NIJI
Jurnal Kajian Sastra, Budaya, Pendidikan dan Bahasa Jepang
Vol. 2, No. 1, Januari 2020, p-ISSN 2355-889X
https://doi.org/10.18510/jt.2021.xxx
http://jurnal.stibainvada.ac.id/
51
WAKAMONO KOTOBA DALAM SERIAL KOMIK ONE PIECE VOLUME 87-90
KARYA EIICHIRO ODA (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK)
Yanti Hidayati
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing Invada
Aulia Arifbillah Anwar
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing Invada
Alfianne Shofia Wardah
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing Invada
Riwayat Artikel:
Diterima September 2019;
Direvisi Desember 2019;
Disetujui Januari 2020.
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembentukan Wakamono Kotoba yang
terdapat dalam komik One Piece volume 87-90 karya Eiichiro Oda. Wakamono Kotoba
merupakan sebuah ragam variasi bahasa yang tidak terikat oleh struktur bahasa Jepang dan
sering digunakan oleh anak muda di Jepang sebagai bahasa pergaulan. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sedangkan metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dengan teknik catat dan observasi.
Penelitian mengambil sumber data yang berasal dari komik One Piece volume 87-90 dengan
data berupa wakamono kotoba. Setelah data direduksi terdapat 16 data yang akan dianalisis
berdasarkan teori pembentukan oleh Yonekawa dalam Keifun. Hasil dari penelitian 16 data
yang terdapat pada komik One Piece volume 87-90 berdasar pembentukannya terdapat 4
bentuk shoryaku, 9 bentuk keiyoushi, 2 bentuk shakuyou dan 1 bentuk gitaigo. Dari hasil
analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pembetukan wakamono kotoba yang terdapat
dalam komik One Piece volume 87-90 karya Eiichiro Oda didominasi oleh penurunan kata
sifat.
Kata kunci: Wakamono Kotoba, Komik, One Piece, pembentukan, sosiolinguistik.
Yanti Hidayati, Aulia Arifbillah Anwar, Alfianne Shofia Wardah
Wakamono Kotoba dalam Serial Komik One Piece Volume 87-90 Karya Eiichiro Oda
(Kajian Sosiolinguistik)
52
PENDAHULUAN
Bahasa anak muda atau yang dikenal di Jepang dengan istilah Wakamono Kotoba
(Syartanti 2018), didefinisikan oleh Yonekawa merupakan bahasa atau ungkapan khusus yang
digunakan oleh penutur dalam rentang usia 10-30 tahun dalam kehidupan sehari-hari
(Yonekawa 1997). Penggunaan Wakamono Kotoba dipopulerkan melalui sebuah pertunjukan
di televisi yang terus disebarluaskan dengan berbagai media seperti televisi, komik, maupun
majalah sehingga frekuensi penggunaannya semakin meningkat. Dari ketiga media tersebut,
komik merupakan suatu sarana yang digunakan untuk memunculkan eksistensi Wakamono
Kotoba sehingga ungkapan-ungkapannya menjadi populer dari tahun ke tahun (Laili 2012).
Dialog dengan menggunakan Wakamono Kotoba seringkali dijumpai dalam berbagai komik
Jepang, salah satu yang produktif adalah komik One Piece (Salsabila and Yulianti 2021).
Berdasarkan teori yang dipaparkan oleh Yonekawa dalam Keifun bahwa Wakamono
Kotoba memiliki beberapa tingkat pembentukan kosakata-kosakata yang tergabung ke dalam
Wakamono Kotoba (Keifun 2006). Berikut merupakan 7 faktor pembentukan Wakamono
Kotoba :
a. 擬態語・擬声語 (Gitaigo/Giseigo)
Gitaigo/Giseigo atau dalam bahasa Indonesia adalah tiruan bunyi (Onamatope).
Gitaigo/Giseigo sering ditemukan dalam komik-komik untuk menampilkan suasana dalam
gambar.
b. 借用 (Shakuyou)
Pada pembentukan Wakamono Kotoba ini anak-anak muda mengambil kosakata yang
berasal dari luar negara Jepang (Hermansyah and Hargo 2019). Mereka mengubah makna dan
membuat kosakata baru yang digunakan hanya untuk kepentingan bersenang-senang
(Setiyanti, Sumantri, and Dewanti 2022).
c. 省略 (Shoryaku)
Shoryaku merupakan pembentukan Wakamono Kotoba dengan cara menyingkat kosakata.
Cara penyingkatan kosakata terbagi menjadi tiga, yaitu penyingkatan di awal kata (Zaim
2015), penyingkatan di pertengahan kata, penyingkatan di akhir kata dan penyingkatan di kata
majemuk.
d. Penurunan Kata Kerja – Ru
Penurunan kata kerja –ru ini merupakan penurunan kata dari penyingkatan kata benda
yang berubah menjadi kata kerja dengan menambahkan silabel di akhir kata benda.
Yanti Hidayati, Aulia Arifbillah Anwar, Alfianne Shofia Wardah
Wakamono Kotoba dalam Serial Komik One Piece Volume 87-90 Karya Eiichiro Oda
(Kajian Sosiolinguistik)
53
e. Penurunan Kata Sifat
Pembentukan Wakamono Kotoba ini merupakan penurunan kata menjadi kata sifat dengan
menggunakan sufiks dengan akhiran (), (っぽい), (チック), (フル) dan (レス).
f. Kata Kerja Majemuk
Cara pembentukan kata kerja majemuk yaitu dengan menyematkan variabel ~する pada
kata benda. Pengunaan kata kerja majemuk ini untuk memberikan kesan yang kuat pada kata
benda.
g. Kata Benda Majemuk
Pembentukan Wakamono Kotoba dengan menggunakan kata benda majemuk berfungsi
untuk mewakilkan keadaan subjek, dengan menambahkan kata 状態 joutai pada akhir kata.
Beberapa penelitian terdahulu yang sesuai dan dijadikan sumber referensi bagi penelitian
ini adalah penelitian milik Kuwamoto yang berjudul Production and Stability of Wakamono
Kotoba(Kuwamoto 2003). Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat 6 faktor
terjadinya Wakamono Kotoba, yaitu melalui peluasan penggunaan, adanya derivasi morfologi,
perubahan makna, ekspresi ambigu, ungkapan yang berlebihan, dan penyebaran bahasa
populer melaui media televisi dan media-media lainnya.
Penelitian berikutnya adalah penelitian yang berjudul “Penggunaan Wakamono Kotoba
dalam komik Bleach volume 50-52” (Silvani and Kartika 2015). Hasil dari penelitiannya adalah
jenis kata yang ditemukan pada Wakamono Kotoba tergolong kepada kata kerja, kata sifat,
kata benda, kata adverbia dan kata seru/interjeksi. Sedangakan proses pembentukannya
berasal dari pelepasan, kosakata pinjaman, bentuk singkatan huruf awal, kata kerja jadian,
pembentukan kata majemuk dengan menggunakan ~jyoutai dan perubahan bunyi.
Dalam pembentukan Wakamono Kotoba terdapat perubahan bunyi yang sering ditemukan
dalam komik One Piece. Perubahan bunyi tersebut dipengaruhi oleh perbedaan jumlah silabel
baru. Silabel adalah salah satu bunyi satuan bunyi bahasa. Dalam bahasa Jepang disebut
dengan onsetsu (Sudjianto 2004). Silabel dalam bahasa Jepang ditulis dengan huruf kana
(hiragana dan katakana), dan akan lebih jelas jika ditulis dengan huruf Latin, dapat dibagi
menjadi beberapa fonem, yaitu berbentuk kosonan, vokal, dan ada juga yang berbentuk semi
vokal. Silabel dalam bahasa Jepang dapat terbentuk dari susunan fonem sebagai berikut:
a. V (satu vokal), yaitu vokal-vokal /a/. /i/, /u/, /e/, dan /o/.
b. KV (satu konsonan dan satu vokal), misalnya silabel-silabel /ka/, /ki/, /ku/, /ke/,
/ko/, /sa/, /shi/, dan sebagainya.
Yanti Hidayati, Aulia Arifbillah Anwar, Alfianne Shofia Wardah
Wakamono Kotoba dalam Serial Komik One Piece Volume 87-90 Karya Eiichiro Oda
(Kajian Sosiolinguistik)
54
c. KSV (satu konsonan, satu semi vokal, dan satu vokal), misalnya silabel-silabel
/kya/, /kyu/, /kyo/, /sha/, /shu/, /sho/, dan sebagainya.
d. SV (satu semi vokal dan satu vokal), yaitu silabel-silabel /ya/, /yu/, /yo/, dan /wo/.
Wakamono Kotoba merupakan sebuah kajian bahasa yang menyangkut siapa dan kepada
siapa bahasa tersebut dituturkan berdasarkan usia. Menurut (Sumarsono, 2014)usia akan
mengelompokan masyarakat menjadi kelompok kanak-kanak, kelompok remaja, dan
kelompok dewasa. Dengan demikian Wakamono Kotoba disebut sebagai bahasa anak remaja
dikarenakan penuturnya yang secara umum berada ditingkat sekolah menengah sampai
sekolah tinggi.
METODE PENELITIAN
Penelitian tentang Wakamono Kotoba ini dibahas dengan menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Menurut (Sutedi 2005:24) analisis deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah
untuk menjawab suatu permasalahan secara ilmiah. Dengan demikian, langkah-langkah
metode penelitian ini adalah menentukan rumusan masalah sesuai data yang ditemukan dalam
komik One Piece volume 87-90 karya Eiichiro Oda. Kemudian data-data tersebut
dikumpulkan sesuai dengan basis teori karakteristik Wakamono Kotoba oleh (Yamaguchi 2007).
Setelah data Wakamono Kotoba terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengkonfimasi
kebenaran data Wakamono Kotoba kepada penutur asli Wakamono Kotoba sebagai data
reduksi. Data yang telah direduksi akan dianalisis cara pembentukannya berdasarkan teori
Yonekawa dalam (Keifun 2006). Setelah dianalisis, data tersebut akan diuji keabsahan datanya
dengan mengkonfirmasikan kepada penutur asli bahasa Jepang. Dengan demikian akan
didapat hasil penelitian tentang Wakamono Kotoba dalam komik One Piece volume 87-90
karya Eiichiro Oda.
Pada penelitian ini teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah teknik simak
catat dan observasi. Menurut (Mahsun 2007:92) istilah menyimak dalam teknik simak catat tidak
hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa
secara tertulis. Teknik simak catat dilakukan dengan berbagai langkah berikut:
Yanti Hidayati, Aulia Arifbillah Anwar, Alfianne Shofia Wardah
Wakamono Kotoba dalam Serial Komik One Piece Volume 87-90 Karya Eiichiro Oda
(Kajian Sosiolinguistik)
55
1. Mengidentifikasi penggunaan bahasa yang terdapat dalam komik One Piece pada
volume 87-90 yang menggunakan bahasa Jepang yang dicampurkan dengan
bahasa asing.
2. Mengidentifikasi dialog yang sesuai dengan karakteristik Wakamono Kotoba.
3. Mengidentifikasi adanya kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Jepang.
Sehingga terlihat seperti kosakata baru.
Setelah data Wakamono Kotoba diidentifikasi maka selanjutnya digunakan teknik
observasi. Menurut Sutrisno dalam (Sugiyono 2013:145) observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua
diantara yang terpenting adalah proses proses pengamatan dan ingatan. Pada penelitian ini
observasi sebagai teknik digunakan untuk mengamati pola pola pembentukan Wakamono
Kotoba yang mucul dalam serial komik One Piece volume 87 90 berdasarkan teori
(Yamaguchi 2007) lalu data tersebut dikonfirmasikan kepada penutur asli Wakamono Kotoba.
Teknik ini berguna dalam mereduksi data Wakamono Kotoba yang akan dianalisis secara utuh.
Jumlah hasil reduksi data pada teknik observasi ini adalah 30 data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam pengklasifikasian data, penulis banyak menemukan data Wakamono Kotoba yang
sering terulang dalam percakapan. Oleh karena itu, penulis melakukan reduksi data dari
keseluruhan sehingga menghasilkan data sebanyak 30 data untuk dianalisis. Dari 30 data
Wakamono Kotoba yang ditemukan, penulis mengkategorikannya berdasarkan jenis
pembentukan Wakamono Kotoba. Adapun pengkategorian data berdasarkan 4 bentuk
Wakamono Kotoba yang sering muncul, yaitu Shouryaku, Keiyoushi, Shayou, dan Gitaigo.
Penamaan data akan digunakan dengan kode sebagai berikut :
Nama Bentuk
Kode
Shouryaku
SR
Keiyoushi
KY
Shakuyou
SY
Gitaigo
GT
Tabel Kode Singkatan Bentuk Wakamono Kotoba
Yanti Hidayati, Aulia Arifbillah Anwar, Alfianne Shofia Wardah
Wakamono Kotoba dalam Serial Komik One Piece Volume 87-90 Karya Eiichiro Oda
(Kajian Sosiolinguistik)
56
a. Shoryaku (Singkatan)
SR1
蹴散らしてまっすぐ進めばいいんじゃねェのか?
Kechirashite massugu susumeba iin jyane no ka ?
“Kalau aku tendang semua beres kan?”
(One Piece volume 87 chap. 874 p. 12)
Penyingkatan SR1 terjadi pada kata じゃねェ Jyaneyang berasal dari kata
じゃない Jyanai”. Penyingkatan tersebut terjadi di akhir kata, yang memperngaruhi
perubahan bunyi di akhir kata, yaitu merubah silabel「な」na menjadi silabel
「ね」 “ne". Penyingkatan Wakamono Kotoba tersebut dilakukan dengan cara
melepaskan silabel “a” dan “i” pada kata “jyanailalu menggantikannya dengan silabel
“e”. Penyingkatan kata ini berguna dalam memudahkan pengucapan kata tersebut dan
terdengar lebih fleksibel dalam berkomunikasi sesama teman sebaya.
SR2
何だとこんにゃろ!
Nandato Konnyaro !
“Apa-apaan b*j*ngan ini”
(One Piece vol. 88 chap. 884 p.8)
Bahasa singkatan yang diterapkan dalam SR2 adalah penggabungan dari 2
kosakata menjadi 1 frase, yaitu kata tunjuk この (kono) yang bermakna “ini” dan kata
野郎 (yarou) yang berarti “bajingan”. Penggabungan 2 kata tersebut termasuk ke dalam
bentuk penyingkatan Wakamono Kotoba. Dalam menyingkat kata tersebut silabel
(no) dalamこの (kono) diubah menjadi huruf (n). Kemudian untuk menyesuaikan
dengan kata sebelumnya, kata 野郎 (yarou) ditambahkan silabel (n) diawal kata,
menjadi Nyarou”. Pengucapan kata tersebut terlihat dipersingkat dengan
menghilangkan silabel “u” pada akhir katanya, sehingga menjadi kalimat baru
こんにゃろ (konnyaro).
Yanti Hidayati, Aulia Arifbillah Anwar, Alfianne Shofia Wardah
Wakamono Kotoba dalam Serial Komik One Piece Volume 87-90 Karya Eiichiro Oda
(Kajian Sosiolinguistik)
57
SR3
ウソまじキモイ
Uso maji kimoi
“Bohong, benarkah ? Menjijikan !”
(One Piece vol. 90 chap. 904 p.9)
Bentuk dari SR3 adalah singkatan, dengan cara menyingkat kalimat
まじですか? (maji desuka?) yang merupakan kalimat awal dari kataまじ (maji) yang
berarti “benarkah?”. Adapun beberapa kalangan anak muda yang menyebutkannya
dengan kata まじで (majide). Penyingkatan kata tersebut termasuk ke dalam
pembentukan Wakamono Kotoba: shouryaku. Cara pembentukannya adalah dengan
menyingkat kata ですか(desuka) atau すか (suka), menjadi kata まじ (maji) atau
まじで(majide).
SR4
ウソまじキモイ
Uso maji kimoi
“Bohong, benarkah? Menjijikan !”
(One Piece vol. 90 chap. 904 p.9)
SR3 dan SR4 merupakan satu contoh kalimat, namun memiliki dua
penyingkatan. Data (5) merupakan Wakamono Kotoba yang menyingkat dari dua kata
sifat yang berbeda. Yaitu kata 気持ち (kimochi) yang berarti “perasaan” dan kata 悪い
(warui) yang berarti “jelek”. Kata 気持ち悪い (kimochi warui) menggambarkan
ekspresi suasana hati yang buruk, atau tidak menyukai akan suatu hal. Akan tetapi
dalam bahasa slang anak muda mereka menyingkat kosakata teresebut agar lebih mudah
mengucapkannya. Penyingkatannya dilakukan dengan cara melepaskan silabel (chi)
pada kata 気持ち (kimochi), dan melepas kata わる(waru) dalam kata 悪い(warui).
Sehingga berubah menjadi kata きもい (kimoi), namun dalam penulisannya sering
ditulis dengan huruf katakana menjadi kata キモイ(kimoi). Hal itu guna memberikan
penegasan pada kata tersebut dengan pengungkapan secara ekspresif. Penyingkatan
tersebut menghasilkan makna yang berbeda, yang menjadi makna “menjijikan”.
Yanti Hidayati, Aulia Arifbillah Anwar, Alfianne Shofia Wardah
Wakamono Kotoba dalam Serial Komik One Piece Volume 87-90 Karya Eiichiro Oda
(Kajian Sosiolinguistik)
58
b. Keiyoushi (Penurunan Kata Sifat)
1. (
) Keiyoushi (Kata Sifat i)
KY1
ナミの作戦すごい!
Nami no sakusen sugoi !
“Rencana Nami hebat!
(One Piece volume 87 chap. 874 p. 9)
Dalam pembentukannya kata すごい (sugoi) termasuk ke dalam bentuk kata
sifat (i), yang berarti “hebat”. Selain kata すごい (sugoi), terdapat pula Wakamono
Kotoba dalam jenis yang sama dalam menggunakan kata tersebut, terhitung dalam
komik One Piece volume 87-90 terdapat 4 data yang menggunakan kata dasar すごい
(sugoi) , namun dalam pembentukan yang berbeda. Yaitu antara lain kata すげェ
(Suge), dalam data berikut :
KY2
すげーぞ ジンベエ!
Suge~zo Jinbee!
“Kau keren sekali, Jinbe!”
( One Piece volume 88 chap. 881 p. 7)
Pembentukan kata pada data KY2 berasal dari kata すごい (sugoi) seperti pada
data KY1. Namun pada data KY2 mengalami pembentukan yang berbeda, yaitu dengan
melepaskan silabel (i) dan mengganti silabel (go) menjadi silabel (ge),
sehingga menyebabkan perubahan bunyi dari kata asalnya. Kemudian di akhir kata
ditambahkan karakter “~”sebagai penekanan kata. Selain pembentukan pada data (8)
terdapat pula pembentukan penekanan kata lain yang menggunakan kata dasar すごい
(sugoi). Pembentukan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
KY3
うお、でかいのいる!
Uo, dekai no iru
Yanti Hidayati, Aulia Arifbillah Anwar, Alfianne Shofia Wardah
Wakamono Kotoba dalam Serial Komik One Piece Volume 87-90 Karya Eiichiro Oda
(Kajian Sosiolinguistik)
59
“Uwoo, besar sekali!”
(One Piece volume 89 chap. 899 p. 13)
Kata でかい (dekai) merupakan pembentukan Wakamono Kotoba dari
penurunan kata sifat (i). Sebenarnya kata でかい (dekai) ini bukan merupakan
Wakamono Kotoba secara khusus yang digunakan oleh anak muda, akan tetap terkait
dengan fungsinya yaitu hanya untuk bersenang-senang, maka kata でかい (dekai)
termasuk ke dalam Wakamono Kotoba. Data KY9 merupakan jenis Wakamono Kotoba
yang termasuk ke dalam Kyouchougo atau bahasa penekanan. Penekanan yang
dimaksudkan adalah penekanan secara ekspresif yaitu untuk menekankan dan
menggambarkan suasana pada kata selanjutnya.
KY4
うっさいわねクズ!あんたパンクハザードで子供たちに何をしたか覚え
てる?
Ussai wa ne kuzu! anta pankuhaza-do de kodomo tachi ni nani wo shitaka
oboeteru ?
Diam, sampah! Apa kau ingat apa yang sudah kau lakukan kepada anak-anak
itu di Punk Hazard ?”
(One Piece vol. 87 chap. 872 p. 17)
Kosakata 「うっさい」Ussaipada data KY4 jika diterjemahkan ke dalam
komik One Piece chapter 872 bermakna “diam”. Namun dalam arti sebenarnya adalah
diambil dari kosakata 「うるさい」Urusaiyang berarti “berisik”. Perbedaan makna
tersebut dipengaruhi oleh faktor lawan bicara dan konteks pembicaraan. Penyingkatan
ini dilakukan dengan cara membuang silabel dan menekankan kepada silabel “s”.
Data KY11 bermaksud untuk menyampaikan komunikasi kepada lawan bicara, agar
lawan bicara melakukan sesuatu atau berubah setelah pembicaraan usai sesuai dengan
maksud ungkapan tersebut.
Yanti Hidayati, Aulia Arifbillah Anwar, Alfianne Shofia Wardah
Wakamono Kotoba dalam Serial Komik One Piece Volume 87-90 Karya Eiichiro Oda
(Kajian Sosiolinguistik)
60
KY5
ヤバイ兄たちがいるわ!
Yabai anitachi ga iru wa!
Gawat.. Kakak-kakak ku ada di sana!”
(One Piece volume 87 chap. 876 p. 14)
Kata ヤバい (yabai) merupakan pembentukan Wakamono Kotoba dari
penurunan kata sifat (i). Biasanya penulisan kata ヤバい (yabai) menggunakan huruf
hiragana saja, namun dalam menggambarkan penegasan pengucapan tokoh pembicara
maka digunakan huruf katakana.
KY6
あ!危あねェっ
A
Abunee’!
“Waah! Hampir saja !”
(One Piece volume 88 chap. 882 p. 4)
KY6 dibentuk dengan cara melepaskan silabel (i) dan merubah bunyi kata dasar
危ない (abunai) menjadi 危ねェっ (abunee’). Perubahan bunyi terjadi pada perubahan silabel
(na) menjadi silabel (ne). Selain itu untuk menambahkan penegasan pada ungkapan
tersebut, di akhir kata ditambahkan huruf e berukuran kecil yang dituliskan menggunakan
huruf katakana (), sedangkan untuk kata yang ditekannya ditambahkan pula hurus tsu
berukuran kecil yang ditulis menggunakan huruf hiragana () setelah huruf () “e”.
2. (
)
Keiyoushi (Kata Sifat na)
KY7
バカ!おれはおれが甘かった
Baka ! Ore wa ... Ore ga amakatta
“Bodoh! Aku ... Aku terlalu naif”
(One Piece volume 90 chap. 902 p. 14)
Yanti Hidayati, Aulia Arifbillah Anwar, Alfianne Shofia Wardah
Wakamono Kotoba dalam Serial Komik One Piece Volume 87-90 Karya Eiichiro Oda
(Kajian Sosiolinguistik)
61
KY7 menggunakan penurunan kata sifat (na), yaitu yang terdapat pada
kosakata バカ (baka) yang berarti “bodoh” dan termasuk ke dalam jenis Wakamono
Kotoba: Kyouchougo atau penekanan kata. Penggunaan kata バカ (baka) pada kalimat
ini adalah untuk mengekspresikan diri sendiri, dengan menggambarkan kata “bodoh”
kepada dirinya, namun bukan dalam arti secara tertulis. Pembicara mengungkapakan
rasa penyesalan atas perbuatannya, sehingga ucapan tersebut terlontar.
KY8
さア、どうするゴミクズ共!死ぬか!戦うか!
Saa, dousuru gomikuzu domo ! Shinuka ! Tatakauka !
“Sekarang, apa yang akan kalian lakukan para sampah! Akankah kalian mati ?
atau bertarung ?”
(One Piece volume 90 chap. 904 p. 11)
Pembentukan kata pada KY8 menggunakan penurunan kata sifat (na), yaitu
yang diambil dari kata クズ (kuzu) yang berarti “sampah”. Penekanan kata dalam
kalimat KY8 dapat terlihat dengan menggunakan kata ゴミ (gomi) pada sebelum kata
クズ (kuzu). ゴミ (gomi) dan kata クズ (kuzu) keduanya memiliki arti “sampah”,
sehingga apabila keduanya digunakan secara bersamaan, maka pemaknaan kata
“sampah” tersebut menjadi lebih tegas dan lebih buruk. Penggunaan ucapan ini berlaku
kepada musuh atau lawan bicara yang tidak disenangi.
KY9
もうてめェらと会う事もないあばよバカ共アホ女!
Mou temera to au koto mo nai abayo baka domo aho onna!
“Sekarang jangan pernah perlihatkan wajah kalian lagi! Sampai jumpa bodoh !
Dan selamat tinggal wanita tua sialan !”
(One Piece volume 87 chap. 872 p. 18)
Pembentukannya termasuk kepada penurunan kata sifat (na). Tidak ada
perubahan dalam mengucapkan kata Wakamono Kotoba ini. Akan tetapi terjadi
pergeseran makna terhadap kata アホ (aho) atau adapula yang menulis dengan huruf
Yanti Hidayati, Aulia Arifbillah Anwar, Alfianne Shofia Wardah
Wakamono Kotoba dalam Serial Komik One Piece Volume 87-90 Karya Eiichiro Oda
(Kajian Sosiolinguistik)
62
hiragana あほ (aho) yang bermakna “dungu” berubah menjadi makna “sialan”.
Pergeseran makna dalam kalimat itu berdasarkan konteks ujaran dari pembicara.
Konteks yang dibicarakan adalah seorang wanita cerdik dan licik, yang sangat dibenci
oleh pembicara. Namun kosakata yang digunakan bukan kata ずるい (zurui)
melainkan menggunakan kata アホ (aho). Kata アホ (aho) disini bermakna sebagai
kata umpatan atau 悪口(waruguchi).
c. Shakuyou (Peminjaman)
SY1
だまれ!サバイバルだ!
Damare ! Sabaibaru da !
“Diam ! Ini namanya untuk bertahan hidup!”
( One Piece volume 87 chap. 872 p. 19)
Dalam pembentukannya SY1 termasuk ke dalam Shakuyou atau peminjaman.
Peminjaman tersebut berupa kata yang diambil dari bahasa inggris, kemudian
diterapkan ke dalam bahasa Jepang. Kata サバイバル (sabaibaru) diambil dari kata
Survival yang bermakna “bertahan hidup”. Bentuk peminjaman Wakamono Kotoba
ini sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh Yonekawa dalam Keifun (2016). Maka
data SY1 termasuk ke dalam jenis Wakamono Kotoba: Gairaigo atau bahasa asing
menurut teori Yamaguchi (2007).
SY2
ムリよ!サーフィンじゃあるまいし!
Muri yo ! Sa – fin jya arumaishi !
“Tidak mungkin! Kau bisa berselancar dengan benda ini!”
(One Piece volume 88 chap. 881 p. 4)
Berdasarkan pembentukannya, Wakamono Kotoba pada data SY2 tersebut
termasuk ke dalam bentuk Shakuyou atau peminjaman. Kata yang dipinjam adalah kata
yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu Survingyang memiliki makna “berselancar”,
yang kemudian diserap menjadi kataサーフィン (Sa~fin) dalam bahasa Jepang.
Yanti Hidayati, Aulia Arifbillah Anwar, Alfianne Shofia Wardah
Wakamono Kotoba dalam Serial Komik One Piece Volume 87-90 Karya Eiichiro Oda
(Kajian Sosiolinguistik)
63
d. Gitaigo (Bahasa Tiruan)
GT1
ああさんざん結婚式もウエディングケーキもムチャクチャ!
Aa sanzan kekkon shiki mo uedingu ke-ki mo muchakucha!
“Itu benar, jahat sekali! Upacara pernikahan dan kue pernikahan rusak !”
(One Piece volume 87 chap. 873 p. 1)
Dalam pembentukannya termasuk kepada bentuk Gitaigo yang dipaparkan oleh
Yonekawa dalam Keifun (2016), yaitu dengan menirukan suara benda yang “rusak”
dalam bahasa Jepang yakni dengan suara dalam bentuk penulisan ムチャクチャ
(muchakucha). Penggambaran suara “rusak” tersebut menjelaskan bagaimana suara
“kerusakan” yang terdengar oleh orang Jepang.
SIMPULAN
Hasil analisis Wakamono Kotoba yang terdapat dalam serial komik One Piece volume
87-90 dikategorikan berdasarkan pembentukannya. Wakamono Kotoba yang dianalisis
mengalami 4 proses pembentukan kata yang sesuai dengan basis teori Yonekawa (Keifun 2006),
yaitu Shouryaku (kata singkatan) diidentifikasi sejumlah 4 data, Keiyoushi (kata sifat)
diidentifikasi sejumlah 9 data, Shakuyou (kata pinjaman) diidentifikasi sejumlah 2 data, dan
Gitaigo (bahasa tiruan bunyi) diidentifikasi sejumlah 1 data. Dari ke empat proses
pembentukan tersebut, bentuk Keiyoushi yang dominan membentuk Wakamono Kotoba dalam
komik One Piece volume 87-90 karya Eiichiro Oda.
Yanti Hidayati, Aulia Arifbillah Anwar, Alfianne Shofia Wardah
Wakamono Kotoba dalam Serial Komik One Piece Volume 87-90 Karya Eiichiro Oda
(Kajian Sosiolinguistik)
64
REFERENSI
Hermansyah, Djaya, and Saptaji Hargo. 2019. “Jenis Dan Makna Wakamono Kotoba Bahasa
Jepang Pada Manga" Hoshino, Me Wo Tsubutte"(Hoshino, Close Your Eyes).” Pp. 131–
40 in Prosiding Seminar Hasil Penelitian Semester Ganjil 2018/2019. Vol. 7. Unsada.
Keifun, Shin. 2006. “Wakamono Kotoba Nii Tsuite.” Nihongo Nihon Bunka Kenshuu
Puroguramu Kenshuu Repooto Shuu Dai 22 Ki.
Kuwamoto, Y. 2003. “Production and Stability of Wakamono Kotoba.” Research Reports of
Akita National College of Technology 38:113–20.
Laili, Nurul. 2012. “Penggunaan Wakamono Kotoba Remaja Jepang.” Diglossia: Jurnal
Kajian Ilmiah Kebahasaan Dan Kesusastraan 3(2).
Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Salsabila, Hafidhah, and Vera Yulianti. 2021. “Penyempitan Dan Perluasan Makna Wakamono
Kotoba Yang Berkaitan Dengan Pandemi Covid-19.” JLA (Jurnal Lingua Applicata)
5(1):1–10.
Setiyanti, Anis, M. Syarif Sumantri, and Ratna Dewanti. 2022. Terampil Berbicara Bahasa
Ingris Melalui Mall Mobile Assisted Languge Learning. CV. AZKA PUSTAKA.
Silvani, Ayu, and Diana Kartika. 2015. “PENGGUNAAN WAKAMONO KOTOBA: KOMIK
BLEACH VOLUME 50-52.” Abstract of Undergraduate Research, Faculty of
Humanities, Bung Hatta University 2(3).
Sudjianto, Ahmad Dahidi. 2004. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta Pusat: Keisant
Blanc.
Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bnadung: Alfabeta.
Sutedi, Dedi. 2005. Pengatar Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Syartanti, Nadya Inda. 2018. “Kaitan Bunsetsu Dan Frasa Posposisi Subjek-Objek Dalam
Bahasa Jepang.” Ayumi 5(1).
Yamaguchi, Nakami. 2007. Wakamono Kotoba Ni Mimi O Sumaseba. Tokyo: Kondansha.
Yonekawa, Akihito. 1997. Wakamono Kotoba Jiten. Tokyo : Tokyodo Shuppan.
Zaim, M. 2015. “Pergeseran Sistem Pembentukan Kata Bahasa Indonesia: Kajian Akronim,
Blending, Dan Kliping.” Linguistik Indonesia 33(2):173–92.