NIJI
Jurnal Kajian Sastra, Budaya, Pendidikan dan Bahasa Jepang
Vol. 2, No. 2, Juli 2020, p-ISSN 2355-889X
https://doi.org/10.18510/jt.2021.xxx
http://jurnal.stibainvada.ac.id/
1
PENGGUNAAN GAYA BAHASA KIASAN DALAM FILM DORAEMON
“PETUALANGAN NOBITA DI BENUA ANTARTIKA KACHI KOCHI”
(KAJIAN STILISTIKA)
Citra Dewi
Institut Pendidikan dan Bahasa (IPB) Invada Cirebon
Nunik Nur Rahmi F
Institut Pendidikan dan Bahasa (IPB) Invada Cirebon
Devi Permata Sari
Institut Pendidikan dan Bahasa (IPB) Invada Cirebon
Riwayat Artikel:
Diterima November 2020;
Direvisi Desember 2020;
Diterima Januari 2021.
Abstrak
Penelitian ini membahas tentang Penggunaan Gaya Bahasa Kiasan dalam film Doraemon
“Petualangan Nobita di Benua Antartika Kachi Kochi”. Tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan bentuk gaya bahasa kiasan yang terdapat pada Film Doraemon “Petualangan
Nobita di Benua Antartika Kachi Kochi”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dan teknik
catat dan dianalisis dengan menggunakan teori Kenichi. Sumber penelitian ini berupa Film
Doraemon “Petualangan Nobita di Benua Antartika Kachi Kochi”. Hasil dari penelitian ini
didapatkan bahwasannya terdapat 5 jenis gaya bahasa kiasan diantarannya 1) simile, 2)
metonomia, 3) personifikasi, 4) metafora, 5) ironi.
Kata kunci: Gaya Bahasa Kiasan,, Film, Doraemon, Benua Antartika Kachi Kochi
Citra Dewi, Nunik Nur Rahmi F dan Devi Permata S
Penggunaan Gaya Bahasa Kiasan dalam Film Doraemon “Petualangan Nobita di Benua
Antartika Kachi Kochi” (Kajian Stilistika)
2
PENDAHULUAN
Secara umum gaya bahasa merupakan salah satu unsur penunjang dalam sebuah karya
sastra (Hasanah et al., 2019) dan sangat berkaitan dengan unsur-unsur yang lain. Penggunaan
gaya bahasa secara khusus seperti gaya bahasa kiasan dalam karya sastra mampu
memengaruhi pembaca untuk dapat mengetahui ide pengarang yang nampak dalam tulisannya
(Lalanissa & Nazaruddin, 2017). Melalui gaya bahasanya, pengarang juga bisa membawa
pembaca untuk ikut merasakan perasaan (Arsy et al., 2017) dan ekspresinya baik itu rasa
senangnya maupun rasa marahnya yang ia tuangkan dalam tulisannya (Mahyuddin et al.,
2021).
Penelitian tentang gaya bahasa sudah pernah dilakukan oleh banyak mahasiswa di
berbagai universitas di Indonesia untuk penulisan skripsi (Manunggal & Christiani, 2018). Namun
sampai saat ini belum ada yang menggunakan objek material animasi film Doraemon sebagai
bahan penelitian gaya bahasa (Anis, 2021).
Berikut ini beberapa hasil penelitian yang terkait dengan permasalahan yang sama,
diantaranya penelitian yang dilakukan adalah pertama penelitian dari (Alamsyah, . 2017) .
Skripsi yang berjudul “analisis gaya bahasa dan diksi pada lirik lagu album the power source
milik judy n mary (Kajian Stilistika)”. Penelitian ini membahas tentang penggunaaan gaya
bahasa dan diksi yang memperindah bahasa dalam lagu yang disampaikan oleh pengarang
(Setiawati et al., 2021). Teori yang digunakkan adalah teori stilistika yang dikemukakan Ratna
dan menggunakan metode deskriptif kualitatif (Mertha et al., 2022). Penelitian ini
menggunakan sumber data dari album The Power source dengan 10 judul lagu yaitu
sobakasu, classic, birthday song, kaze ni fukarete
風に吹かれて
, happy, pinky, great escape,
kujira 12 gou /
12
,Kiss no Ondo / Kiss
の温度
, Lovely Baby. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat 28 data dengan 6 jenis gaya bahasa yaitu metafora (10 data)
(Lestari & Aeni, 2018), simile (6 data) personafikasi (6 data), oksimoron (4 data), sinestisia (1
data), hiperbola (1 data) (Junita et al., 2022). Dan terdapat 12 data dengan 3 jenis kata diksi
yaitu kata denotatif (8 data), konotatif (2 data), pemakaian kata asing (2 data) (Renovriska &
Fitriana, 2022).
Skripsi yang berjudul “Gaya Bahasa Dalam Cerpen Aki No Ame 『秋の雨Karya
Yasunari Kawabata”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis gaya bahasa dan fungsi
gaya bahasa kiasan yang digunakan dalam cerpen Aki No Ame terdapat pada kumpulan
cerpen Tenohira no Shousetsu (Cerita-cerita telapak tangan) yang diterbitkan pada tahun
Citra Dewi, Nunik Nur Rahmi F dan Devi Permata S
Penggunaan Gaya Bahasa Kiasan dalam Film Doraemon “Petualangan Nobita di Benua
Antartika Kachi Kochi” (Kajian Stilistika)
3
1989. Teori yang digunakan mengacuh teori gaya bahasa dalam bahasa Jepang oleh Seto
Kenich (Halibanon & Setiawan, 2020)i.Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
studi pustaka untuk memperoleh data-data kualitatif dan mengunakan metode simak
catat.Dari penelitiannya disimpukan bahwa terdapat 18 data dengan 9 jenis gaya bahasa yaitu
simile (1 data), personafikasi (2 data), meiosis (4 data), retorical question (1 data), metonomia
(1 data), implikasi (4 data), reticence (2 data), repetisi (2 data), klimaks (1 data).Selanjutnya
terdapat 4 fungsi bahasa dalam Cerpen Aki No Ame yaitu menjelaskan, memperkuat,
menghidupkan objek mati, dan menstimulasi.
Gaya bahasa dalam bahasa Jepang disebut 比喩 (hiyu) . Gaya bahasa banyak terdapat di
dalam novel, puisi, lirik lagu, film dan juga karya-karya lainnya (Ismail et al., 2020). Sejalan
dengan pendapat (Keraf, 2016, p. 113), gaya bahasa merupakan cara mengungkapkan pikiran
melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (Susiati,
2020). Lebih lanjut disebutkan bahwa sebuah gaya bahasa yang baik harus mengandung tiga
unsur, meliputi kejujuran, sopan-santun, dan menarik (Ardin et al., 2020).
Sejauh pengamatan penulis, masih belum ada penelitian tentang gaya bahasa dalam
animasi film Doraemon, yang sering banyak dijumpai oleh penulis adalah penelitian
mengenai novel, puisi dan lirik lagu. Oleh karena itu penulis berfikir untuk melakukan
penelitian tentang gaya bahasa yang terdapat dalam animasi film, penulis memilih animasi
film Doraemon yang berjudul Petualangan Nobita di Benua Antartika Kachi Kochi.
Penggunaan gaya bahasa pada animasi film Doraemon akan dijabarkan dalam penelitian yang
berjudul Penggunaan Gaya Bahasa Kiasan Dalam Film Doraemon “Petualangan Nobita di
Benua Antartika Kachi Kochi”.
Penggunaan gaya bahasa pada film Doraemon sekilas dapat dimengerti, namun jika
diperhatikan terdapat kata-kata tersirat (Muhammad, 2015) dan bahasa-bahasa kiasan yang
maknanya sulit dipahamisecara langsung. Oleh karena itu film ini perlu dikaji lebih detail
agar pesan tersampaikan dengan baik oleh para pencinta anime.
Terkait dengal hal tersebut, berikut adalah contoh gaya bahasa yang terdapat dalam film
Petualangan Nobita di Benua Antartika.
(1) デザートにしましょうボムプディン。
Dezaato ni shimashou bomupudingu yo.
‘Ayo kita makan makanan penutupnya, ada puding bom loh.’
(Fujio, 2017)
Citra Dewi, Nunik Nur Rahmi F dan Devi Permata S
Penggunaan Gaya Bahasa Kiasan dalam Film Doraemon “Petualangan Nobita di Benua
Antartika Kachi Kochi” (Kajian Stilistika)
4
Setelah Nobita dan yang lainnya tiba di Benua Antartika, mereka berkunjung ke rumah
Karla, Karla adalah penduduk asli Benua Antartika. Nobita dan yang lainnya dihidangkan
dengan makanan yang unik dan juga enak, Karla menyajikan makanan penutup yaitu puding
bom. Dari ungkapan (1) pada menit 0.1:03:02.83-1:03:05.41 terdapat majas metafora, yaitu
membandingkan dua hal secara langsung tidak menggunakan kata seperti, bagaikan. Terdapat
pada kata bomupudingu arti bom disini bukan makna yang sebenarnya karena tekstur puding
yang kenyal dan ketika dimakan pipi menjadi menggebul seperti ada gas yang meledak
dimulut layaknya bom.
Dari kutipan di atas berfungsi untuk menjelaskan gambaran mengenai bentuk dan rasa
makanan yang disajikan oleh Karla. Agar penonton bisa membayangkan bentuk dan tekstur
puding yang sangat kenyal sehingga bisa disamakan dengan bom.
(2) 今⽇はもう遅いから 明⽇改めて氷⼭のあった場所へ⾏ってみよう。
Kyō wa mōosoi kara ashita aratamete hyōzan no atta basho e itte miyou.
‘Hari sudah gelap, kita akan kembali ke gunung es lagi besok’.
(Fujio, 2017)
Setelah Nobita dan yang lainnya bersenang-senang dan bermain di Benua Antartika
mereka akhirnya pulang ke Jepang tetapi Nobita menemukan dan membawa benda yang
sangat misterius. Giant penasaran dan ingin kembali ke sana saat itu juga tetapi Doraemon
langsung berkata hari sudah gelap kita akan kembali ke gunung es lagi besok. Dari ungkapan
(2) menit 0:15:40.84-0:15:43.57 terdapat majas metonimia, yaitu mempergunakan sebuah
kata untuk menyatakan suatu hal yang lain. Terdapat pada kata osoi, menunjukkan bahwa
waktu sudah hampir malam, arti gelap disini adalah hari yang akan berakhir semua kegiatan
akan berhenti. Dari kalimat ini gelap dan malam mempunyai pertalian yang sangat dekat.
Dari kutipan di atas berfungsi untuk menjelaskan situasi dan kondisi di dalam cerita.
Digambarkan dengan suasana yang sudah gelap atau hari yang sudah lambat menunjukkan
bahwa suasana tersebut sudah malam dan semua aktivitas akan berakhir.
Selain contoh kalimat-kalimat tersebut masih banyak ungkapan di dalam film Doraemon
pada judul Petualangan Nobita di Benua Antartika yang memiliki makna gaya bahasa kiasan
yang tersembunyi dan bisa ditelaah melalui sebuah penelitian ilmiah. Oleh karena itu penulis
ingin meneliti gaya bahasa kiasan dalam film Doraemon “Petualangan Nobita di Benua
Antartika Kachi Kochi”.
Citra Dewi, Nunik Nur Rahmi F dan Devi Permata S
Penggunaan Gaya Bahasa Kiasan dalam Film Doraemon “Petualangan Nobita di Benua
Antartika Kachi Kochi” (Kajian Stilistika)
5
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Tujuan penelitian
deskriptif adalah membuat pecandraan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-
fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Suryabrata, 2002, p. 18). Metode penelitian
kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada
kondisi yang alamiah (natural setting), disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada
awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya,
disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat
kualitatif (Sugiono, 2017, p. 8).
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah film Doraemon “Petualangan
Nobita di Benua Antartika Kachi Kochi” berupa dialog atau naskah tersebut dan membahas
mengenai gaya bahasa kiasan. Penulis mengambil film Doraemon Petualangan Nobita di
Benua Antartika Kachi Kochi” karena di film tersebut terdapat data yang mewakili gaya
bahasa kiasan yang diteliti oleh penulis.
Dalam suatu penelitian, metode dan teknik pengumpulan data merupakan suatu langkah
penting yang harus dilakukan untuk mengumpulkan data. Dengan menentukan alat
pengumpulan data yang tepat dan sesuai, maka data yang diperoleh akan lebih akurat,
lengkap, dan repersentatif untuk diolah dan dianalisis. Jadi, dalam penelitian ini proses
pengumpulan datanya penulis menggunakan metode simak dengan menggunakan teknik catat
sebagai teknik lanjutannya.
Metode simak dilakukan untuk menyimak penggunaan bahasa. Istilah menyimak disini
tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa
secara tertulis (Mahsun, 2012, p. 92). Metode ini memiliki teknik dasar yang berupa teknik
sadap. Maksud teknik sadap disini adalah menyadap penggunaan bahasa, baik secara lisan
maupun tulisan. Dalam praktiknya, teknik sasap ini diikuti dengan teknik lanjutan, yaitu
teknik simak libat cakap, teknik simak bebas cakap, teknik simak bebas libat cakap, dan
teknik catat (Mahsun, 2012, p. 93).
Metode simak dalam penelitian ini menggunakan teknik lanjutan berupa tenik catat.
Teknik catat digunakan sebagai teknik dalam pengumpulan data. Teknik catat adalah mencatat
beberapa bentuk yang relevan bagi penelitiannya dari penggunaan bahasa secara tertulis
(Mahsun, 2012, p. 93).
Langkah-langkah pada teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
Citra Dewi, Nunik Nur Rahmi F dan Devi Permata S
Penggunaan Gaya Bahasa Kiasan dalam Film Doraemon “Petualangan Nobita di Benua
Antartika Kachi Kochi” (Kajian Stilistika)
6
1) Menonton dan mentranskrip film Doraemon “Petualangan Nobita di Benua Antartika Kachi
Kochi”.
2) Mencari dan mengumpulkan data berupa tuturan-tuturan yang terdapat dalam film
Doraemon “Petualangan Nobita di Benua Antartika Kachi Kochi” yang terdapat gaya
bahasa kiasan.
3) Mengkategorikan data ke dalam bentuk kalimat yang mengandung fungsi gaya bahasa
yang akan dianalisis. Dalam hal ini penulis akan menganalisis mengenai gaya bahasa
kiasan dalam film Doraemon “Petualangan Nobita di Benua Antartika Kachi Kochi”.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. 直喩“Chokuyu” (Simile)
Ungkapan yang menunjukan persamaan secara langsung yang ditunjukan pada kalimat
[seperti] akan sering kali ada di setiap titik.
(1) でも氷が⽔飴みたいに動くなんて想像つかないな。
Demo kōri ga mizuame mitai ni ugoku nante sōzō tsukanai na
‘Tapi aku tidak bisa membayangkan esnya bergerak seperti sirup’
(Fujio, 2017)
Pada ungkapan (1) pada menit 0:20:00.24-0:20:05.08 ini menunjukkan adanya penggunaan
gaya bahasa kiasan simile. Diidentifikasi dengan adanya kata (みたい)mitai yang artinya
“seperti”, yang berfungsi sebagai penanda perbandingan langsung. みたいmitai berfungsi
untuk membandingkan antara frase Kōri yang berarti “es” sebagai objek yang dituju yang
akan dibandingkan dengan objek yang lain 水飴mizuame yang berarti “sirup”.
(2) 氷が星みたい。
Kōri ga hoshi mitai
Esnya seperti bintang’
(Fujio, 2017)
Pada ungkapan (2) pada menit 0:30:43.17-0:30:46.50 ini menunjukkan adanya penggunaan
gaya bahasa kiasan simile. Diidentifikasi dengan adanya kata (みたい)mitai yang artinya
“seperti”, yang berfungsi sebagai penanda perbandingan langsung. みたいberfungsi untuk
Citra Dewi, Nunik Nur Rahmi F dan Devi Permata S
Penggunaan Gaya Bahasa Kiasan dalam Film Doraemon “Petualangan Nobita di Benua
Antartika Kachi Kochi” (Kajian Stilistika)
7
membandingkan antara frase Kōri yang berarti “es” sebagai objek yang dituju yang akan
dibandingkan dengan objek yang lain hoshi yang berarti bintang”, perumpamaan ini berasal
dari suatu kejadian yang menyebabkan dua hal yang berbeda tadi terlihat sama, dikarenakan
es yang terpecah dan berterbangan dengan sangat mengkilapdi langityang gelap membuat
ribuan es tersebut terlihat seperti bintang yang sedang menerangi bumi.
(3) すごく怒ってたみたいだけど。
Sugoku okotteta mitaidakedo
Sepertinya dia kelihatan sangat marah’
(Fujio, 2017)
Pada ungkapan (3) pada menit 0:38:45.33-0:38:47.40 menunjukkan gaya bahasa persamaan
atau simile didentifikasi dengan adanya kata (みたい)mitai yang artinya “seperti”, yang
berfungsi sebagai penanda perbandingan langsung. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan
すごく怒ってたみたいだけどyang artinya “sepertinya dia sangat marah” di dalam kalimat
ini tidak ada kata objek yang dituju, pengarang hanya menampilkan ekspresi wajah yang
dilihat ekspresi tersebut menunjukkan seseorang sedang marah dan tingkah laku yang secara
tiba-tiba menyerang tanpa tau alasannya.
(4) チーズのような マシュマロのような。
Chīzu no yōna mashumaro no yōna
‘Seperti marsmallow seperti keju
(Fujio, 2017)
Pada ungkapan (4) pada menit 0:58:51.90-0:58:54.11 menunjukkan gaya bahasa persamaan
atau simile. Diidentifikasi dengan adanya kata ようなyouna yang artinya “seperti”, yang
berfungsi sebagai penanda perbandingan langsung. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan
チーズのような マシュマロのような yang artinya ‘Seperti marsmallow seperti keju’ di
dalam kalimat ini tidak ada kata objek yang dituju, pengarang hanya menampilkan ekspresi
wajah Suneo yang sedang menikmati makanan yang Karla suguhkan. Makanan itu seperti
marsmallow atau manisan kenyal bertekstur seperti busa yang lembut dan rasanya enak
seperti keju yang meleleh.
Citra Dewi, Nunik Nur Rahmi F dan Devi Permata S
Penggunaan Gaya Bahasa Kiasan dalam Film Doraemon “Petualangan Nobita di Benua
Antartika Kachi Kochi” (Kajian Stilistika)
8
b. 換喩“Kanyu” (Metonimia)
Ungkapan atau metode dasar untuk menunjuk pada hubungan yang berdekatan dengan hal-hal
di dunia merujuk pada seseorang.
(5) 地球全体厚い厚い氷に包まれてたことがあるんだ。
Chikyū zentai atsui atsui kōri ni tsutsuma re teta koto ga aru nda
‘Seluruh bumi sudah dibungkus oleh tebalnya es’
(Fujio, 2017)
Pada ungkapan (5) pada menit 0:15:40.84-0:15:43.57
地球全体厚い厚い氷に包まれてたことがあるんだ(Chikyū zentai atsui atsui kōri ni
tsutsuma re teta koto ga aru nda) ‘Seluruh bumi sudah dibungkus oleh tebalnya es.
Merupakan makna kias yang memiliki makna yang menggambarkan bahwa permukaan
seluruh bumi sudah tertutup oleh es yang merupakan akumulasi endapan salju yang
jumlahnya cukup banyak. Dari kata 厚い厚い氷 (atsui atsui kōri) yang artinya es yang tebal,
dengan ditandai frase 包まれてた (tsutsuma re teta) yang artinya terbungkus terdapat gaya
bahasa metonimi yaitu menggunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain,
makna包まれてたdisini bukan makna yang sebenarnya. Makna 包まれてた disini adalah
menutupi bagian dasar dari perbukaan bumi sehingga bagian dasar tersebut tidak bisa terlihat
lagi.
(6) やがて氷床とよばれる 巨⼤な氷河になる。
Yagate hyōshō to yoba reru kyodaina hyōga ni naru
‘Akhirnya menjadi gletser besar yang disebut lembar es’
(Fujio, 2017)
Pada ungkapan (6) pada menit 0:19:22.13-0:19:24.88 やがて氷床とよばれる
巨⼤な氷河になる(Yagate hyōshō to yoba reru kyodaina hyōga ni naru) ‘Akhirnya menjadi
gletser besar yang disebut lembar es’. Kata lembar disini bukan seperti selembar kertas yang
bisa dibawa kemana-mana tetapi lembar es disini mempunyai makna yaitu bongkahan es yang
besar yang terbentuk di atas permukaan tanah melalui proses pengkristalan salju atau endapan
Citra Dewi, Nunik Nur Rahmi F dan Devi Permata S
Penggunaan Gaya Bahasa Kiasan dalam Film Doraemon “Petualangan Nobita di Benua
Antartika Kachi Kochi” (Kajian Stilistika)
9
salju dalam kurun waktu yang lama. Dari kata 氷床(hyōshō) yang artinya lembar es terdapat
gaya bahasa metonimi yaitu hubungan yang berdekatan, lapisan es yang berukuran besar
melapisi semua dasar permukaan sama seperti lembaran kertas yang mampu menutupi
berbagai benda.
(7) 静かに ⽯コウモリよ 囲まれてる。
Shizukani-seki kōmoriyo kakoma re teru
‘Diam! Kita dikepung oleh kelelawar batu’
(Fujio, 2017)
Dari ungkapan (7) pada menit 0:51:58.05-0:52:00.67 静かに ⽯コウモリよ
囲まれてる(Shizukani-seki kōmoriyo kakoma re teru)‘Diam! Kita dikepung oleh kelelawar
batu’ merupakan gaya bahasa metonimia terlihat dari kata ⽯コウモリよ yang artinya
kelelawar batu jika dipisah yang artinya batu sedangkan コウモリよ artinya kelalawar.
Kedua kata tersebut sangatlah berbeda karena batu adalah benda mati yang tidak bisa
bergerak ataupun terbang sedangkan kelelawar adalah makhluk hidup. Dalam kalimat ini
ungkapan batu bukan makna yang sebenarkan yang dimaksudnya dalam cerita ini adalah
kelelawar yang mempunyai warna tekstur kulit yang menyerupai seperti batu.
(8) しかしわたしはブリザーガをふたたび封印する⽅法を求めて旅に出たのだ。
Shikashi watashi wa burizāga o futatabi fūin suru hōhō o motometetabi ni deta noda
‘Tetapi saya memulai perjalanan untuk menemukan cara untuk menyegel Blizarga lagi’.
(Fujio, 2017)
Dari ungkapan (8) pada menit 0:1:00:39.60-1:00:45:28 terdapat gaya bahasa metonimia
terlihat dari kalimat をふたたび封印する(futatabi fūin suru) yang artinya menyegel lagi.
Makna menyegel disini bukan makna sebenarnya. Menurut KBBI menyegel adalah menutup
rumah (bangunan, barang dan sebagainya) yang disita dengan menempelkan segel pada pintu
dan sebagainya. Yang dimaksud segel disini adalah mengurung dan membuat monster agar
tetap diam tidak bisa bergerak tetapi bukan menggunakan kunci melainkan dengan
membekukannya.
Citra Dewi, Nunik Nur Rahmi F dan Devi Permata S
Penggunaan Gaya Bahasa Kiasan dalam Film Doraemon “Petualangan Nobita di Benua
Antartika Kachi Kochi” (Kajian Stilistika)
10
(19) ブリザーガなんかかき氷にしてやるわ。
Burizāga nanka kakigōri ni shite yaru wa
‘Aku akan buat Blizarga menjadi es serut’
(Fujio, 2017)
Dari ungkapan (19) pada menit 1:08:31.89-1:08:34.11 terdapat gaya bahasa metonimia
ditunjukkan dengan adanya kalimat ブリザーガなんかかき氷にしてやるわ(Burizāga
nanka kakigōri ni shite yaru wa) ‘Aku akan membuat Blizarga menjadi es serut’ makna es
serut disini bukan mengarah kepada minuman es serut yang dimasudkan disini adalah ingin
mengalahkan dan menghancurkan Blizarga menjadi kepingan balok es. Es serut sangat erat
kaitannya dengan menghacurkan Blizarga karena Blizarga monster yang terbuat dari es maka
saat Blizarga hancur maka akan sama seperti es yang telah diserut.
c. 擬⼈法“Gijinhou” (Personifikasi)
Personafikasi adalah gaya bahasa yang mengumpamakan benda mati seperti manusia,
memperlakukan benda layaknya manusia.
(7) やっぱり氷が動いてるようには⾒えないけど。
Nē yappari kōri ga ugoi teru yō ni wa mienaikedo
‘Hey, aku tidak bisa melihat jika esnya bergerak’
(Fujio, 2017)
Dari ungkapan (7) pada menit 0:22:19.52-0:22:22.63 ねぇ
やっぱり氷が動いてるようには⾒えないけど(Nē yappari kōri ga ugoi teru ni wa
mienaikedo)‘Hey, aku tidak bisa melihat jika esnya bergerak’ merupakan makna kias yang
mempunyai makna es yang akan meretak dan terbelah menjadi beberapa kepingan kecil
ketika ada seseorang yang menginjaknya. Dari kata 氷が動いている(kōri ga ugoiteiru) esnya
bergerakterdapat gaya bahasa personafikasi karena es tersebut adalah benda mati yang tidak
bisa bergerak sendiri jika tidak ada yang menggerakkannya dan diungkapan tersebut
digambarkan es yang seolah-olah bisa bergerak seperti layaknya manusia dan mempunyai
sifat seperti manusia.
Citra Dewi, Nunik Nur Rahmi F dan Devi Permata S
Penggunaan Gaya Bahasa Kiasan dalam Film Doraemon “Petualangan Nobita di Benua
Antartika Kachi Kochi” (Kajian Stilistika)
11
d. 隠喩“Inyu” (Metafora)
Metafora adalah ungkapan yang digunakan berdasarkan kesamaan. Hal ini dapat
dibandingkan dengan [kehidupan] dan [perjalanan], yang biasanya di nyatakan menyerupai
suatu hal yang abstrak.
(10) ⼤スター 待ってまして。
Yoddai sutā mattemashite
‘Kamu sedang menunggu jadi bintang besar kan?’
(Fujio, 2017)
Dari ungkapan (10) pada menit 0:48:30.65-0:48:32.34 terdapat gaya bahasa metafora terlihat
dari ⼤スター(dai sutā) yang artinya bintang besar. Makna bintang besar disini bukan sedang
menunggu bintang yang turun dari atas langit tetapi bintang disini adalah bentuk perumpaan
yang artinya orang yang terkenal dan dikagumkan karena bakatnya dan namanya akan terus
bersinar seperti bintang.
(15) パリの5つ星レストランの味 思い出すな。
Pari no itsutsu-boshi resutoran no aji omoidasu na
‘Aku jadi ingat rasa makanan restoran bintang lima di Paris’
(Fujio, 2017)
Dari ungkapan (15) pada menit 0:58:54.46-0:58:57.76 menunjukkan adanya gaya bahasa
metafora dari kalimat 5つ星レストラン (itsutsu-boshi resutoran) yang artinya restauran
bintang lima. Adanya bentuk perumpamaan 5つ星 bintang lima. Makna bintang lima disini
bukan mengarah kepada bintang yang ada di langit tetapi bintang disini dimaksudkan untuk
memberi penilaian kepada sebuah Restauran bahwa Restauran tersebut sangatlah bagus dan
menjadi Restauran favorit.
(20) ⼿をふりあげて おこってる。
Te o furi agete okotteru
‘Angkat tanganmu’
(Fujio, 2017)
Citra Dewi, Nunik Nur Rahmi F dan Devi Permata S
Penggunaan Gaya Bahasa Kiasan dalam Film Doraemon “Petualangan Nobita di Benua
Antartika Kachi Kochi” (Kajian Stilistika)
12
Dari ungkapan (20) pada menit 1:14:11.33-1:14:12.81 terdapat gaya bahasa metafora karena
adanya perumpamaan yaitu ⼿をふりあげて おこってる(Te o furi agete okotteru) ‘Angkat
tanganmu’. Makna dari angkat tangan disini adalah menyuruh untuk tetap diam dan menyerah
kepada pelaku kejahatan.
e. 反語法 “Hangohou/hinniku” (Ironi)
Ungkapan yang menambahkan adanya penilaian yang (palsu) tidak sebenarnya ada dengan
mengutip kata-kata lawan bicara. Sindiran yang menjadi ironi yang membalikkan makna
sebenarnya.
(11) きっと感動で気を失いそうになったんだよ。
Kitto kandō de ki o ushinai-sō ni natta nda yo
‘Aku sangat terkesan sehingga hampir kalah’
(Fujio, 2017)
Dari ungkapan (11) pada menit 0:49:34.53-0:49:37.74 terdapat gaya bahasa ironi ditunjukkan
dengan adanya kalimat きっと感動で気を失いそうになったんだよ (Kitto kandō de ki o
ushinai-sō ni natta nda yo)‘Aku sangat terkesan sehingga hampir kalah’ kalimat tersebut
berkebalikan dengan apa yang ingin disampaikan, dimasudkan untuk menyindir dengan
membalikkan makna sebenarnya. karena suara Giant yang sangat buruk sehingga sudah tidak
bisa untuk didengarkan lagi suaranya yang selalu terbayang membuat suaranya menjadi
terkesan.
KESIMPULAN
Bentuk gaya bahasa kiasan yang terdapat dalam film Doraemon “Petualangan Nobita di
Benua Antartika Kachi Kochi” adalah:
1) Simile lima data yaitu ungkapan yang menunjukan persamaan secara langsung yang
ditunjukan pada kalimat [seperti] akan sering kali ada di setiap titik.
2) Metonimia delapan data yaitu ungkapan atau metode dasar untuk menunjuk pada
hubungan yang berdekatan dengan hal-hal di dunia merujuk pada seseorang.
3) Personifikasi satu data yaitu gaya bahasa yang mengumpamakan benda mati seperti
manusia, memperlakukan benda layaknya manusia.
Citra Dewi, Nunik Nur Rahmi F dan Devi Permata S
Penggunaan Gaya Bahasa Kiasan dalam Film Doraemon “Petualangan Nobita di Benua
Antartika Kachi Kochi” (Kajian Stilistika)
13
4) Metafora tiga data yaitu ungkapan yang digunakan berdasarkan kesamaan. Hal ini
dapat dibandingkan dengan [kehidupan] dan [perjalanan], yang biasanya di nyatakan
menyerupai suatu hal yang abstrak.
5) Ironi satu data yaitu ungkapan yang menambahkan adanya penilaian yang (palsu) tidak
sebenarnya ada dengan mengutip kata-kata lawan bicara. Sindiran yang menjadi ironi
yang membalikkan makna sebenarnya.
Citra Dewi, Nunik Nur Rahmi F dan Devi Permata S
Penggunaan Gaya Bahasa Kiasan dalam Film Doraemon “Petualangan Nobita di Benua
Antartika Kachi Kochi” (Kajian Stilistika)
14
REFERENSI
Anis, M. Z. A. (2021). Kontrak dan Laporan Penelitian-Pengembangan Multimedia Interaktif Menggunakan
Cartoon Story Maker Pada Mata Pelajaran IPS di MTs Al-Ikhwan Banjarmasin (Rp. 40.000. 000,-).
Ardin, A. S., Lembah, H. G., & Ulinsa, M. (2020). Gaya Bahasa dalam Kumpulan Puisi Perahu Kertas Karya
Sapardi Djoko Damono (Kajian Stilistika). Jurnal Bahasa Dan Sastra, 5(4).
Arsy, N. S., Sukarman, S., & Irfan, I. (2017). Ilustrasi Kreatif Paper Cutting: Interpretasi Puisi Faisal Oddang.
Jurnal Imajinasi, 1(1), 4860.
Halibanon, D. S., & Setiawan, S. A. (2020). Lirik Lagu Gilrband Blackpink Versi Bahasa Jepang (Kajian
Stilistika). Jurnal Sastra-Studi Ilmiah Sastra, 10(1), 18.
Hasanah, D. U., Achsani, F., & al Aziz, I. S. A. (2019). Analisis penggunaan gaya bahasa pada puisi-puisi karya
Fadli Zon. Kembara: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya, 5(1), 1326.
Ismail, F. D., Sudiyana, B., & Saptomo, S. W. (2020). Citraan Personifikasi dalam Lirik Lagu-Lagu Campursari
Didi Kempot. Edudikara: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 5(3), 121133.
Junita, L., Emilda, E., & Maulidawati, M. (2022). Analisis Gaya Bahasa dan Diksi dalam Acara Humor Stand Up
Comedy Season 7 di Kompas TV. KANDE Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 3(1),
4963.
Lalanissa, A. R., & Nazaruddin, K. (2017). Gaya Bahasa Kiasan dalam Kumpulan Cerpen Juragan Haji dan
Kelayakannya di SMA. Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, Dan Pembelajarannya), 5(1 Jan).
Lestari, R. D., & Aeni, E. S. (2018). Penggunaan gaya bahasa perbandingan pada kumpulan cerpen mahasiswa.
Semantik, 7(1).
Mahyuddin, N., Hutasuhut, B. R. S., Cendana, H., Rahmawati, R., Natari, R., Aprilia, S., Ermiwati, S., & Uzlah,
U. (2021). Modul Pembelajaran Sains Anak Usia Dini untuk Anak TK 4-6 Tahun. CV. DOTPLUS
Publisher.
Manunggal, Y. C., & Christiani, L. (2018). Pemanfaatan Sistem Deteksi Plagiarisme Menggunakan Turnitin®
Pada Jurnal Mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 7(2), 231240.
Mertha, N. P. B. A., Nurita, W., & Meidariani, N. W. (2022). Keindahan Bahasa Melalui Penggunaan Diksi dan
Gaya Bahasa pada Lirik Lagu “Kokkyu” dalam Album “Play” Karya Masaki Suda. Jurnal Daruma:
Linguistik, Sastra Dan Budaya Jepang, 2(1), 2633.
Muhammad, R. (2015). Ucapan Uma Abah Nih, Uma Mama Nih, Uma Kakak Nih, Dan Uma Serta Penyebabnya
Oleh Muhammad Zaini Pada Usia 2 Tahun 5 Bulan Sampai 2 Tahun 8 Bulan (Uma Abah Nih, Uma Mama
Nih, Uma Kakak Nih, and Uma Utterance with Cause by Muhammad Zaini in the Period of 2; 5 Years Old
to 2; 8 Years Old). Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pembelajarannya (JBSP), 5(2), 288291.
Renovriska, M. D., & Fitriana, F. T. (2022). Penggunaan Diksi Pada Judul Berita dalam Portal detik. com dan
Relevansinya sebagai Bahan Ajar Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) Bahasa Indonesia. Metafora:
Jurnal Pembelajaran Bahasa Dan Sastra, 9(1), 18.
Setiawati, A. F., Ayu, D. M., Wulandari, S., & Agustiwati, V. (2021). Analisis Gaya Bahasa dalam Lirik Lagu
“Bertaut” Nadin Amizah: Kajian Stilistika. Jurnal Penelitian Humaniora, 26(1), 2637.
Susiati, S. (2020). Gaya Bahasa Secara Umum dan Gaya Bahasa Pembungkus Pikiran: Stilistika.