NIJI
Jurnal Kajian Sastra, Budaya, Pendidikan dan Bahasa Jepang
Vol. 3, No. 1, Januari 2021, p-ISSN 2355-889X
https://doi.org/10.18510/jt.2021.xxx
http://jurnal.stibainvada.ac.id/
15
TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM DRAMA DOCTOR X SEASON 3
(KAJIAN PRAGMATIK)
Yanti Hidayati
Institut Pendidikan dan Bahasa (IPB) Invada Cirebon
Septi Ayu M
Institut Pendidikan dan Bahasa (IPB) Invada Cirebon
Dessy Fitria Wijayanti
Institut Pendidikan dan Bahasa (IPB) Invada Cirebon
Riwayat Artikel:
Diterima November 2020;
Direvisi Desember 2020;
Disetujui Januari 2021.
Abstrak:
Penelitian yang berjudul “Tindak Tutur Direktif Dalam Drama Doctor X Season 3 ini
terbatas pada drama Doctor X season 3. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
bagaimana tindak tutur direktif dalam bidang kesehatan yang terjadi di rumah sakit. Tindak
tutur direktif adalah tuturan yang berfungsi untuk membuat lawan tutur melaksanan apa yang
diinginkan penutur. Berbagai aspek kehidupan manusia mempengaruhi pentingnya tuturan
untuk dapat menyampaikan makna yang dimaksudkan penutur. Berada dibidang tertentu
menuntut seseorang untuk mahir dalam berkomunikasi. Rumusan masalah dari penelitian ini
adalah mengklasifikasikan (1) Apa jenis-jenis tindak tutur direktif; dan mendeskripsikan (2)
Pengaruh penggunaan tindak tutur direktif dalam drama Doctor X season 3 yang difokuskan
pada tuturan-tuturan yang terjadi di rumah sakit. Penelitian ini menggunakan pendekatan
pragmatik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengolahan data secara
kualitatif yang meliputi mengidentifikakasi dan mengklasifikasi data. Sumber data dari
penelitian ini adalah drama Jepang yang berjudul Doctor X season 3. Metode pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan metode simak catat. Tuturan yang dikumpulkan
berupa kata-kata atau kutipan-kutipan dialog yang diucapkan oleh para tokoh pada drama
Doctor X season 3. Hasil penelitian yang ditemukan yaitu tindak tutur direktif yang terdiri
atas perintah 142 data, permintaan/permohonan 112 data, larangan 25 data dan anjuran 1 data
sebagian besar dinyatakan langsung melalui penanda kalimat direktif.
Kata kunci: tindak tutur, direktif, tuturan, pragmatik
Yanti Hidayati, Septi Ayu M dan Dessy Fitria Wijayanti
Tindak Tutur Direktif dalam Drama Doctor X Season 3 (Kajian Pragmatik)
16
PENDAHULUAN
Sebagai makhluk sosial manusia tidak lepas dari komunikasi (Nugroho, 2015) dan
untuk dapat berkomunikasi perlu adanya suatu tuturan (Inderasari et al., 2019). Menurut Yule
Pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur (Krissandi & Setiawan,
2018) dan ditafsirkan oleh pendengar (Yule G. , 1996, pp. 3-4). Pragmatik mengkaji tentang
tindak tutur salah satunya adalah tindak tutur direktif (Safitri & Utomo, 2020). Tindak tutur
direktif adalah salah satu bagian dari tindak tutur ilokusi yang berpotensi besar menimbulkan
rasa ketidaknyamanan bagi lawan tutur karena tindak tutur ini mengharapkan lawan tutur
melakukan perintah penutur (Artati et al., 2020).
Tindak tutur direktif dapat terjadi dalam berbagai bidang (Yuliana et al., 2013). Berada
di bidang tertentu menuntut setiap orang mahir dalam berkomunikasi (Rosnaeni, 2021). Hal
ini dikarenakan beragamnya bidang tertentu beragam pula tuturan yang akan disampaikan
(Setiawati & Arista, 2018). Berikut contoh tindak tuturan direktif pada email bisnis berbahasa
Jepang:
(1) BLですが、添付でいただいた物はドラ
フトのようです。BL原本のPDFをお送りいただけますでしょうか?
BL desu ga,tenpu de itadaita mono wa dorafuto no you desu. BL genpon
no PDF o okuri itadakemasu deshouka?
‘Tentang BL, lampiran yang saya terima sepertinya berupa draf. Bisakah saya
menerima BL asli dalam bentuk PDF?’
Jika dilihat dari bentuknya, tuturan pada contoh tersebut termasuk dalam golongan
meminta (Urbaningrum et al., 2022). Permintaan tersebut dikirim oleh Kobayashi yang
bekerja di perusahaan cabang di Indonesia untuk Yamamoto yang bekerja di perusahaan pusat
di Jepang (Hutagalung, 2010). Kobayashi memerlukan hasil scan dokumen BL asli untuk
mengambil barang yang dikirimkan oleh Yamamoto. Kobayashi menggunakan tindak tutur
direktif tak langsung dengan bertanya kemampuan Yamamoto untuk melakukan permintaan
Kobayashi (Hutagalung, 2010). Melalui tindak tutur tak langsung, Kobayashi berharap tindak
tutur direktif meminta yang telah dilakukan dirasa santun oleh Yamamoto. Melalui analisis
cara-tujuan, terlihat bahwa Kobayashi mendapatkan keadaan awal yang kurang
menyenangkan baginya yaitu ia hanya mendapat draf dokumen BL. Kobayashi ingin
mendapatkan dokumen BL yang asli. Kobayashi berusaha untuk membuat Yamamoto
melakukan keinginannya (Karimawati, 2010). Langkah awal yang dilakukan oleh Kobayashi
adalah melakukan tindak tutur direktif tak langsung kepada Yamamoto. Kobayashi
menggunakan tindak tutur direktif tak langsung karena Kobayashi yakin bahwa hal tersebut
Yanti Hidayati, Septi Ayu M dan Dessy Fitria Wijayanti
Tindak Tutur Direktif dalam Drama Doctor X Season 3 (Kajian Pragmatik)
17
akan memberikan beban bagi Yamamoto, Kobayashi juga tidak yakin Yamamoto akan
melakukan hal tersebut untuknya (Yamashita, 2012), selain itu kedudukan Yamamoto yang
lebih tinggi membuat Kobayashi harus menggunakan tindak tutur direktif santun (Fadma,
2015, p. 2).
Penelitian ini akan membahas tentang tindak tutur direktif dalam bidang kesehatan.
Komunikasi tersebut terjadi di lingkungan rumah sakit (Komariah, 2022). Tindak tutur di
lingkungan rumah sakit menarik untuk diteliti karena bahasa yang digunakan dapat
berpengaruh pada psikologis pasien (Muhammad’Afiif et al., 2021). Dalam dunia kesehatan
pemahaman antar pasien dan tenaga medis sering terjadi kekeliruan dalam memahami maksud
dari suatu tuturan sehingga penting adanya wacana tindak tutur direktif . Sementara di
lapangan masih jarang ditemukan kajian yang membahas tentang tindak tutur direktif dalam
bidang kesehatan. Hingga saat ini penelitian mengenai tindak tutur sudah banyak. Namun,
yang berlatar belakang di rumah sakit dalam jurnal sastra Jepang masih jarang.
Data dari penelitian ini diambil dari drama. Pemilihan drama sebagai sumber data
karena drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui
peran dan dialog dalam sebuah film. Pemilihan drama sebagai media untuk menganalisis dan
memahami lebih mendalam tindak tutur ilokusi direktif. Drama yang diambil untuk dijadikan
sumber data dalam penelitian ini adalah drama “Doctor X season 3”. Drama tersebut
mewakili kehidupan di rumah sakit dan mewakili tindak tutur direktif dengan banyaknya
percakapan yang terjadi di rumah sakit dalam bahasa Jepang sehingga menarik untuk diteliti.
Penelitian ini merupakan penelitian yang terkait dengan penggunaan bahasa sebagai media
komunikasi antara tenaga medis, tenaga medis dengan pasien, ataupun tenaga medis dengan
keluarga pasien yang tertuang dalam percakapan.
Berdasarkan hal tersebut, penulis akan meneliti tentang tuturan-tuturan yang terjadi di
rumah sakit pada drama Doctor X season 3 dengan kajian pragmatik tentang tindak tutur
direktif yang akan mengkaji jenis dan makna penggunaan tindak tutur direktif.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian ini adalah penelitian
kualitatif yang sifatnya deskriptif. Menurut Maleong bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan
Yanti Hidayati, Septi Ayu M dan Dessy Fitria Wijayanti
Tindak Tutur Direktif dalam Drama Doctor X Season 3 (Kajian Pragmatik)
18
dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Maleong, 2005, p. 6).
Sedangkan kata deskriptif berasal dari bahasa latin descriptivus” yang berarti uraian.
Deskriptif adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk membuat gambaran secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena
yang diselidiki (Nazir, 2009, p. 63).
Dengan demikian penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan
tujuan mendeskripsikan jenis-jenis tindak tutur direktif yang terjadi di lingkungan rumah sakit
yang terdapat dalam drama beserta kegunaannya. Penelitian ini bersifat deskriptif karena data
yang dikumpulkan berupa kata-kata bukan angka-angka. Laporan penelitian berisi kutipan-
kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini menggunakan simak dan catat, yaitu penulis meyimak kalimat dan
mencatat kalimat yang megandung verba nobiru dengan kalimat yang terdapat pada sumber
data yaitu website shonagon (Shonagon Ninjal, n.d.) dan artikel pada aplikasi easy japan
(Easy Japanese, n.d.) Dari data tersebut ditemukan beberapa makna dari verba nobiru sebagai
berikut.
a. Implikatur Dengan Makna Menyindir Kemampuan
Dialog terjadi dibelakang panggung sebuah auditorium. Dituturkan oleh dua partisipan
yakni, Yōko dan Kosuke. Yōko merupakan adik kandung dari Kosuke yang baru saja belajar
dari Amerika. Yōko datang ke Jepang untuk bekerja di restoran Next Innovation milik
kakaknya yang berprofesi sebagai koki. Dialog ini dikutip dari tuturan dalam prosesi
penerimaan karyawan dan seminar motivasi yang dihadiri oleh direktur utama perusahaan
Next Innovation sebagai pembicara. Saat itu, Yōko melihat Kosuke sedang berdiri dan
memperhatikan rekan kerjanya yang menjadi pembicara seminar.
Yōko : (a.1) 朝比奈恒介はNEXTINNOVATIONの共同経
営者で保有株数だって日向 徹と そう変わらない。
Asahina Kosuke wa Next Innovation no kyōdō keiei-sha de
hoyū kabusū datte Tōru Hyuga to sō kawaranai.
‘Jumlah saham yang dimiliki Asahina Kosuke sebagai
pemilik perusahaan juga tidak berbeda dengan yang dimiliki
oleh Hyuga Tōru’.
Yanti Hidayati, Septi Ayu M dan Dessy Fitria Wijayanti
Tindak Tutur Direktif dalam Drama Doctor X Season 3 (Kajian Pragmatik)
19
Kosuke : (b.1) うわっ。お前何で?
Uwaa. Omae nande?
‘Eh, kenapa kau...?’
Yōko : (c.1) でも,
NEXTINNOVATIONって言ったら、
日向徹だよね?
Demo, Next Innovation tte ittara Hyuga Tōru da yo ne?
‘Tapi..kalau berbicara mengenai Next Innovation selalu
identik dengan Tōru Hyuga ya kan?
(Nishiura M, Rich Man Poor Woman, 2012)
Pada dialog episode 1 menit 00:25:57~00:26:20 terdapat tuturan berimplikatur. Kalimat
yang mengandung implikatur ditunjukkan pada tuturan (c.1) Next Innovation tte ittara
Hyuga Tōru da yo ne?”. Kata iu (言う) ditulis dalam bentuk tara (~たら) hingga menjadi
ittara (言ったら) memiliki arti ‘kalau berbicara’ sehingga dalam kalimat tersebut ada sebuah
sebab tuturan penutur yang berakibat pada perasaan lawan tutur. Kata (日向徹だよね) bila
diterjemahkan memiliki arti Hyuga Tōru ya kan?’. Akhiran yone (~よね) bermakna
pertanyaan namun terdapat juga sebuah pernyataan dimana pertanyaan itu menginginkan
pendapat apakah lawan tutur setuju atau tidak atas pernyataannya. Arti dari keseluruhan
kalimat tersebut adalah ‘kalau berbicara mengenai Next Innovation selalu identik dengan
Hyuga Tōru ya kan?’.
Berdasarkan dialog diatas, Yōko menyampaikan pendapatnya bahwa jika seseorang
yang mendengar kata Next Innovation yang pertama terpikirkan selalu Hyuga Tōru. Tuturan
Next Innovation tte ittara Hyuga Tōru da yo ne?merupakan tuturan implikatur bermakna
sindiran karena Yōko menyampaikannya dengan memberi pertanyaan yang membutuhkan
pengakuan dari Kosuke. Maksud dalam tuturan tersebut yaitu Yōko menyindir kemampuan
kakaknya dalam bekerja. Yōko mengetahui kakaknya merupakan pendiri dan menjabat
sebagai wakil direktur di perusahaan tersebut. Namun Kosuke hanya memperhatikan saja
rekan bisnisnya yang tidak lain direktur utama perusahaan yaitu Hyuga Tōru yang sedang
berbicara di atas panggung. Sehingga tuturan tersebut merupakan implikatur bermakna
sindiran dengan menyindir kemampuan lawan tuturnya.
Maka, tuturan (c.1) termasuk jenis implikatur non-konvensional karena membutuhkan
pengetahuan khusus. Pada dialog diatas makna sebenarnya adalah Yōko sedang menyindir
Kosuke ditunjukkan dengan tuturan Yōko yang sedang membandingkan kemampuan Kosuke
dan Hyuga. Tuturan tersebut termasuk ke dalam strategi off record dengan memberikan
Yanti Hidayati, Septi Ayu M dan Dessy Fitria Wijayanti
Tindak Tutur Direktif dalam Drama Doctor X Season 3 (Kajian Pragmatik)
20
petunjuk yang berasosiasi (Give association clues), karena Yōko menginginkan Kosuke juga
turut andil dalam acara besar di perusahaannya.
b. Implikatur Dengan Makna Merendahkan Lawan Tutur
Dialog terjadi di sebuah auditorium. Dituturkan oleh dua partisipan yakni, Hyuga dan
Kyūshoku-sha. Hyuga merupakan direktur utama perusahaan Next Innovation. Saat itu sedang
berlangsung sebuah acara penerimaan karyawan baru dengan pembicara Hyuga sebagai
direktur utama. Acara tersebut dihadiri oleh mahasiswa lulusan dari berbagai universitas
terkemuka di Jepang. Dialog dituturkan ketika Hyuga memberi kesempatan kepada
Kyūshoku-sha yang ke-2 untuk memberi alasan ingin bekerja di Next Innovation.
Hyuga : (a.2) うーん。君は?
Uung. Kimi wa?
‘Hmm. Kalau anda?’
Kyūshoku-sha : (b.2) NEXT INNOVATIONに⼊れば何
か新しいことができるから。
Next Innovation ni haireba nani ka atarashii koto
ga Dekirukara.
‘Jika saya bekerja di Next Innovation, saya bisa
memulai sesuatu yang baru.’
Hyuga : (c.2)
プッ。ハハハハ。すごいな。ハハハハ。
わが社には何か新しいことがごろごろ落ちてる
のか?落ちてない。その新しい何かを⽣みだせる⼈
間に 僕は給料を払うんだ。
Fff…hahaha. Sugoina. Hahaha. Wa ga sha ni wa
Nanika atarashii koto ga goro goro ochiteru no ka?
Ochitenai. Sono atarashii nanika wo umidaseru
Ningen ni boku wa kyūryō wo haraun da.
Hahaha. Wow luar biasa. Hahaha. Anda kira hal baru
apa yang akan terjadi hanya dengan bermalas-malasan di
kantor? Itu tidak akan terjadi. Saya sudah membayar
pegawai yang bisa membuat sesuatu yang baru.’
(Nishiura M, Rich Man Poor Woman, 2012)
Yanti Hidayati, Septi Ayu M dan Dessy Fitria Wijayanti
Tindak Tutur Direktif dalam Drama Doctor X Season 3 (Kajian Pragmatik)
21
Pada dialog episode 1 menit 00:27:36~00:28:05 tersebut terdapat tuturan
berimplikatur. Kalimat yang mengandung implikatur ditunjukkan pada tuturan (c.2)
Fff…hahaha. Sugoina. Hahaha”. Tuturan yang berimplikasi ditunjukkan pada kata ‘sugoina
yang memiliki arti ‘luar biasa’. Saat Hyuga bertanya kepada Kyūshoku-sha yang ke-2, ia
mendapatkan jawaban yang tegas lugas dan percaya diri dari Kyūshoku-sha. Lalu, Hyuga
merespon jawaban Kyūshoku-sha dengan mengatakan sugoina’. Berdasarkan kata sugoina
tersebut, Hyuga terdengar seperti sedang memuji jawaban dari Kyūshoku-sha yang ingin
bekerja di perusahaan Next Innovation.
Tuturan Fff…hahaha. Sugoina. Hahaha merupakan tuturan implikatur bermakna
sindiran. Hyuga mengimplikasikan maksudnya secara langsung. Dapat dilihat dari Hyuga
menyampaikan kata sugoi diikuti dengan tertawa. Pada kata tersebut Hyuga tidak semata-
mata memuji Kyūshoku-sha. Maksud sebenarnya yang ingin disampaikan oleh Hyuga yaitu,
jika Kyūshoku-sha bekerja di Next Innovation, Hyuga yakin tidak aka ada perubahan
signifikan yang dibuat oleh Kyūshoku-sha. Hyuga memang merupakan orang yang handal
sebagai programer, jadi dia sering meremehkan orang lain. Maka dapat dipahami bahwa
penutur meragukan kemampuan dan sedang merendahkan lawan tuturnya. Sehingga tuturan
tersebut merupakan implikatur bermakna sindiran dengan merendahkan lawan tuturnya.
Maka, tuturan (c.2) termasuk jenis implikatur konvensional karena kata sugoi memiliki
makna ganda, sehingga jika disampaikannya diikuti dengan tertawa maka dapat dipahami
bahwa tuturan Hyuga sedang menyindir Kyūshoku-sha. Pada tuturan sindiran tersebut Hyuga
menyampaikannya dengan menyatakan kebalikan dari kata ‘sugoi’. Tuturan tersebut termasuk
ke dalam strategi off record dengan menggunakan ironi (Be ironic).
c. Implikatur Dengan Makna Menyindir Penampilan
Dialog terjadi pagi hari, di dalam kantor. Dituturkan oleh dua partisipan yakni,
Hyuga dan Yama Ue. Dialog berlangsung ketika Hyuga akan rapat bersama jajaran
direksi perusahaan. Pada saat itu, Hyuga datang dengan pakaian yang sangat santai, lalu
Yama Ue sebagai staf akuntan perusahaan mengingatkan Hyuga untuk mengganti
pakaiannya. Namun setelah Hyuga mengganti pakaiannya lalu ia melihat Yama Ue
dengan pakaian yang lusuh.
Hyuga : (a.6) あれ!?
君はそんなくたびれた格好でいいの?
Are!? Kimi wa son'na kutabireta kakkō de ii no?
‘Loh? Apa kau baik-baik saja dengan tampilan yang lusuh?
Yanti Hidayati, Septi Ayu M dan Dessy Fitria Wijayanti
Tindak Tutur Direktif dalam Drama Doctor X Season 3 (Kajian Pragmatik)
22
Yama ue : (b.6) まぶしいよ。熟年層への嫌みか?
Mabushī yo. Jukunen-sō e no iyami ka?
‘Terang-terangan sekali. Apakah itu sindiran untuk ku?’
Hyuga : (c.6) ⾔われたとおりに着替えただけだ。あっ!若さを
アピールしろというなら裸で 出直すよ。
Iwareta to ori ni kigaeta dake da. A! waka-sa o apīru shiro
to iunara hadaka de denaosu yo.
‘Saya sudah mengganti pakaian seperti yang kau minta.
Ah! Kalau ini terlihat terlalu muda, saya akan keluar tanpa
busana.’
(Nishiura M, Rich Man Poor Woman, 2012)
Pada dialog episode menit, 00:08:00 ~ 00:08:11 tersebut terdapat tuturan
berimplikatur. Kalimat yang mengandung implikatur ditunjukkan pada tuturan (a.6) Kimi wa
son'na kutabireta kakkō de ii no?”. Tuturan berimplikatur ditunjukkan pada kata kutabireta
kakkō yang memiliki arti ‘tampilan yang lusuh’. Arti dari keseluruhan kalimat tersebut adalah
‘apa kau baik-baik saja dengan tampilan yang lusuh?’. Berdasarkan dialog di atas, Hyuga
protes akan pakaian yang dikenakan oleh Yama Ue. Karena sebelumnya Yama Ue menyuruh
Hyuga untuk mengganti pakaian yang lebih formal dan rapih, tetapi ketika Hyuga sudah
mengganti pakaiannya dan melihat Yama Ue mengenakan pakaian yang lusuh dia tidak
terima.
Tuturan Kimi wa son'na kutabireta kakkō de ii no? merupakan tuturan implikatur
bermakna sindiran. Hyuga mengimplikasikan sindirannya dengan bertanya dengan pertanyaan
retoris. Hyuga mengetahui jika Yama Ue juga ikut bersamanya untuk bertemu dengan para
jajaran direksi. Namun ketika Hyuga bertanya dengan melontarkan kata ii no? yang berati
‘apakah baik?’. dengan begitu seharusnya Hyuga tidak perlu bertanya kembali apa kah baik-
baik saja jika menghadiri pertemuan bersama direksi dengan pakaian yang lusuh.
Maka, tuturan (a.6) termasuk jenis implikatur konvensional karena tidak
membutuhkan pengetahuan khusus yang dimana Yama Ue langsung menyadari bahwa dirinya
sedsng disindir oleh Hyuga. Strategi yang dipakai Hyuga untuk menyindir yaitu dengan
menanyakan sebuah pertanyaan yang tidak perlu dijawab, yakni strategi off record dengan
menggunakan pertanyaan retoris (Rethorical Questions) (Syukur & Tania, 2020).
Yanti Hidayati, Septi Ayu M dan Dessy Fitria Wijayanti
Tindak Tutur Direktif dalam Drama Doctor X Season 3 (Kajian Pragmatik)
23
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa:
1. Jenis implikatur yang terdapat pada drama Rich Man, Poor Woman adalah
implikatur konvensional dan implikatur non konvensional. Jenis implikatur yang
sering muncul adalah implikatur non konvensional sebanyak tujuh data. Sedangkan
implikatur konvensional hanya muncul lima data. Jenis implikatur yang sering muncul
adalah jenis implikatur non konvensional, karena banyak tuturan yang membutuhkan
pengetahuan lebih dengan melihat konteks yang melatarbelakanginya. Sedangkan
jenis implikatur konvensional hanya muncul beberapa data saja karena dituturkan oleh
patisipan yang mempunyai latar belakang hubungan dekat satu sama lain. Meskipun
partisipan mempunyai pengetahuan konteks yang melatarbelakanginya, tuturan
sindiran tidak diungkapkan dengan kata-kata kasar melainkan dengan kata kiasan agar
tidak menyinggung perasaan lawan tutur.
2. Implikatur yang terdapat dalam tuturan sindiran mengandung makna menyindir
kemampuan dengan cara membandingkan rekan kerja satu dengan yang lainnya
ditandai dengan bentuk kalimat pengandaian tara (~たら). Implikatur sindiran
mengandung makna merendahkan lawan tutur yang disampaikan dengan cara
meyatakan lawan kata saat berbicara dengan lawan tutur dan menyindir penampilan
disampaikan dengan kata-kata sindiran secara langsung yang ‘dibungkus’ dengan
pertanyaan. Implikatur dalam tuturan sindiran yang digunakan oleh penutur sering
terjadi dalam lingkungan kerja. Penutur menggunakan implikatur dengan makna
sindiran karena adanya rasa iri dan benci terhadap rekan kerjanya sehingga
menimbulkan persaingan dalam pekerjaan.
Yanti Hidayati, Septi Ayu M dan Dessy Fitria Wijayanti
Tindak Tutur Direktif dalam Drama Doctor X Season 3 (Kajian Pragmatik)
24
REFERENSI
Artati, A., Wardhana, D. E. C., & Basuki, R. (2020). Tindak Tutur Ilokusi Asertif, Direktif,
Ekspresif, Komisif, dan Deklaratif pada Program Gelar Wicara Mata Najwa. Diksa:
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 6(1), 43–57.
Hutagalung, B. R. (2010). Serangan Umum 1 Maret 1949 dalam kaleidoskop sejarah
perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. LKIS PELANGI AKSARA.
Inderasari, E., Achsani, F., & Lestari, B. (2019). Bahasa Sarkasme Netizen dalam Komentar
Akun Instragram “Lambe Turah.” Semantik, 8(1), 37–49.
Karimawati, F. (2010). Pendidikan berbasis kepribadian (sebuah studi semiotik pada novel
terjemahan Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela yang berisi mengenai sistem pendidikan yang
diterapkan di Tomoe Gakuen pada masa pra perang dunia II tahun 1941-1945).
Komariah, E. (2022). Kesantunan Tindak Tutur dalam Komunikasi Tenaga Kesehatan di
Rumah Sakit Daha Sejahtera. JURNAL BAHASA, SASTRA DAN PEMBELAJARANNYA,
8(2), 221–233.
Krissandi, A. D. S., & Setiawan, K. A. C. (2018). Kritik Sosial Stand Up Comedy Indonesia
dalam Tinjauan Pragmatik. Pena: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 7(2), 46–59.
Muhammad’Afiif, L., Winarni, R., & Rohmadi, M. (2021). Tindak Tanggapan dalam Gelar
Wicara Video “Coklat Kita Humor Sufi.” Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 10(1), 86–100.
Nugroho, N. T. (2015). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas
Pelanggan (Survey pada Pelanggan Speedy Telkom di Kota Surakarta). Jurnal
Paradigma Universitas Islam Batik Surakarta, 12(02), 115570.
Rosnaeni, R. (2021). Karakteristik dan Asesmen Pembelajaran Abad 21. Jurnal Basicedu,
5(5), 4334–4339.
Safitri, A. N., & Utomo, A. P. Y. (2020). Analisis Tindak Tutur Direktif Pada Ceramah Ustadz
Abdul Somad Edisi Tanya Jawab Kajian Musawarah Bersama Artis Hijrah. ESTETIK:
Jurnal Bahasa Indonesia, 3(2), 119–134.
Setiawati, E., & Arista, H. D. (2018). Piranti Pemahaman Komunikasi dalam Wacana
Interaksional: Kajian Pragmatik. Universitas Brawijaya Press.
Syukur, A. A. K., & Tania, V. (2020). Implikatur Sindiran dalam Drama “Rich Man, Poor
Woman”(Kajian Pragmatik). NIJI: Jurnal Kajian Sastra, Budaya, Pendidikan Dan
Bahasa Jepang, 2(1), 1–9.
Urbaningrum, T., Triana, L., & Sari, V. I. (2022). Tindak Tutur Ilokusi Pada Youtube Nihongo
Mantappu “Jika Aku Menjadi Menteri Pendidikan….” Jurnal Ilmiah SEMANTIKA,
3(02), 91–100.
Yamashita, H. (2012). Japan After Shock. Galangpress Publisher.
Yanti Hidayati, Septi Ayu M dan Dessy Fitria Wijayanti
Tindak Tutur Direktif dalam Drama Doctor X Season 3 (Kajian Pragmatik)
25
Yuliana, R., Rohmadi, M., & Suhita, R. (2013). Daya pragmatik tindak tutur guru dalam
pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa sekolah menengah pertama. Basastra, 1(2),
280–293.