawab pertanyaan, (3) Memprediksi yang akan tampil berikutnya, (4)
Melakukan matching dan jigsaw reading, (5) Melakukan reading puzzle, dan (5) Melakukan
aktivitas benar/salah (Ibrakhimovna, 2016).
3. Kegiatan Setelah Membaca
Kegiatan setelah membaca ini bertujuan untuk: (1) Membantu pemelajar menggunakan
pengetahuan yang mereka terima ketika menghadapi teks yang mirip, (2) Membuat mereka
mengintegrasikan kemampuan membaca mereka ke kemampuan bahasa asing yang lainnya
seperti menyimak, berbicara, dan menulis sekaligus mengintegrasikannya dengan budaya
negara lain, (2) Merangkum alur bacaan dengan menggunakan kata kunci dan tata bahasa
yang ada di dalam teks,
(3) Untuk mengetahui ide utama dari teks dan menginterpretasikan deskripsi tes. Beberapa
bentuk dari kegiatan ini seperti: (1) Menceritakan ulang, (2) Melaporkan, (3) Berdiskusi, (4)
Menulis paragraf, (5) Melakukan permainan peran, (6) Mengisi rumpang, dan (7)
Merangkum. Kegiatan-kegiatan ini akan memberikan pemelajar kesempatan untuk
mengaitkan apa yang mereka baca dengan apa yang mereka telah ketahui atau yang mereka
rasakan (Ibrakhimovna, 2016).
Kegiatan Membaca Pada Wacana “Tomodachi Ni Narimasho” Buku Marugoto A1
Nihon No Kotoba To Bunka – Rikai Bab 11
Berikutnya, akan dibahas kegiatan sebelum membaca, saat membaca, dan sesudah
membaca dengan menggunakan teks “Tomodachi ni Narismho” (lihat gambar).
Kegiatan Sebelum Membaca
Kosakata adalah salah satu komponen utama dalam kemampuan membaca yang
kadangkala menyulitkan pemelajar, tetapi kesulitan itu akan bervariasi tergantung pada teks
yang dihadapi (Hegde, 2002). Selain itu, Harmer (2003) juga menyatakan ada dua sisi dalam
proses membaca, di satu pihak pengajar menginginkan agar pemelajar memahami teks secara
keseluruhan, sedangkan pemelajar ingin mengetahui arti dari setiap kata yang muncul di
dalam teks dan jika hal ini dibiarkan akan mengakibatkan waktu untuk memahami teks jadi
berkurang.
Pengajar dapat memberikan kosakata baru yang belum diketahui oleh pemelajar dan
Bertha Nursari
Kegiatan Membaca Pada Wacana “Tomodachi Ni Narimasho” Buku Marugoto A1
Nihon No Kotoba To Bunka – Rikai Bab 11
54
pada bagian awal buku ini menyediakan kosakata yang berhubungan dengan tema. Karena
bab ini membahas tentang hobi, maka diberikan kosakata yang berhubungan dengan hal
tersebut, seperti jenis-jenis olahraga; sakka (sepakbola), judoo (judo), tenisu (tenis), yakyuu
(bisbol), jenis-jenis musik; rokku (rock), poppu (pop), jazu (jazz), kurashikku (klasik), dan
jenis-jenis film; renai (percintaan), komedi (komedi), akushion (aksi), horaa (horor), anime
(kartun).
Gambar 1. Buku Kosakata
Selain itu, pengajar juga dapat memperlihatkan pola kalimat seperti apa yang muncul
di dalam teks. Di dalam teks ini, pola kalimat yang muncul adalah pola kalimat positif
seperti よくコンサートに行きます(yoku konsaato ni ikimasu sering pergi ke
konser) dan pola kalimat negatif seperti ほんはぜんぜん読みま せん(hon wa zenzen
yomimasen – sama sekali tidak membaca buku). Isi dari teks ini adalah cara
memperkenalkan diri dengan menyebutkan hobi apa yang dimiliki dan hal apa yang tidak
disukai. Pemelajar perlu diberikan pengetahuan yang akan mendukung proses membaca
mereka, dengan adanya pengetahuan ini maka pemelajar akan lebih mudah mengetahui
tujuan dari teks tersebut.
Kegiatan sebelum membaca ini sangat penting bagi pemelajar tingkat dasar, dan
ketika pemelajar sudah lebih lihai menggunakan strategi dalam membaca, maka pengajar
dapat mengurangi kegiatan sebelum membaca ini dan membiarkan pemelajar untuk
melakukan aktivitas ini secara mandiri.
Bertha Nursari
Kegiatan Membaca Pada Wacana “Tomodachi Ni Narimasho” Buku Marugoto A1
Nihon No Kotoba To Bunka – Rikai Bab 11
55
Kegiatan saat membaca
Saat membaca, pemelajar diberikan waktu selama beberapa menit untuk membaca
secara mandiri. Pemelajar tidak akan mengalami kesulitan dalam membaca, karena di bawah
teks Jepang disediakan cara baca dalam huruf romawi.
Pemelajar diharapkan mampu membaca teks Jepang dan bukan mengandalkan teks
dengan huruf romawi di bagian bawahnya. Karena itu, pengajar dapat mengecek apakah
pemelajar benar-benar mampu membaca teks berbahasa Jepang, dengan meminta mereka
menutup bagian huruf romawinya. Kegiatan saat membaca ini dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu pemelajar membaca dalam hati dan pemelajar membaca dengan mengeluarkan
suara. Karena bahasa Jepang ini adalah bahasa asing yang kebanyakan pemelajarnya sama
sekali belum pernah menemuinya dalam kehidupan sehari-hari, maka mereka perlu diberikan
latihan ekstra untuk dapat mengucapkan kalimat yang ada dengan nada suara yang benar,
sehingga perlu melakukan membaca teks dengan mengeluarkan suara.
Ketika membaca, apakah pemelajar berhasil menemukan informasi yang mereka
butuhkan? Apakah pemelajar berhasil memahami ide utama dari teks yang diberikan? Untuk
memastikan hal ini, maka pemelajar akan diberikan pertanyaan yang terkait dengan isi dari
teks. Dan di dalam buku Marugoto ini, pemelajar diberikan pertanyaan untuk menguji
pemahaman mereka. Ada dua pertanyaan, yaitu:
Pertanyaan pertama :
San nin wa donna hito desuka? Namae o kaite kudasai
(Seperti apakah ketiga orang ini? Tulislah nama mereka di bawah ini.
Pemelajar diharuskan untuk menuliskan nama tokoh sesuai dengan hobi yang
dimilikinya. Jika pada teks pertama, nama tokohnya adalah Yamada, dan hobinya adalah
menonton film (eiga), pengajar dapat mengetahui apakah pemelajar mampu memberikan
jawaban yang benar bahwa tokoh yang menyukai kegiatan menonton film itu adalah
Yamada. Pengajar dapat mengecek dengan meminta pemelajar menunjukkan kalimat pada
teks yang menunjukkan hal tersebut. Sama halnya dengan dua pertanyaan dibawahnya,
tokoh manakah yang menyukai musik? tokoh manakah yang menyukai olahraga?
Selain pemelajar mampu memberikan jawaban yang benar, pemelajar juga harus
mampu memberikan alasan yang tepat yaitu dengan menunjukkan bagian dari teks yang
mendukung jawaban mereka.
Pertanyaan kedua :
Dare to tomodachi ni naritai desuka? Doushite desuka?
Anda ingin berteman dengan siapa? Kenapa?
Pemelajar diberikan pertanyaan dengan siapa mereka ingin berteman. Pada kegiatan ini,
pemelajar harus mampu menjawab pertanyaan ini dengan memberikan alasan yang mereka
miliki. Pada tahap ini, pemelajar dilatih kemampuan berbicara jika mengemukakan
alasannya dalam bentuk lisan dan kemampuan menulis jika mengemukakan alasannya
dalam bentuk tulisan.
Ternyata, dalam membaca bukan hanya kemampuan membaca dan memahami teks
yang dilakukan tetapi juga melakukan keterampilan berbahasa lainnya yaitu berbicara dan
Bertha Nursari
Kegiatan Membaca Pada Wacana “Tomodachi Ni Narimasho” Buku Marugoto A1
Nihon No Kotoba To Bunka – Rikai Bab 11
56
menulis.
Kegiatan Sesudah Membaca
Setelah selesai membaca teks dan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks,
maka kegiatan sesudah membaca yang dapat dilakukan tidak tertulis di dalam buku ini.
Tetapi, pengajar dapat memberikan tugas tertentu bagi siswanya. Jika dikaitkan dengan
keterampilan menulis, maka pemelajar dapat menuliskan karangan yang berhubungan
dengan memperkenalkan diri dan menyebutkan hobi apa yang dimiliki. Jika dikaitkan dengan
keterampilan berbicara, maka pemelajar dapat memperkenalkan diri secara lisan di hadapan
pengajar dan teman-temannya. Maka keterampilan berbahasa yang dipentingkan di sini
adalah keterampilan menulis atau berbicara dan bukan lagi membaca.
KESIMPULAN
Buku Marugoto ini sendiri adalah buku yang ditujukan bagi pemelajar dewasa bahasa
Jepang. Isi dari buku ini didisain agar pemelajar dapat menikmati belajar bahasa dan budaya
Jepang meskipun mereka tidak tinggal di Jepang. Karena buku ini diperuntukkan bagi
pemelajar dewasa dan tingkat dasar (A1) maka pilihan teks membaca yang ada pun sudah
disesuaikan dengan rentang usia pemelajar. Walaupun teks yang dipergunakan dalam
kegiatan membaca masih berupa teks pendek, tetapi logika yang dipergunakan adalah logika
orang dewasa. Teks yang terlalu panjang, tidak sesuai untuk pembelajaran bahasa Jepang
tingkat dasar karena pemelajar belum mampu untuk sampai ke tahap memahami teks yang
terlalu panjang.
Kegiatan membaca teks bahasa Jepang dilakukan dengan metode terjemahan, karena
untuk tahap dasar, metode seperti inilah yang paling sesuai untuk pemelajar. Jika pemelajar
mampu mengetahui arti dari setiap kalimat yang ada di dalam teks, maka mereka akan
mampu menjawab pertanyaan yang diberikan.
Kegiatan sebelum membaca, kegiatan ketika membaca, dan kegiatan setelah membaca
dilakukan sebagai rangkaian kegiatan untuk memastikan pemahaman akan input berupa teks
yang diberikan pada pemelajar berjalan dengan baik. Pada pemelajar level A1 (dasar), teks
yang diberikan harus sesuai dengan kemampuan pemelajar, tidak terlalu panjang dan tidak
menggunakan kosakata yang terlalu rumit. Pemelajar juga diberikan pajanan akan kosakata
yang muncul di dalam teks tersebut sehingga pemelajar memiliki gambaran akan hal yang
akan dibahas dan hal ini dilakukan sebagai kegiatan
sebelum membaca. Kegiatan ketika membaca pun menentukan tercapai atau tidaknya target
dalam proses pembelajaran ini. Jika pemelajar mampu menjawab pertanyaan yang diajukan
maka dapat dikatakan target pembelajaran telah tercapai. Kegiatan setelah membaca
dilakukan dengan tujuan agar pemelajar dapat mengintegrasikan pengetahuan yang
didapatkan setelah melakukan dua kegiatan sebelumnya, dengan kemampuan bahasa yang
lain. Sehingga, pemelajar diharapkan mampu menguasai tidak hanya kemampuan reseptif
tetapi juga kemampuan produktif.
Bertha Nursari
Kegiatan Membaca Pada Wacana “Tomodachi Ni Narimasho” Buku Marugoto A1
Nihon No Kotoba To Bunka – Rikai Bab 11
57
REFERENSI
Alyousef, Hesham Suleiman. (2005). Teaching reading comprehension to esl/efl learners.
The Reading Matrix 5 (2). p 143-154
Freeman-Larsen, Diane. (2004). Techniques and principles in language teaching. (2
nd
ed.).
China: Oxford.
Gerard, Laurance, 2011. A study of methodologies for reading fiction in class with language
learners. A disertation of Lycee Techineque Michel Lucius : Luxembourg
Harmer, Jeremy. 2001. The practice of english language teaching. (3
rd
ed.).New York:
Addison Wesley Longman, Inc
Hedge, Tricia. 2002. Teaching and learning in the language classroom. New York: Oxford
University Press.
Ibrakhimovna, .Khamraeva Gulchekhra 2016. Benefits of implementation of pre-, while and
post reading activities in language learning. International Scientific Journal, no. 4.
Page 45-46
Japan Foundation. (2013). Marugoto Nihon no kotoba to bunka nyuumon A1 rikai.
Japan: Sanshusha.
Kuwana, Tomoki. 2016. Reading strategies used by high school japanese language
learners. Capstone Projects and Master's
Theses. 76. https://digitalcommons.csumb.edu/caps_thes_all/76
Sabet, M. K., Tahriri, A., Shirkoohi, S., R., (2018) The effect of two pre- task activities: Pre-
taught vocabulary and brainstorming on intermediate efl learners’ reading
comprehension. International Journal of Applied Linguistics & English Literature. Vol
7 Ed. 1. www.ijalel.aiac.org.au
The Reading process. Professional Development service for teachers.
http://www.pdst.ie/sites/default/files/Reading%20Booklet%20%20to%20circulate.p df,
diunduh 10 Juni 2014