NIJI
Jurnal Kajian Sastra, Budaya, Pendidikan dan Bahasa Jepang
Vol. 2, No. 1, Januari 2020, p-ISSN 2355-889X
https://doi.org/10.18510/jt.2021.xxx
http://jurnal.stibainvada.ac.id/
36
HUMOR MANZAI “
ダウンタウン
DOWNTOWN” DENGAN ANALISIS Script-based
Semantic Theory of Humor (SSTH) SALVATORE ATTARDO
Andi Abdul Khaliq Syukur
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing Invada
Nurlela
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing Invada
Putri Kusuma Sari
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing Invada
Riwayat Artikel:
Diterima Oktober 2019;
Direvisi Desember 2019;
Disetujui Januari 2020.
Abstrak
Penelitian ini menganalisis naskah humor manzai downtown dan menentukan karakteristik
dari humor manzai downtown. Data yang digunakan penelitian ini adalah teks dari naskah
dalam video manzai yang dibawakan oleh downtown. Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif kualitatif dan teori SSTH. Dekriptif kualitatif digunakan untuk menjabarkan data
sedangkan teori SSTH adalah digunakan untuk menganalisis humor melalui naskah leksikal,
overlapping, oposisi, Non-Bone-Fide (NBF), dan kompetensi humor peneliti. Berdasarkan
hasil penelitian, ditemukan tiga belas naskah humor yang didalamnya mengandung analisis
naskah leksikal, overlapping, oposisi dan mode komunikasi NBF. Pada analisis naskah
leksikal, ditemukan sembilan dengan subjek manusia dan empat data dengan subjek hewan
dan benda. Analisis overlapping pada downtown cenderung menggunakan overlapping total.
Analisis oposisi pada downtown menggunakan oposisi 1) normal versus abnormal, 2)
mungkin dan tidak mungkin, 3) aktual dan nonaktual. Lalu, Analisis mode komunikasi NBF,
cenderung menggunakan NBF karena terdapat pelanggaran prinsip Kerjasama.
Kata Kunci: Humor, Manzai, Downtown, SSTH Attardo.
Andi Abdul Khaliq Syukur, Nurlela, Putri Kusuma Sari
Humor Manzai “ダウンタウンDowntown” dengan Analisis Script-Based Semantic
Theory of Humor (SSTH) Salvatore Attardo
37
PENDAHULUAN
Humor adalah tindakan atau perkataan lucu secara lisan dan penglihatan secara
spontan yang bisa memancing tawa pendengar dan penontonnya (Maghfiroh, 2018). Salah
satu kajian yang membahas humor adalah linguistik humor (Setiyanto, 2018). Linguistik hu-
mor adalah esensialis atau teleologis (pendekatan sosiolinguistik) (Sri et al., 2021). Fakta ini
membedakan teori linguistik dari pendekatan sosiologis, sastra dan psikologis yang tidak
mementingkan hakikat dari pertanda lucu (Rokhmansyah, 2016), tetapi dengan kenyataan dari
hasil dan penerimaan mereka, serta perkembangan mereka (Khoiri, 2012).
Beberapa acara humor atau komedi di Jepang, seperti kyogen, rakugo, owarai dan
manzai menjadi salah satu acara yang digemari oleh masyarakatnya. Manzai merupakan seni
melawak yang mulai populer pada zaman Heian (794-1185) dan eksistensinya bertahan
sampai saat ini, hingga menjadi tren dikalangan masyarakat Jepang (Amin & Rasmuin, 2019).
Oleh karena itu, peneliti memilih manzai untuk menjadi bahan penelitiannya. Salah satu yang
paling digemari dalam pertunjukkan manzai adalah downtown (Masniari, 2018), yang
memiliki gaya humor yang sangat khas dan berbeda dari yang lain (Kasman & Supratman,
2019). Gaya humor yang dibawakannya adalah tsukkomi dan boke, manzai dan dialek Kansai.
Dua penelitian terdahulu yang berkaitan dengan kajian humor adalah Palupi (2014),
dan Anggraini (2014). Pertama, Palupi (2014) membahasa mengenai Bentuk dan Fungsi
Humor dalam Serial Drama Komedi Extra FrancisKarya Whitney Barros. Berdasarkan hasil
penelitian, Palupi menunjukkan bahwa dalam serial drama komedi Extra Français (Apsari,
2020), Episode 1 L’arrivée De Sam dan Episode 2 Sam Fait Du Shoppingmemiliki 10
bentuk humor, yaitu bentuk humor sebaris, dua baris, dialog, kalimat topik, surat, salah ucap,
permainan kata, interupsi, salah intonasi, dan pematah (Aisyah, 2018). Selain itu, pada
penelitian ini juga dijelaskan bahwa humor memiliki 3 fungsi (Pauziah et al., 2022), yaitu
sebagai sarana penghibur, sarana untuk mengkritik atau mengejek, dan sarana untuk
menyampaikan atau menjelaskan sesuatu secara lebih populer atau menarik (Pane, 2019).
Bentuk humor yang paling dominan adalah bentuk humor dialog (Suaib et al., 2019). Fungsi
humor yang paling dominan adalah fungsi humor sebagai sarana penghibur. Kedua,
Anggraini (2014) membahas tentang sisi humor melalui pragmatik yang terdapat dalam
Modern Family Season 4. Penelitian Anggraini mengungkap tiga temuan. Pertama, terdapat
empat jenis pelecehan pepatah yang digunakan oleh para karakter untuk menciptakan humor
di Modern Family Season 4, yaitu pepatah kuantitas, maksim kualitas, maksim relasi, dan
maksim santun. Dari empat pepatah, maksim kualitas cenderung digunakan untuk
Andi Abdul Khaliq Syukur, Nurlela, Putri Kusuma Sari
Humor Manzai “ダウンタウンDowntown” dengan Analisis Script-Based Semantic
Theory of Humor (SSTH) Salvatore Attardo
38
menciptakan humor karena ada beberapa cara untuk melanggar pepatah. Kedua, ditemukan
ironi, sindiran, sarkasme, pernyataan berlebihan, penghinaan diri, ejekan, balasan untuk
pertanyaan retoris, balasan cerdas untuk pernyataan serius, dan transformasi ekspresi beku
dalam menciptakan humor. Ketiga, terdapat empat fungsi humor, yaitu sebagai manajemen
sosial, dekomitment, mediasi, dan defungsionalisasi.
Pada penelitian ini juga membahas mengenai humor. Akan tetapi, agar berbeda
dengan penelitian sebelumnya, peneliti menggunakan teori linguistik humor dengan analisis
Script-based Semantic Theory of Humor (SSTH) yang dikembangkan oleh Salvatore Attaro
yang berfokus pada naskah. Teori SSTH Attardo (1994) membahas pembedahan dari analisis
naskah humor dan karakteristik humornya.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2005, p.
21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis
data penelitian. Data pada penelitian ini menggunakan teks dari naskah humor manzai
downtown yang peneliti dapat dari youtube berupa video manzai downtown berjumlah empat
video, yaitu Downtown's Friendship Account, Five Elements of Comedy, Pet Shop's Night
Time Secret, dan Immortal Hamada. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode
simak dan teknik catat. Menurut Sudaryanto (1998, p. 2) metode simak dilakukan untuk
menyimak penggunaan Bahasa. Menurut Sudaryanto (1998, p. 5) teknik catat adalah teknik
yang dilakukan dengan mencatat data dilanjutkan dengan mengklasifikasi data. Peneliti
menggunakan simak untuk menyimak video data. Simak-catat digunakan untuk menyimak
dan mencatat teks pada video yang mengandung humor. Pada analisis data menggunakan teori
SSTH dari Attardo.
HASIL DAN PEMBAHASAN
SSTH berfokus pada penelitian humor melalui naskah (Attardo, 1994, p. 207). Naskah yang
dimaksudkan dalam penelitian ini berupa naskah humor yang mengandung 1) naskah leksikal,
2) overlapping, 3) oposisi, dan 4) NBF (non-bona-fide) mode komunikasi.
1) Naskah
Menurut Attardo (1994, p. 198), Naskah atau skrip adalah kumpulan informasi yang
terorganisir tentang sesuatu. Ini adalah struktur kognitif yang diyakini oleh pembicara,
yang memberikan pembicara dengan jenis informasi yang mungkin berisi naskah. Hal
Andi Abdul Khaliq Syukur, Nurlela, Putri Kusuma Sari
Humor Manzai “ダウンタウンDowntown” dengan Analisis Script-Based Semantic
Theory of Humor (SSTH) Salvatore Attardo
39
penting dalam teori skrip adalah format dan isi skrip (Andor (1985), atau Tannen (1985),
dalam Attardo (1994, p. 200)). Skrip berisi mengenai informasi yang khas, seperti rutini-
tas secara umum untuk melakukan sesuatu.
2) Overlapping
Dalam overlapping Attardo (1994, p. 203), membaginya menjadi dua, yaitu; naskah total
dan naskah parsial. Naskah total adalah jika teks pertama, ditemukan kecocokan dengan
teks kedua. Sedangkan, naskah parsial adalah jika hanya menunjukkan sebagian teks dan
membutuhkan uraian yang menjelaskan teks pertama.
3) Oposisi
Oposisi atau Oppositeness terbagi menjadi tiga, yaitu oposisi aktual dan nonaktual,
normal dan abnormal, dan mungkin dan tidak mungkin. Attardo menyebut tiga bentuk
tersebut dengan oposisi situasi nyata dan tidak nyata.
4) NBF (non-bona-fide) Mode Komunikasi
Raskin (1985: 103) dalam Attardo (1994, p. 206) dalam bukunya, mengatakan bahwa ia
telah menekankan aspek penting dari SSTH adalah komponen pragmatis.
Dalam menganalisis SSTH dibutuhkan kemampuan kompetensi humor. Dengan demikian,
posisi peneliti mengambil peran sebagai pembaca ideal/ideal reader, sebagai bagian dari
kompetensi humor peneliti. Berikut adalah analisis humor dari empat video manzai
downtown, yaitu Downtown's Friendship Account, Five Elements of Comedy, Pet Shop's
Night Time Secret, dan Immortal Hamada.
1. Downtown's Friendship Account
Naskah dari downtown’s ini ditemukan tiga naskah lucu berdasarkan kompetensi humor
peneliti. Dari tiga naskah lucu tersebut peneliti hanya akan membahas satu naskah lucu
menurut kompetensi humor peneliti. Naskah downtown’s merupakan dialog antara Tsukkomi
Hamada dan Boke Matsumoto. Dialog tersebut membahas tentang kehidupan artis yang pelit,
dan tidak mau menggunakan uangnya untuk membeli barang mahal. Kontradiksi ini
digunakan untuk menghadirkan humor dalam dialog antara Hamada dan Matsumoto.
Andi Abdul Khaliq Syukur, Nurlela, Putri Kusuma Sari
Humor Manzai “ダウンタウンDowntown” dengan Analisis Script-Based Semantic
Theory of Humor (SSTH) Salvatore Attardo
40
Data 1
M : お二人が今まで買ったものが一番高いものは何でしょうか。
H : 僕はあんま高い買い物はしないですかね。
M : Barang apa yang paling mahal yang kamu beli sampai hari ini?.
H : Saya tidak benar-benar membeli barang-barang mahal.Berikut adalah
bentuk dari “Naskah Leksikal” yang terdapat pada dialog di atas:
Subjek: [+ Manusia] [+ Dewasa] [+ Artis] [+ Kaya]
Kegiatan: > Ekonomi
= Membeli barang mahal:
Seseorang datang ke Mall
Membayar barang tersebut
= Tidak membeli barang mahal:
Menyimpan uang
Seseorang yang tidak ingin membeli barang mahal
Memilih hanya barang yang dibutuhkan
Membeli barang yang tidak mahal
Tempat: > Toko barang mahal
= Mall
Waktu: > Bertahun-tahun
= Setiap minggu
= Setiap hari
= Segera
Kondisi: Tatap muka
Konteks dialog ini hadir dari pertanyaan Matsumoto kepada Hamada. Matsumoto
memiliki kecurigaan terhadap Hamada yang dia anggap terlalu hemat. Itu dapat diketahui dari
kelanjutan dialog di atas yang membahas tentang sikap hematnya ketika berjalan di Mall dan
ketika sedang berada di Restaurant. Sehingga, isi naskah downtown’s berisi dengan tuduhan
Matsumoto kepada Hamada. Sementara Hamada terus membela diri. Kutipan di atas
merupakan awal dari dialog naskah, dan merupakan pembuka dari lelucon downtown’s. Jadi,
berdasarkan kutipan dan konteksnya terdapat overlapping atau kesenjangan antara tuduhan
dari Matsumoto yang menganggap sikap Hamada teralu hemat walau sebagai artis yang
memiliki banyak uang, dan pembelaan dari Hamada yang selalu menggunakan uang.
Kesenjangan ini mampu menghadirkan humor bagi pembaca dan penontonnya.
Berdasarkan overlapping, maka naskah di atas termasuk ke dalam naskah parsial
yaitu, naskah yang hanya menunjukkan sebagian teks atau membutuhkan kejelasan dari teks
pertama (Suhardi, 2018). Jika, diletakkan dalam naskah total, maka naskah ini, tidak dapat
menjadi humor. Pembaca hanya dapat memahami humor tersebut, dalam pementasan karena
penuturnya merupakan artis yang dianggap kaya, yang memiliki uang oleh pembaca.
Andi Abdul Khaliq Syukur, Nurlela, Putri Kusuma Sari
Humor Manzai “ダウンタウンDowntown” dengan Analisis Script-Based Semantic
Theory of Humor (SSTH) Salvatore Attardo
41
Sehingga, ketika Hamada menjawab
僕はあんま高い買い物はしないですか
”Saya
tidak benar-benar membeli barang-barang mahal”. Ujaran ini mampu menjadi humor, di
dalam dari naskah. Bersifat parsial karena tidak benar-benar membeli barang mahal jika
diujarkan oleh seorang artis yang memiliki uang adalah overlapping di luar naskah. Pembaca
dan penonton dapat memaknainya dengan terlalu hemat atau pelit, sehingga menjadi humor.
Dari analisis overlapping, diketahui oposisi naskah pelit versus tidak pelit; hemat
versus tidak hemat. Pembaca dan penonton juga dapat melihat oposisi secara penuh teks
antara membeli versus tidak membeli. Akan tetapi oposisi membeli versus tidak membeli,
tidak menjadi lucu. Sebagaimana analisis sebelumnya, oposisi pelit versus tidak pelit; hemat
versus tidak hemat menjadi lucu karena Hamada sebagai artis yang memiliki banyak uang,
tidak membeli barang mahal.
Jika merujuk pada analisis NBF. Naskah di atas termasuk ke mode NBF, karena
menunjukkan pelanggaran prinsip kerjasama antara Hamada dan Matsumoto. Meskipun
Hamada sebagai artis terkenal, dan memiliki banyak uang namun, Hamada tidak pernah
membeli barang mahal, dan sedikit menggunakan uangnya menjadi NBF, dan menunjukkan
pelanggaran kerjasama. Sementara Matsumoto menganggap kalau orang yang mempunyai
banyak uang dan sebagai artis yang terkenal pastinya memiliki barang mahal. Pelanggaran
kerjasama ini, menghasilkan humor bagi pembaca dan penonton.
2. Five Elements of Comedy
Naskah dari five elements ini ditemukan lima naskah yang dianggap lucu berdasarkan
kompetensi humor. Dari lima data naskah lucu tersebut peneliti hanya akan membahas satu
naskah lucu menurut kompetensi humor peneliti. Naskah five elements merupakan dialog
antara Tsukkomi Hamada dan Boke Matsumoto. Dialog tersebut membahas tentang
pengetahuan Matsumoto mengenai lima unsur penting dalam humor. Kontradiksi ini
digunakan untuk menghadirkan humor dalam dialog antara Hamada dan Matsumoto.
Data 4
H : 料理も笑いも鉄人
てつじん
クラスの松本さんに質問です。料理にさしすせそ
があるように笑いにもさしすせそがあると聞きました。ごぞんじです
か。
M : まあ、ありますよね。それは。
H : あ、そうですか。
M : うまく、できたもんですよあのう日本語っていうのはね。
H : なるほど。
Andi Abdul Khaliq Syukur, Nurlela, Putri Kusuma Sari
Humor Manzai “ダウンタウンDowntown” dengan Analisis Script-Based Semantic
Theory of Humor (SSTH) Salvatore Attardo
42
M : 何だってさしすせそで出来上
できあ
がってますからね。
H : じゃ教えたって下さいよ。
M : 何がですか。
H : 笑いのさしすせそ。
H : Saya punya pertanyaan untuk master chef dan komedian, Matsumoto-san.
Meskipun ada lima bumbu dasar dalam masakan Jepang, apakah ada lima
unsur penting dalam komedi. Bolehkan ajari saya tentang lima unsur penting
dalam komedi itu?
M : Ahh, ada untuk lima unsur penting dalam komedi.
H : benarkah itu?
M : Ada hal itu di dalam Bahasa Jepang.
H : Begitu.
M : Apapun bisa dilakukan dengan vokal, sa-shi-su-se-so.
H : ok, lalu ajari dia.
M : Ajari mereka tentang apa?
H : Lima unsur penting dalam komedi yang kamu ketahui.
Berikut adalah bentuk dari “Naskah Leksikal” yang terdapat pada dialog di atas:
Subjek: [+ Manusia] [+ Dewasa] [+ Keahlian]
Kegiatan: > Pengetahuan
= Memasak
Seorang koki:
Mempelajari cara memasak di sekolah masak
Menjadi seorang koki
Memasak makanan yang dikuasai
= Bukan seorang koki:
Tidak mempelajari cara memasak
Tidak menjadi seoranng koki
Tidak memasak
= Mengetahui suatu hal
Menjelaskan hal tersebut
= Tidak mengetahui apapun
Tempat: > Sekolah Masak
= Kursus Masak
= Restoran
= Hotel
= Kedai
= Rumah
= Dimana saja
Waktu: > Setiap hari
= Segera
Kondisi: Tatap muka
Konteks dialog ini hadir dari Hamada yang menanyakan kepada Matsumoto. Hamada
menanyakan lima unsur terpenting dalam humor membuat Matsumoto menanyakan kembali
maksud dari Hamada. Naskah di atas merupakan awal dari penjelasan Matsumoto atas
Andi Abdul Khaliq Syukur, Nurlela, Putri Kusuma Sari
Humor Manzai “ダウンタウンDowntown” dengan Analisis Script-Based Semantic
Theory of Humor (SSTH) Salvatore Attardo
43
pertanyaan Hamada mengenai elemen terpenting dalam humor. Itu dapat diketahui dari
kelanjutan dialog di atas yang membahas tentang pengetahuan Matsumoto terhadap lima
unsur terpenting dalam humor. Kutipan naskah di atas merupakan awal dari penjelasan
jawaban dari Matsumoto dalam naskah five elements. Jadi, berdasarkan kutipan dan
konteksnya terdapat overlapping atau kesenjangan antara jawaban Matsumoto yang
mengetahui lima unsur penting dalam komedi, dan pertanyaan dari Hamada yang tidak
mengetahui lima unsur penting itu. Kesenjangan ini menghadirkan humor bagi pembaca dan
penontonnya.
Berdasarkan overlapping, maka naskah di atas termasuk ke dalam naskah parsial yaitu,
naskah yang hanya menunjukkan sebagian teks dan atau membutuhkan kejelasan dari teks
pertama. Jika, diletakkan dalam naskah total, maka naskah ini, tidak dapat menjadi humor.
Pembaca hanya dapat memahami humor tersebut, dalam pementasan karena penuturnya
merupakan seseorang yang mengetahui lima unsur penting dalam komedi oleh pembaca.
Sehingga, ketika Hamada menjawab
笑いのさしすせそ
“Lima unsur penting komedi yang
kamu ketahui”. Ujaran ini mampu menjadi humor, di dalam dari naskah. Bersifat parsial
karena Matsumoto yang mengetahui lima unsur komedi dan Hamada yang tidak
mengetahuinya itu adalah overlapping di luar naskah. Pembaca dan penonton dapat
memaknainya dengan terlalu tahu tentang lima unsur komedi.
Dari analisis overlapping, diketahui oposisi naskah tidak tahu versus tahu. Pembaca dan
penonton juga dapat melihat oposisi secara penuh teks antara dengar versus tidak dengar.
Akan tetapi oposisi dengar versus tidak dengar, tidak menjadi lucu. Sebagaimana analisis
sebelumnya, oposisi tidak tahu versus tahu menjadi lucu karena Matsumoto yang mengetahui
lima unsur komedi dan menjelaskannya kepada Hamada.
Jika merujuk pada analisis NBF. Naskah di atas termasuk ke mode BF, berdasarkan
komunikasi antara Matsumoto dan Hamada berjalan dengan baik menjadi BF, dan tidak
menunjukkan pelanggaran kerjasama. Matsumoto yang menanyakan apa yang harus ia
ajarkan dijawab Hamada dengan
笑いのさしすせそ
“Lima unsur penting komedi yang
kamu ketahui””. Dialog ini, termasuk ke dalam mode komunikasi BF dan tidak melanggar
prinsip kerjasama.
Jadi, berdasarkan analisis SSTH, naskah dianggap lucu melalui overlapping, dengan
Matsumoto yang mengetahui banyak hal tentang lima unsur komedi menjelaskan kepada
Hamada. Tetapi Hamada tidak mengetahui hal tersebut. Sehingga oposisi pada naskah
Andi Abdul Khaliq Syukur, Nurlela, Putri Kusuma Sari
Humor Manzai “ダウンタウンDowntown” dengan Analisis Script-Based Semantic
Theory of Humor (SSTH) Salvatore Attardo
44
menjadi: tidak tahu versus tahu. Selain itu, naskah merujuk pada analisis BF yang tidak
menunjukkan pelanggaran kerjasama secara overlapping parsial.
Pet Shop's Night Time Secret
Naskah dari pet shop’s ini ditemukan empat naskah yang dianggap lucu berdasarkan
kompetensi humor. Naskah pet shop’s merupakan dialog antara Tsukkomi Hamada dan Boke
Matsumoto. Dialog tersebut membahas tentang hewan dan benda yang dianggap bisa
bernyanyi pada saat malam hari. Kontradiksi ini digunakan untuk menghadirkan humor dalam
dialog antara Hamada dan Matsumoto.
Data 10
H : まあ。わかりませんわねそれまあ、しゃべってなかは分かりませんよ。
M : それはあのうあれでしょう電気屋でもそうでしょう夜中みんな帰ってから
からどんなか皆が。
H : Iya, saya tidak tahu tentang mereka yang berbicara di antara mereka sendiri.
M : Ini juga sama dengan toko elektronik di tengah malam saat semua sudah
pulang akan seperti apa barang-barangnya.
Berikut adalah bentuk dari “Naskah Leksikal” yang terdapat pada dialog di atas:
Subjek: [+ Benda] [+ Elektronik] [+ Musik]
Kegiatan: > Bernyanyi dan Berbica
= Alat elektronik yang bernyanyi:
Memilih alat elektronik yang akan bernyanyi
Memilih lagu yang akan dibawakan
Mendengar alat elektronik yang sudah ia pilih untuk bernyanyi
= Alat elektronik yang tidak bernyanyi
Tidak memilih lagu
Tidak menyanyikan lagu
= Alat elektronik yang berbicara
= Alat elektronik yang tidak berbicara
Tempat: > Toko alat elektronik
= Mall
= Pasar
Waktu: > Setiap tahun
= Setiap bulan
= Segera
Kondisi: Benda mati
Konteks dialog ini hadir dari Hamada yang menanyakan penjelasan Matsumoto
mengenai pet shop dan benda elektronik di toko pada malam hari. Naskah di atas merupakan
Hamada yang menanyakan kebenaran dari pet shop dan benda elektronik di toko pada malam
hari. Itu dapat diketahui dari kelanjutan dialog di atas yang membahas tentang Matsumoto
yang mengetahui keadaan pet shop pada malam hari. Kutipan naskah di atas merupakan
penjelasan jawaban dari Matsumoto dalam naskah pet shop’s. Jadi, berdasarkan kutipan dan
Andi Abdul Khaliq Syukur, Nurlela, Putri Kusuma Sari
Humor Manzai “ダウンタウンDowntown” dengan Analisis Script-Based Semantic
Theory of Humor (SSTH) Salvatore Attardo
45
konteksnya terdapat overlapping atau kesenjangan antara jawaban Matsumoto yang
menyatakan bahwa hewan di pet shop sama dengan benda yang ada toko elektronik bisa
berbicara dan bernyanyi, dan pertanyaan dari Hamada yang tidak mengetahui hewan
berbicara diantara hewan. Kesenjangan ini menghadirkan humor bagi pembaca dan
penontonnya.
Berdasarkan overlapping, maka naskah di atas termasuk ke dalam naskah total yaitu,
naskah yang mempunyai kecocokan antara teks pertama dengan teks kedua (Islamiyah &
Mujiyanto, 2022). Bersifat total karena dialog ini merupakan kelanjutan dari dialog
sebelumnya. Matsumoto yang mengetahui keadaan pet shop pada malam hari, dan
menceritakan keadaan di pet shop dan di toko elektronik pada malam hari. Pembaca dan
penonton dapat memaknainya dengan bisa atau hewan dan benda elektronik yang mempunyai
bakat.
Dari analisis overlapping, diketahui oposisi naskah tidak bisa versus bisa: tidak nyata
versus nyata. Pembaca dan penonton juga dapat melihat oposisi secara penuh teks antara
hewan versus tidak hewan; benda versus tidak benda. Akan tetapi oposisi hewan versus tidak
hewan; benda versus tidak benda, tidak menjadi lucu. Sebagaimana analisis sebelumnya,
oposisi tidak bisa versus bisa; tidak nyata versus nyata menjadi lucu karena hewan dan benda
elektronik bisa bernyanyi pada malam hari.
Jika merujuk pada analisis NBF. Naskah di atas termasuk ke mode NBF, karena
menunjukkan pelanggaran prinsip kerjasama antara Hamada dan Matsumoto. Hewan dan
benda elektronik yang notabennya tidak berbicara seperti manusia namun bisa bernyanyi
ketika malam menjadi NBF, dan menunjukkan pelanggaran kerjasama. Pelanggaran
kerjasama ini, menghasilkan humor bagi pembaca dan penonton.
Jadi, berdasarkan analisis SSTH, naskah dianggap lucu melalui overlapping, dengan
hewan di dalam pet shop dan benda elektronik di dalam toko elektronik, saat malam hari bisa
berbicara dan bernyanyi. Tetapi hewan dan benda elektronik tidak berbicara seperti manusia.
Sehingga oposisi pada naskah menjadi: tidak bisa versus bisa; tidak nyata versus nyata. Selain
itu, naskah merujuk pada analisis NBF yang menunjukkan pelanggaran kerjasama secara
overlapping total.
3. Immortal Hamada
Naskah dari immortal ini ditemukan satu naskah yang dianggap lucu berdasarkan
kompetensi humor. Naskah immortal merupakan dialog antara Tsukkomi Hamada dan Boke
Andi Abdul Khaliq Syukur, Nurlela, Putri Kusuma Sari
Humor Manzai “ダウンタウンDowntown” dengan Analisis Script-Based Semantic
Theory of Humor (SSTH) Salvatore Attardo
46
Matsumoto. Dialog tersebut membahas tentang kecelakaan bertubi-tubi yang dialami oleh
Hamada. Kontradiksi ini digunakan untuk menghadirkan humor dalam dialog antara Hamada
dan Matsumoto. Di dalam naskah immortal, naskah dianggap lucu karena Hamada mengalami
banyak kejadian sial atau kecelakaan yang pernah ia alami.
Data 13
M : お前一回ほら、車にひかれたことあるやろ、頭。
H : なにをあ、あるわ。
M : せうやろう。
H : でも、あたまひかれたんちゃうで。どこんどこんっていっただけ。
たばこ買うてこい、いわれてね、たたたっはしってパーっとこいろこ
けて、ばたーんやったら、ぶーってうしろからこうどっこんって一回
のったらやっぱり、運転手って分かるからハーっとかいうて、ばーっ
ときたら、俺泣いててんて、ずっと。
M : うーわ!。
H : ほんでこやって、大丈夫か。ぱーっといったら。
M : 大丈夫かないやろうお前。ほら大丈夫やないやろう。
H : や、本間大丈夫。やったやんで、じゃっていって走っていった
H : おれ今までいちばんひどいけがね、ここ、ブレーキがここ、つきさ
さたんですよ。
M : ブレーキがつきささるてどういう。
H : あのうこの自転車のこのしたのほう。
M : いつやん。
H : ここががーばー入ってこっちからぬけたんですよ。まがりかどこっ
ちからぱーっとはしったら、こっちからこうちゃりんこきてんのよ。
よう、あの、米やかなんかにのってるでっかいちゃりんこありますや
ん、こんなん。あれそおっさんが、わー走ってきて、ダーンぶっかっ
たひょうしに、ガバーいって、おくばおれるは、血ダラーだれてもう
大変やったんや。大丈夫かいうて。
M : みんな死んだ思たんや。
H : 死んだ思って、こんなんなってるから大丈夫か言うたら。それそれ
ってぬいてもうえーかげんしときやー、たったったったった。
M : Kepala kamu pernah tertabrak mobil sekali, bukan?.
H : Apa?. Ahh, Iya pernah.
M : Tuh kan?.
H : Kepala saya tebentur dua kali hingga terguling-guling. Seseorang yang
membeli rokok memanggil saya, saya berlari dan jatuh. Supir mobil itu
datang kepada saya. Setelah dia menabrak saya sekali, dia mungkin
menyadari dan melangkah keluar dari mobilnya. Dia keluar dari mobilnya
dan melihat saya seperti sedang menangis.
M : Uwahh..
Andi Abdul Khaliq Syukur, Nurlela, Putri Kusuma Sari
Humor Manzai “ダウンタウンDowntown” dengan Analisis Script-Based Semantic
Theory of Humor (SSTH) Salvatore Attardo
47
H : Dan dia bertanya. "Apakah kamu baik-baik saja?".
M : Tentu saja tidak baik-baik saja! kamu tidak baik-baik saja, bukan?
H : Saya baik, saya baik-baik saja. Lalu saya berkata “Seeya!” dan berlari
pergi…
H : Kecelakaan terburuk yang pernah saya alami adalah ketika rem sepeda saya
menembus pipi saya.
M : Apa yang kamu maksud dengan rem sepeda yang menembus pipi?
H : Iya, rem yang ada di bagian bawah sepeda.
M : Kapan kejadiannya?.
H : Rem masuk ke dalam mulut lalu menusuk pipi. Sebuah mobil dari samping
tiba-tiba berbelok di depan sepeda saya, saya tidak bisa berhenti tepat waktu
dan kami bertabrakan. Rem lalu menembus pipi saya. Gigi saya pun patah
dan darah terus mengalir itu benar-benar mengerikan. Lalu menanyakan
"Apakah kamu baik-baik saja?!".
M : Semua orang pasti mengira kamu sudah mati.
H : Saya berbaring dengan rem masih menempel di pipi. "Apakah kamu baik-
baik saja?!". Saya mengeluarkan rem dan berkata pada orang tua itu, “kamu
harus lebih berhati-hati”, dan berlari pergi lagi!.
Berikut adalah bentuk dari “Naskah Leksikal” yang terdapat pada dialog di atas:
Subjek: [+ Manusia] [+ Dewasa] [+ Kecelakaan]
Kegiatan: > Sosial
= Seseorang mengalami kecelakaan:
Seseorang sedang berjalan
Tertabrak mobil
Kepala terbentur
Dibawa ke rumah sakit
Menjalani pemeriksaan
Diberikan obat
Meminum dan sembuh
= Seseorang yang tidak mengalami kecelakaan
Tempat: > Tempat umum
= Jalan raya
= Lapangan bisbol
= Dimana saja
Waktu: > Setiap tahun
= Setiap bulan
= Setiap minggu
= Setiap hari
= Segera
Kondisi: Cedera fisik
Konteks dialog ini hadir dari cerita masa lalu Hamada. Dia mengalami berbagai macam
kecelakaan, tetapi tetap merasa baik-baik saja. Cerita masa lalu itu, diceritakan kepada
Matsumoto. Kutipan di atas merupakan awal dari cerita kecelakaan yang pernah dialami oleh
Andi Abdul Khaliq Syukur, Nurlela, Putri Kusuma Sari
Humor Manzai “ダウンタウンDowntown” dengan Analisis Script-Based Semantic
Theory of Humor (SSTH) Salvatore Attardo
48
Hamada. Jadi, berdasarkan kutipan dan konteksnya terdapat overlapping atau kesenjangan
antara pertanyaan dari Matsumoto yang menanyakan seharusnya itu tidak baik-baik saja, dan
sikap dari Hamada yang baik-baik saja walau sudah mengalami kecelakaan. Kesenjangan ini
menghadirkan humor bagi pembaca dan penontonnya.
Berdasarkan overlapping, maka naskah di atas termasuk ke dalam naskah total yaitu,
naskah yang mempunyai kecocokan antara teks pertama dengan teks kedua. Bersifat total
karena Hamada selalu menjawab
や、本間大丈夫。やったやんで、じゃっていって走っ
ていった
“Saya baik, saya baik-baik saja. Lalu saya berkata “Seeya!” dan berlari pergi”.
Hamada yang sudah mengalami kecelakaan namun selalu menjawab baik-baik saja menjadi
overlapping di dalam naskah. Pembaca dan penonton dapat memaknainya dengan terlalu kuat
atau baik-baik saja.
Dari analisis overlapping, pembaca dan penonton dapat melihat oposisi secara penuh
teks antara tidak kuat versus kuat menjadi lucu karena Hamada yang merasa dirinya baik-baik
saja setelah mengalami kecelakaan. Namun, oposisi baik-baik saja versus tidak baik-baik saja
menjadi lucu karena Hamada merasa dirinya baik-baik saja walau tertabrak mobil, kepalanya
terpukul papan bisbol dan kecelakaan sepeda yang ia alami.
Jika merujuk pada analisis NBF. Naskah di atas termasuk ke mode BF, karena tidak
menunjukkan pelanggaran prinsip kerjasama antara Hamada dan Matsumoto. Kondisi yang
sedang Hamada alami tidak menunjukkan keadaan yang baik-baik saja namun Hamada
bersikeras bahwa ia baik-baik saja. Sementara komunikasi berjalan dengan baik dan
menunjukkan BF. Dialog ini tidak menunjukkan pelanggaran prinsip kerjasama ini,
menghasilkan humor bagi pembaca dan penonton.
Jadi, berdasarkan analisis SSTH, naskah dianggap lucu melalui overlapping, dengan
Hamada yang mengalami kecelakaan bertubi-tubi. Tetapi Hamada masih menganggap dirinya
baik-baik saja. Sehingga oposisi pada naskah menjadi: kuat versus tidak kuat; baik-baik saja
versus tidak baik-baik saja. Selain itu, naskah merujuk pada analisis BF yang tidak
menunjukkan pelanggaran kerjasama secara overlapping total.
SIMPULAN
Dari analisis, terdapat tiga belas naskah humor menurut kompetensi humor peneliti.
Berdasarkan naskah leksikal, ditemukan Sembilan data yang menggunakan objek manusia
dan empat data yang menggunakan objek hewan dan benda elektronik. Berdasarkan analisis
Andi Abdul Khaliq Syukur, Nurlela, Putri Kusuma Sari
Humor Manzai “ダウンタウンDowntown” dengan Analisis Script-Based Semantic
Theory of Humor (SSTH) Salvatore Attardo
49
overlapping, terdapat tiga data yang menggunakan overlapping parsial dan 8 data yang
menggunakan overlapping total. Secara keseluruhan data, oposisi yang digunakan adalah
oposisi normal dan abnormal, oposisi mungkin dan tidak mungkin, dan oposisi aktual dan
nonaktual. Lalu, berdasarkan analisis NBF, cenderung menggunakan NBF karena terdapat
pelanggaran prinsip Kerjasama.
REFERENSI
Aisyah, Z. I. (2018). Bahasa Humor Dalam Tuturan Ketut Yoga Yudistira Pengisi Suara
Channel Youtube Kok Bisa. Bapala, 5(2), 1-11.
Amin, M., & Rasmuin, R. (2019). Dinamika kurikulum madrasah berbasis pesantren pada
abad ke-20: Analisis historis implementasi kurikulum madrasah. Tadbir: Jurnal Studi
Manajemen Pendidikan, 3(1), 1-16.
Apsari, D. T. N. (2020, October). Analisis wacana humor pada Novel Manusia Setengah
Salmon Karya Raditya Dika. In Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Sastra
Indonesia (SENASBASA) (Vol. 4, No. 1).
Islamiyah, D., & Mujianto, G. (2022). ANALISIS GILIR BICARA DALAM TUTURAN
LISAN PADA PEMBELAJARAN TEKS EDITORIAL DI SMK MUHAMMADIYAH
2 GENTENG. BAHTERA: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 21(2), 146-161.
Kasman, C., & Supratman, L. P. (2019). Gaya Komunikasi Arif Muhammad Dalam Serial
Youtube â œKeluarga Betiâ. eProceedings of Management, 6(2).
Khoiri, H. (2012). Penerimaan orang tua terhadap anak retardasi mental ditinjau dari kelas
sosial. Developmental and Clinical Psychology, 1(1).
Maghfiroh, N. (2018). Teknik humor dakwah KH. Imam Chambali dalam teori humor
Goldstein dan McGhee di program padhange ati JTV (Doctoral dissertation, UIN Sunan
Ampel Surabaya).
Masniari, P. (2018). Analisis Aktualisasi Diri Tokoh Tokunaga Dalam Proses Pencapaiannya
Menjadi Seorang Manzaishi Dalam Serial Drama Hibana: Sparks (Doctoral
dissertation, Universitas Darma Persada).
Pane, H. P. (2019). Humor Dalam Dakwah: analisis isi video komedi pada akun@
Nunuzoo (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya).
Pauziah, D. I., Adham, M. J. I., & Setiawan, H. (2022). ASPEK PRAGMATIK DALAM
WACANA HUMOR STAND UP COMEDY INDONESIA SEASON 7 DI KOMPAS
TV. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha, 12(2), 201-212.
Rokhmansyah, A. (2016). Pengantar gender dan feminisme: Pemahaman awal kritik sastra
feminisme. Garudhawaca.
Andi Abdul Khaliq Syukur, Nurlela, Putri Kusuma Sari
Humor Manzai “ダウンタウンDowntown” dengan Analisis Script-Based Semantic
Theory of Humor (SSTH) Salvatore Attardo
50
Setiyanto, E. (2018). Humor dalam rambu lalu lintas. Widyaparwa, 46(2), 99-111.
Sri, B., Hendar, E., & Veronika, P. (2021). Mengembangkan Kompetensi Komunikasi
Antarbudaya berbasis Kearifan Lokal untuk Membangun Keharmonisan Relasi Antar
Etnis dan Agama. BuatBuku. com.
Suaib, E., Rafli, Z., & Muliastuti, L. (2019). Tipe dan fungsi humor dalam acara Indonesia
Lawak Klub di Trans 7. Madah: Jurnal Bahasa dan Sastra, 10(1), 123-126.
Suhardi, U. (2018). Etika Komunikasi dalam Veda (Tinjauan Fenomenologi pada Era
Globalisasi). Jurnal Pasupati, 5(1), 61-103.