NIJI
Jurnal Kajian Sastra, Budaya, Pendidikan dan Bahasa Jepang
Vol. 1, No. 2, Juli 2019, p-ISSN 2355-889X
https://doi.org/10.18510/jt.2021.xxx
http://jurnal.stibainvada.ac.id/
90
POLISEMI VERBA NOBIRU DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG
(KAJIAN SEMANTIK)
Nunik Nur Rahmi Fauzah
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing Invada
Diddah Annissa’atul S
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing Invada
Erika
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing Invada
Riwayat Artikel:
Diterima April 2019;
Direvisi Juni 2019;
Disetujui Juli 2019.
Abstrak:
Penelitian ini membahas tentang polisemi dari verba Nobiru dalam Bahasa Jepang. Verba
Nobiru sendiri di dalam kamus Kenji Matsura memiliki 6 arti. Kosakata bahasa Jepang yang
memiliki padanan makna yang beragam dalam bahasa Indonesia akan membuat pembelajar
bahasa Jepang kesulitan. Kesulitan tersebut akan sangat terasa dalam menerjemahkan dan
menentukan padanan makna yang sesuai dengan konteks kalimatnya. Oleh karena itu tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna dasar serta makna perluasan dari verba
nobiru yang berpolisemi.Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan deskriptif
kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan
kejadian yang ada, baik bersifat alami atau rancangan manusia, yang lebih memperhatikan
mengenai karakteristik, kualitas, kesinambungan antar kegiatan. Metode yang diterapkan dalam
proses pengumpulan data adalah metode simak yang diiringi dengan teknik catat. Pengumpulan
data dilakukan dengan menyimak kalimat yang mengandung verba nobiru yang diambil dari
sumber data berupa website shonagon dan easy japan edisi Januari, Februari, April 2019
kemudian mencatatnya. Terdapat sepuluh data kalimat bahasa Jepang dengan verba Nobiru.
Hasil dari penelitian ini adalah verba nobiru memiliki makna dasar tumbuh; panjang; dan
memanjang. Sedangkan makna perluasan dari verba nobiru adalah meningkat; pertumbuhan;
membentang; bertambah; menumbuhkan; meregang; serta meluas. Dari data yang telah
diuraikan dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 data dengan makna dasar dari verba nobiru,
serta 7 data dengan makna perluasan.
Kata kunci: nobiru, polisemi, verba, makna dasar, makna perluasan.
Nunik Nur Rahmi Fauzah, Diddah Annissa’atul S dan Erika
Polisemi Verba Nobiru dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Semantik)
91
PENDAHULUAN
Bahasa memudahkan manusia untuk menyampaikan suatu pendapat, misalnya pada
kehidupan dalam sekolah makna yang didengar oleh audiens sering menimbulkan
kesalahpahaman. Kunihiro menyatakan bahwa Polisemi (tagigo) adalah kata yang memiliki
makna lebih dari satu, dan setiap makna tersebut ada pertautannya (Sutedi, 2011, p. 161).
Sejalan dengan pendapat Chaer yang mengatakan bahwa sebuah kata atau satuan ujaran disebut
polisemi kalau kata itu mempunyai makna lebih dari satu (Chaer, 2014:301). Bentuk polisemi
juga dapat ditemukan dalam bahasa Jepang. Bagi para pembelajar bahasa Jepang, kosakata
merupakan salah satu hal penting yang harus dipelajari dan diingat.
Dalam konteks ini pembelajar bahasa Jepang akan kesulitan jika mendapati kosakata
bahasa Jepang yang memiliki padanan makna yang beragam dalam bahasa Indonesia dan
maksud yang ingin disampaikan melalui tulisan ataupun lisan. Keberagaman ini seringkali
membuat pembelajar bahasa Jepang kesulitan dalam menerjemahkan dan menentukan padanan
makna yang sesuai dengan konteks kalimatnya.
Salah satu kosakata bahasa Jepang yang berpolisemi adalah pada kelas kata verba atau
doushi. Doushi menurut Murakami dalam Sudjianto dan Dahidi merupakan salah satu kelas
kata dalam bahasa Jepang dengan ajektiva-i dan ajekiva-na menjadi salah satu jenis yoogen.
Kelas kata ini dipakai untuk menyatakan aktivitas, keberadaan, atau keadaan sesuatu
(Sudjianto, 2004, p. 149)
Salah satu verba yang berpolisemi adalah nobiru. Dalam kokugojiten menyatakan bahwa
verba nobiru memiliki empat makna, yaitu :
1. Seichou suru ‘memiliki makna pertumbuhan’
2. Taka ku naru ‘memiliki makna lebih tinggi’
3. Hatten suru ‘memiliki makna mengembangkan’
4. Sakan ni naru ‘memiliki makna berkembang’.
(Akira, 1992)
Sedangkan dalam kamus Kenji Matsura verba nobiru memiliki arti terentang; memanjang;
diundurkan; tumbuh dan berkembang (Matsura Kenji, 1994, p. 792).
Dari makna-makna diatas dapat kita pahami bahwa verba ini memiliki berbagai padanan
makna dalam bahasa Indonesia. Keberagaman makna verba ini dapat pula dilihat dari contoh
berikut :
(1) 足の爪は一ヶ月にどのくらい伸びるのですか。
Ashi no tsume wa i-kagetsu ni dono kurai nobiru no desuka.
Nunik Nur Rahmi Fauzah, Diddah Annissa’atul S dan Erika
Polisemi Verba Nobiru dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Semantik)
92
‘Berapa lama kuku kaki anda tumbuh dalam sebulan?’
(Https://Shonagon.Ninjal.Ac.Jp/29 Januari 2020, 10:45)
(2) 売り上げが年々伸びる
Uriage ga nennen nobiru.
‘Penjualan meningkat dari tahun ke tahun.’
(Https://Shonagon.Ninjal.Ac.Jp/ 29 Januari 2020, 10:45)
Pada contoh kalimat tersebut, kata yang digarisbawahi merupakan polisemi dari verba
nobiru. Contoh data (1) memiliki makna ‘tumbuh’ yang termasuk kedalam makna dasar.
Contoh data (2) memiliki makna ‘meningkat’ yang termasuk kedalam makna perluasan. Dari
semua contoh diatas bisa kita lihat bahwa verba nobiru mengandung lebih dari satu makna,
maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai polisemi verba nobiru.
Makna dasar (kihon-gi) merupakan makna asli yang dimiliki oleh suatu kata. Makna asli
yang biasa dipakai sekarang. Sedangkan makna perluasan (ten-gi) makna yang muncul sebagai
hasil perluasan dari makna dasar, di antaranya akibat penggunaan secara kiasan atau majas
(hiyu) (Sutedi, 2011, p. 132).
Penelitian serupa mengenai polisemi verba dalam bahasa jepang pernah diteliti oleh
(Retnoningrum, 2015) dalam skripsinya berjudul Analisis Makna Verba Dasu Sebagai Polisemi
Bahasa Jepang. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa makna verba dasu mempunyai 1 makna
dasar dan 13 makna perluasan. Sedangkan (Elye, 2017) dalam skripsinya Analisis Penggunaan
Polisemi Verba Kiru Pada Kalimat Bahasa Jepang menyatakan bahwa verba kiru memiliki 9
makna, yaitu (1) memutuskan hubungan atau ikatan sesuatu memisahkan; (2) membatasi
sesuatu; (3) melakukan hingga lelah, melakukan sesuatu sampai akhir; (4) menghalangi lawan
dengan menempatkan batu pada papan permainan sugoroku; (5) memulai sesuatu dari awal,
berinisiatif; (6) mengubah arah tujuan; (7) lebih kecil dari angka yang ada; (8) menyisihkan
sesuatu yang tidak memenuhi standar; (9) melakukan terlebih dahulu.
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu yang menunjukkan hasil makna yang beragam
dari sebuah verba, maka peneliti bermaksud untuk mengetahui makna dasar dan makna
perluasan yang terkandung dalam verba nobiru. Data dari penelitian ini adalah kalimat yang
mengandung verba nobiru yang terdapat dalam sumber data dari website shonagon dan aplikasi
easy japan.
Nunik Nur Rahmi Fauzah, Diddah Annissa’atul S dan Erika
Polisemi Verba Nobiru dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Semantik)
93
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan deskriptif kualitatif. Mahsun
menyatakan bahwa metode penelitian merupakan cara penelitian yang di dalamnya mencakup
bahan atau materi penelitian, alat, jalan penelitian, variabel, dan data yang hendak disediakan,
serta analisis data (Mahsun, 2007, p. 72). Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk
mendeskripsikan dan menggambarkan kejadian yang ada, baik bersifat alami atau rancangan
manusia, yang lebih memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, kesinambungan antar
kegiatan.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik simak dan catat, yaitu
penulis menyimak kalimat dan mencatat kalimat yang mengandung verba nobiru dalam website
shonagon dan artikel easy japan. Teknik catat adalah teknik yang dilakukan dengan mencatat
data kemudian dilanjutkan dengan mengklasifikan data (Sudaryanto, 1998, p. 5).
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan metode padan translasional yang
menggunakan teknik pilah unsur penentu sebagai teknik dasar dan teknik hubung banding
sebagai teknik lanjutannya. Menurut Sudaryanto metode padan translasional adalah metode
atau cara yang digunakan dalam upaya menentukan kaidah dalam tahap analisis data yang alat
penentunya bahasa lain (Sudaryanto, 1998:15).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini menggunakan simak dan catat, yaitu penulis meyimak kalimat dan
mencatat kalimat yang megandung verba nobiru dengan kalimat yang terdapat pada sumber
data yaitu website (Https://Shonagon.Ninjal.Ac.Jp/, n.d.) shongon dan artikel pada aplikasi easy
japan (Https://Easyjapanese.Net/, n.d.). Dari data tersebut ditemukan beberapa makna dari
verba nobiru sebagai berikut.
A. Makna Dasar
1. Tumbuh
(1) このグラフを見ておりますと、日本では投資信託に対しまして非常に
伸びる
のでは
ないかというふうなことを感じております。
Kono gurafu o mite orimasu to, Nihonde wa tōshi shintaku ni taishimashite hijō ni
nobiru kanōsei mo ami node wanai ka to iu fūna koto o kanjite orimasu.
‘Melihat grafik ini, saya merasa bahwa di Jepang ada kemungkinan bahwa
kepercayaan investasi dapat tumbuh lebih signifikan’.
(Https://Shonagon.Ninjal.Ac.Jp/, 29 Januari 2020, 10:45)
Nunik Nur Rahmi Fauzah, Diddah Annissa’atul S dan Erika
Polisemi Verba Nobiru dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Semantik)
94
Pada kalimat (1) verba nobiru pada kalimat Kono gurafu o mite orimasu to, Nihon dewa
tōshi shintaku ni taishimashite hijō ni nobiru bermakna tumbuh. Makna tersebut merupakan
makna dasar dari verba nobiru. Pada proses tumbuh dalam kalimat (1) mengalami perubahan
kuantitas, sehingga objek yang tadinya sedikit menjadi berkembang lebih banyak jumlahnya.
Dalam konteks kalimat tersebut subjek menyakini bahwa grafik dalam investasi di Jepang akan
tumbuh lebih signifikan dari yang sebelumnya, karena subjek telah banyak mencari tahu dalam
akses internet maupun secara langsung.
2. Memanjang
(2) 赤く塗られたヘルメットには、先端が丸くなった坊城の突起が何本も放射状に
伸び
形でくっついています。
Akaku nura reta herumetto ni wa, sentan ga maruku natta boujou no tokki ga nanhon
mo houshajou ni nobiru katachi de kuttsuite imasu.
‘Helm, dicat merah, memiliki sejumlah tonjolan berbentuk batang memanjang
dengan ujung bulat yang terpasang secara radial’.
(Https://Easyjapanese.Net/17 Juli 20:37, 2020)
Pada kalimat (2) verba nobiru pada kalimat tersebut bermakna memanjang. makna tersebut
merupakan makna dasar dari verba nobiru. Pada kalimat tersebut makna memanjang merujuk
pada sejumlah tonjolan yang berbentuk memanjang. Dalam kalimat tersebut menjelaskan
bahwa seorang yang sengaja membuat helm dengan berbentuk virus. Seseorang sengaja
membuatnya dengan tampak mirip aslinya, ia membuat helm itu seolah virus sesungguhnya.
Hal ini ia lakukan agar warga setempat tetap waspada dengan virus yang sedang melanda
diwilayah itu.
3. Panjang
(3) 走行距離が
伸びる
と若干燃費もよくなります。
Sōkō kyori ga nobiru to jakkan nenpi mo yoku narimasu.
‘Semakin panjang jarak tempuh, semakin hemat penggunaan bahan bakar’.
(Https://Shonagon.Ninjal.Ac.Jp/29 Januari 2020, 10:45)
Pada kalimat (3) verba nobiru pada kalimat Sōkō kyori ga nobiru to jakkan nenpi mo yoku
narimasu bermakna panjang. Makna tersebut merupakan makna dasar dari verba nobiru. Pada
dasar nya kata panjang dalam kalimat ini berarti jauh. Dalam kalimat tersebut menjelaskan
bahwa ketika membawa kendaraan dalam 1 kali perjalanan jauh lebih menghemat bahan bakar
dibandingkan dengan sering menggunakannya namun jaraknya dekat.
Nunik Nur Rahmi Fauzah, Diddah Annissa’atul S dan Erika
Polisemi Verba Nobiru dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Semantik)
95
B. Makna Perluasan
1. Meningkat
(4) 最新の研究成果に触れつつ,どうしたら日本人の英語力が
伸びる
のかを考え番組構
成でした。
Saishin no kenkyū seika ni furetsutsu, dōshitara nihonjin no eigoryouku ga nobiru
no ka o kangaeru bangumi kōseideshita.
‘Program ini menyentuh pada hasil penelitian terbaru dan berpikir tentang bagaimana
meningkatkan keterampilan bahasa Inggris orang Jepang’.
(Https://Shonagon.Ninjal.Ac.Jp/ 4 Februari 2020, 13:12)
Pada kalimat (4) verba nobiru pada kalimat Saishin no kenkyū seika ni furetsutsu, dōshitara
nihonjin no eigodjikara ga nobiru no ka o kangaeru bangumi kōseideshita bermakna
meningkatkan. Makna tersebut merupakan makna perluasan dari makna dasar tumbuh. Pada
kalimat tersebut penelitian yang telah dilakukan ternyata membuat subjek berfikir dan mencari
tahu bagaimana meningkatkan keterampilan bahasa Inggris orang Jepang. Dalam proses
tersebut subjek ingin melakukan suatu tindakan yang mana dapat membuat orang jepang mahir
dalam berbahasa Inggris.
2. Pertumbuhan
(5) これからどこまで
伸びる
かわからない。と書いて、読者の読む気を誘る。
Korekara doko made nobiru ka wakaranai. To kaite, dokusha no yomu ki o sasotte
iru.
‘Saya tidak tahu seberapa jauh pertumbuhan untuk mendorong minat pembaca untuk
membacanya’.
(Https://Shonagon.Ninjal.Ac.Jp/ 14 Juni 2020, 20:31)
Pada kalimat (5) verba noberu pada kalimat korekara doko made nobiru ka wakaranai
bermakna pertumbuhan. Makna tersebut merupakan makna perluasan dari makna dasar
tumbuh. Pada proses pertumbuhan dalam kalimat tersebut subjek ingin melakukan sesuatu
untuk mendorong minat orang untuk lebih sering membacannya. Dalam konteks kalimat disini
subjek ingin membuat gebrakan untuk menarik minat pembaca untuk membaca buku karangan
yang subjek buat, namun dalam situasi ini subjek mengalami kesulitan karena tidak bisa melihat
bagaimana grafik minat pembaca setiap harinya.
3. Menumbuhkan
Nunik Nur Rahmi Fauzah, Diddah Annissa’atul S dan Erika
Polisemi Verba Nobiru dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Semantik)
96
(6) 髪の毛を切りすぎてしまったんですが、早く髪の毛が
伸びる
方法ってないですか?。
Kaminoke o kiri sugite shimatta ndesuga, hayaku kaminoke ga nobiru hōhō ttenaidesu
ka?
‘Saya terlalu sering memotong rambut. Apakah ada cara untuk menumbuhkan
rambut dengan cepat?’
(Https://Shonagon.Ninjal.Ac.Jp/ 15 Juni 2020, 19:40)
Pada kalimat (6) verba nobiru pada kalimat kaminoke o kiri sugite shimatta ndesuga, hayaku
kaminoke ga nobiru hōhō ttenaidesu ka bermakna menumbuhkan. Makna tersebut merupakan
makna perluasan dari makna dasar tumbuh. Pada konteks kalimat tersebut adalah subjek ingin
agar rambutnya cepat panjang, namun disisi lain ia juga terlalu sering memotong rambutnya.
4. Membentang
(7) 気象庁によりますと、西日本から東日本に伸びる前線に向かって暖かく湿った空気
が流れ込んでいる影響で、西日本と東日本で大気の状態が不安定になり、各地で雨
雲が発達しています。
Kishouchou ni yorimasu to, nishinihon kara higashinihon ni nobiru zensen ni mukatte
atatakaku shimetta kuuki ga nagarekonde iru eikyou de, nishinihon to higashinihon de
taiki no joutai ga fuantei ni nari, kakuchi de amagumo ga hattatsu shite imasu.
‘Menurut badan meteorologi Jepang, udara hangat dan lembab mengalir kearah depan
dan membentang dari Jepang barat ke Jepang Timur, menyebabkan ketidakstabilan
atmosfer di Jepang barat dan Jepang timur. Yang mengakibatkan perkembangan awan
hujan di berbagai daerah.
(Https://Shonagon.Ninjal.Ac.Jp/ 14 Juni 2020, 20:31)
Pada kalimat (7) verba nobiru pada kalimat Kishouchou ni yorimasu to, nishinihon kara
higashinihon ni nobiru zensen ni mukatte atatakaku shimetta kuuki ga nagarekonde iru eikyou
de memiliki makna membentang. Makna tersebut merupakan makna perluasan dari makna
dasar memanjang. Dalam konteks tersebut subjek menginformasikan bahwa udara hangat dan
lembab mengalir kearah depan dan membentang ke bagian Jepang barat dan Jepang timur,
namun hal itu juga akan membuat lapisan bumi atau atmosfer tidak stabil. Pada proses
membentang dalam kalimat tersebut terjadi perubahan cuaca di negara Jepang.
5. Meregang
(8) この半透明の塊をかきまわすと豊富な粘質物が生まれ、この粘質物の糸は数メート
ルにも 伸びる。
Nunik Nur Rahmi Fauzah, Diddah Annissa’atul S dan Erika
Polisemi Verba Nobiru dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Semantik)
97
Kono han tōmei no katamari o kakimawasu to hōfuna nenshitsubutsu ga umare, kono
nenshitsubutsu no ito wa sū mētoru ni mo nobiru.
‘Pengadukan massa bening ini menghasilkan lendir yang melimpah, dan benang lendir
ini meregang selama beberapa meter’.
(Https://Shonagon.Ninjal.Ac.Jp/ 4 Februari 2020, 11:32)
Pada kalimat (8) verba nobiru pada kalimat kono han tōmei no katamari o kakimawasu to
hōfuna nenshitsubutsu ga umare, kono nenshitsubutsu no ito wa mētoru ni mo nobiru
memiliki makna meregang. Makna tersebut merupakan makna perluasan dari makna dasar yaitu
tumbuh. Pada proses pengadukan dalam konteks tersebut yang menyebabkan suatu
kerenggangan (meregang) pada objek itu sendiri. Dalam kalimat tersebut terjadi perubahan
bentuk pada objek karena dalam situasi ini objek mengalami keregangan.
6. Bertambah
(9) 部数が伸びる限り、投資した金は活きてくる。
Busuu ga nobiru kagiri, toushi shita kin wa ikite kuru.
ʻSelama eksemplar salinan bertambah, uang yang diinvestasikan menjadi
bertambah’.
(Https://Shonagon.Ninjal.Ac.Jp/ 29 Januari 2020, 10:45)
Pada kalimat (9) verba nobiru pada kalimat busuu ga nobiru kagiri, toushi shita kin wa ikite
kuru memiliki makna bertambah. Makna tersebut merupakan makna perluasan dari makna
dasar yaitu tumbuh. Pada proses bertambah dalam kalimat tersebut mengalami perubahan
kuantitas. Dalam kalimat tersebut menggambarkan seorang nasabah yang rajin menyetorkan
uang untuk diinvestasikan sehingga nasabah tersebut mendapat keuntungan bertambah pula
uang yang akan kita dapat di waktu mendatang.
7. Meluas
(10) 気象庁によりますと、九州付近を通って日本の東に伸びる梅雨前線に向かって、
かく湿った空気が流れ込んでいるため、西日本を中心に大気の状態が不安定になっ
ていて、九州には発達した雨雲がかかっています。
Kishouchou ni yorimasu to, kyuushuu fukin o kayotte nihon no azuma ni nobiru tsuyu
zensen ni mukatte, atatakaku shimetta kuuki ga nagarakonde iru tame, nishinihon o
chuushin ni taiki noo joutai ga fuantei ni natte ite, kyuushuu ni wa hattasu shita
amagumo ga kakatte imasu.
‘Menurut Badan Meteorologi Jepang, udara hangat dan lembab mengalir menuju
bagian depan musim hujan yang meluas ke timur Jepang melalui sekitar Kyushu,
Nunik Nur Rahmi Fauzah, Diddah Annissa’atul S dan Erika
Polisemi Verba Nobiru dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Semantik)
98
sehingga kondisi atmosfer menjadi tidak stabil terutama di Jepang barat, dan telah
berkembang di Kyushu’.
(Https://Easyjapanese.Net/ 17 Juli 22:27, 2020)
Pada kalimat (10) verba nobiru pada kalimat tersebut bermakna meluas. Makna tersebut
merupakan makna perluasan dari makna dasar yaitu memanjang. Pada kalimat tersebut
mengalami perubahan iklim cuaca. Dalam konteks kalimat tersebut Badan Meteorologi Jepang
menyerukan bahwa udara hangat meluas ke timur Jepang melalui sekitar kota Jepang, dan
pemerintah Jepang berpesan agar tetap berjaga-jaga karena perubahan iklim yang sedang
kurang stabil dan agar berhati-hati terhadap bencana yang berhubungan dengan banjirr daratan
dan banjir disungai.
SIMPULAN
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa verba nobiru memiliki makna dasar dan makna
perluasan. Data yang telah dianalisis berjumlah sepuluh data. Terdapat tiga data kalimat Bahasa
Jepang dengan verba Nobiru yang termasuk pada makna dasar. Serta, terdapat tujuh data
kalimat Bahasa Jepang dengan verba Nobiru yang termasuk pada makna perluasan. Adapun
makna dasar dari verba nobiru yaitu, tumbuh; panjang; dan memanjang. Sedangkan untuk
makna perluasan, yaitudari verba nobiru, yaitu meningkat; pertumbuhan; membentang;
bertambah; menumbuhkan; meregang; serta meluas.
Nunik Nur Rahmi Fauzah, Diddah Annissa’atul S dan Erika
Polisemi Verba Nobiru dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Semantik)
99
REFRENSI
Akira, M. (1992). Kokugojiten [dai hachi ban]. Tokyo : Obunsha.
Chaer, A. (2014). Linguistik Umum. Jakarta: PT Rhineka Cipta.
Elye, S. (2017). Analisis Penggunaan Polisemi Verba Kiru
(切る)
Pada Kalimat Bahasa
Jepang. Universitas Hasanudin Makasar.
https://easyjapanese.net/. (n.d.).
https://shonagon.ninjal.ac.jp/. (n.d.).
Mahsun. (2007). Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Matsura Kenji. (1994). Kamus Bahasa Jepang-Indonesia.
Retnoningrum, N. (2015). ANALISIS MAKNA VERBA DASU (
出す
) SEBAGAI POLISEMI
DALAM BAHASA JEPANG. UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.
Sudaryanto. (1998). Metode Linguistik (Bagian Kedua Metode dan Aneka Teknik Pengumpulan
Data).
Sudjianto, A. D. (2004). Pengantar linguistik bahasa jepang. In Jakarta: Kesaint Blanc. Keisant
Blanc.
Sutedi, D. (2011). Dasar Dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung : Humaniora.