Yanti Hidayati, Aulia Arifbillah Anwar, Alfianne Shofia Wardah
Wakamono Kotoba dalam Serial Komik One Piece Volume 87-90 Karya Eiichiro Oda
(Kajian Sosiolinguistik)
e. Penurunan Kata Sifat
Pembentukan Wakamono Kotoba ini merupakan penurunan kata menjadi kata sifat dengan
menggunakan sufiks dengan akhiran (い), (っぽい), (チック), (フル) dan (レス).
f. Kata Kerja Majemuk
Cara pembentukan kata kerja majemuk yaitu dengan menyematkan variabel ~する pada
kata benda. Pengunaan kata kerja majemuk ini untuk memberikan kesan yang kuat pada kata
benda.
g. Kata Benda Majemuk
Pembentukan Wakamono Kotoba dengan menggunakan kata benda majemuk berfungsi
untuk mewakilkan keadaan subjek, dengan menambahkan kata 状態 joutai pada akhir kata.
Beberapa penelitian terdahulu yang sesuai dan dijadikan sumber referensi bagi penelitian
ini adalah penelitian milik Kuwamoto yang berjudul “Production and Stability of Wakamono
Kotoba” (Kuwamoto 2003). Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat 6 faktor
terjadinya Wakamono Kotoba, yaitu melalui peluasan penggunaan, adanya derivasi morfologi,
perubahan makna, ekspresi ambigu, ungkapan yang berlebihan, dan penyebaran bahasa
populer melaui media televisi dan media-media lainnya.
Penelitian berikutnya adalah penelitian yang berjudul “Penggunaan Wakamono Kotoba
dalam komik Bleach volume 50-52” (Silvani and Kartika 2015). Hasil dari penelitiannya adalah
jenis kata yang ditemukan pada Wakamono Kotoba tergolong kepada kata kerja, kata sifat,
kata benda, kata adverbia dan kata seru/interjeksi. Sedangakan proses pembentukannya
berasal dari pelepasan, kosakata pinjaman, bentuk singkatan huruf awal, kata kerja jadian,
pembentukan kata majemuk dengan menggunakan ~jyoutai dan perubahan bunyi.
Dalam pembentukan Wakamono Kotoba terdapat perubahan bunyi yang sering ditemukan
dalam komik One Piece. Perubahan bunyi tersebut dipengaruhi oleh perbedaan jumlah silabel
baru. Silabel adalah salah satu bunyi satuan bunyi bahasa. Dalam bahasa Jepang disebut
dengan onsetsu (Sudjianto 2004). Silabel dalam bahasa Jepang ditulis dengan huruf kana
(hiragana dan katakana), dan akan lebih jelas jika ditulis dengan huruf Latin, dapat dibagi
menjadi beberapa fonem, yaitu berbentuk kosonan, vokal, dan ada juga yang berbentuk semi
vokal. Silabel dalam bahasa Jepang dapat terbentuk dari susunan fonem sebagai berikut:
a. V (satu vokal), yaitu vokal-vokal /a/. /i/, /u/, /e/, dan /o/.
b. KV (satu konsonan dan satu vokal), misalnya silabel-silabel /ka/, /ki/, /ku/, /ke/,
/ko/, /sa/, /shi/, dan sebagainya.