NIJI
Jurnal Kajian Sastra, Budaya, Pendidikan dan Bahasa Jepang
Vol. 3, No. 1, Januari 2021, p-ISSN 2355-889X
https://doi.org/10.18510/jt.2021.xxx
http://jurnal.stibainvada.ac.id/
26
INTERPRETASI MAKNA SIMBOLIK KANJI YANG MENGGUNAKAN BUSHU
NINBEN DAN KIHEN (KAJIAN SEMIOTIK)
Citra Dewi
Institut Pendidikan dan Bahasa (IPB) Invada Cirebon
Nurlela
Institut Pendidikan dan Bahasa (IPB) Invada Cirebon
Ayunda Putri Ajengesti
Institut Pendidikan dan Bahasa (IPB) Invada Cirebon
Riwayat Artikel:
Diterima Oktober 2020;
Direvisi Desember 2020;
Diterima Januari 2021.
Abstrak
Penelitian ini meneliti tentang interpretasi makna simbolik kanji yang menggunakan bushu
ninben dan kihen yang bersumber data dari komik online Ganma. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan interpretasi makna yang dihasilkan dari kanji bushu ninben dan kihen
dengan kanji pembentuk lainnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif. Pada tahap pengumpulan data menggunakan metode simak dengan teknik
catat. Setelah data dikumpulkan kemudian data dianalisis dengan menggunakan metode agih
dengan teknik bagi unsur langsung. Berdasarkan data yang telah diperoleh dari komik online
Ganma episode 1-15, terdapat 17 kanji yang berbushu ninben dan 8 yang berbushu kihen.
Data dianalisis dengan menggunakan teori segitiga Peirce untuk menginterpretasikan makna
yang dihasilkan dari bushu ninben dan kihen. Interpretasi makna yang dihasilkan dari bushu
ninben, yakni terdapat makna yang menyatakan manusia, menyatakan benda, menyatakan
aktifitas, menyatakan fasilitas, menyatakan sifat, dan menyatakan perasaan, sedangkan
interpretasi yang dihasilkan dari bushu kihen, yakni terdapat makna yang menyatakan benda,
menyatakan sarana, menyatakan pohon, dan menyatakan peristiwa.
Kata kunci: Kanji, Bushu, Ninben, Kihen, Interpretasi.
Citra Dewi, Nurlela dan Ayunda Putri Ajengesti
Interpretasi Makna Simbolik Kanji yang Menggunakan Bushu Ninben dan Kihen
(Kajian Semiotik)
27
PENDAHULUAN
Bahasa Jepang adalah bahasa yang tulisannya dikenal dengan menggunakan huruf-huruf
yang beragam seperti hiragana, katakana, dan kanji (Adhetya et al., 2010). Huruf kanji yaitu
huruf yang merupakan lambang (Bahri, 2013a), ada yang berdiri sendiri, ada juga yang harus
digabung dengan huruf kanji lainnya atau diikuti dengan huruf hiragana (Istianah et al., 2020)
ketika digunakan untuk menunjukkan suatu kata (Sriyanto & Fauzie, 2017). Huruf kanji wajib
dipelajari bagi pembelajar bahasa Jepang dan merupakan aspek yang penting bagi pembelajar
bahasa Jepang (Arief et al., 2019). Huruf kanji yang berjumlah ribuan ini menjadi keluhan
bagi pembelajar bahasa Jepang untuk menghafalnya (Afifah, 2022). Hal ini dikarenakan
selain banyaknya jumlah dari huruf kanji yang sulit untuk dihafal (Yeni, 2019), serta terdapat
juga cara baca dari huruf kanji yaitu dengan cara baca kunyomi yang asli didatangkan dari
Jepang (Monoarfa, 2022) dan cara baca onyomi yang didatangkan dari Cina yang mana huruf
kanji dengan cara baca onyomi tidak dapat berdiri sendiri (Bahri, 2013b).
Huruf kanji bisa terbentuk karena adanya beberapa garis atau coretan (Khoiriyah, 2014).
Garis-garis atau coretan-coretan tersebut membentuk bagian-bagian kanji (Kurniawan et al.,
2020), lalu bagian-bagian tersebut pada akhirnya membentuk sebuah huruf kanji secara untuh.
Dengan adanya bagian-bagian pada sebuah kanji ini maka timbul istilah yang disebut bushu
(Sudjianto dan Dahidi, 2019, p. 59) .
Dengan kata lain, bushu merupakan sebagai bagian dasar dari huruf kanji (Renariah &
Hum, 2002). Terdapat bermacam bushu yang letaknya berbeda, salah satunya bushu hen yang
terletak pada sebelah kiri pada huruf kanji. Selain itu, kanji juga dapat di interpretasikan
melalui bushu menggunakan teori Peirce. Menurut Peirce hasil interpretasi adalah timbulnya
tanda baru pada hal yang di interpretasikannya (Wijayanti & Anggapuspa, 2020), sehingga tiga
unsur yang menentukan tanda adalah tanda dapat ditangkap (Ratmanto, 2004), ditunjuk,
memiliki relasi antara tanda dan penerima tanda yang bersifat representative yang
mengarahkan pada interpretasi (Solikhati et al., 2017).
Bagi Peirce tanda tidaklah sebagai sesuatu struktur, tetapi proses pemaknaan yang
dilakukan dengan tiga tahap (triadic) (Hidayatullah, 2010) atau tahap semiosis, yaitu tahap
pertama, pencerapan representamen (R) wajah luar tanda yang berkaitan dengan manusia
secara langsung (Rafkahanun et al., 2022), tahap kedua yaitu penujukan representamen pada
objek (O), sebagai konsep yang dikenal oleh pemakai tanda (Mu’arrof, 2019), tahap ketiga
yang berkaitan dengan representamen tersebut adalah penafsiran lanjut oleh pemakai tanda
Citra Dewi, Nurlela dan Ayunda Putri Ajengesti
Interpretasi Makna Simbolik Kanji yang Menggunakan Bushu Ninben dan Kihen
(Kajian Semiotik)
28
yang disebut interpretant (I) setelah representament dikaitkan dengan objek (Aflaha, 2017).
Seperti pada gambaran skema triadik berikut:
Interpretan (I)
----------------------------------------
Representamen (R) Objek (O)
Gambar 1. Triadik Trikotomi (Asriningsari, 2012, p. 75)
Pada penelitian terdahulu, terdapat juga pembahasan mengenai interpretasi makna
simbolik kanji yang menggunakan teori Peirce, yaitu 1) (Putri, 2019) meneliti tentang
Interpretasi Makna Simbolik Kanji Bushu Koromo Hen dan Onna Hen yang bertujuan untuk
mendeksripsikan proses pembentukan dan makna kanji bushu Koromo hen dan Onna Hen
berdasarkan hubungan dengan kanji pembentuk lainnya. Pada penelitian ini, sumber datanya
berasal dari novel yang berjudul Ningyoutachi No Isu karya Akagawa Jirou”, 2) (Ayu, 2017)
meneliti tentang Interpretasi Makna Kanji dengan Bushu Hen Berunsur Tanah dalam Buku
Kanji In Context melalui Semiotika Charles Sanders Peirce yang menjabarkan kanji berunsur
tanah ditandai dengan tabel arti kanji berdasarkan kategori yang bertujuan untuk mengetahui
interpretasi makna kanji dengan bushu hen berunsur tanah dalam buku kanji in context
melalui kajian semiotika Charles Sanders Peirce . Pada penelitian Ayu, sumber datanya dari
buku Kanji In Context, dan 3) (Yanti, 2015) meneliti tentang perluasan makna kanji yang
memiliki bushu (tsuki, nizukuri, funazuki) dengan sumber datanya berasal dari Kamus
Kanji Modern Jepang-Indonesia (Andrew, 2005), kamus online dan berbagai sumber lainnya
yang bertujuan untuk mempermudah klasifikasi kanji yang memiliki bushu tsuki yang
bermakna bulan, nizukuri bermakna daging, dan funazuki bermakna perahu untuk
mendeskripsikan kanji berdasarkan asal-usulnya. Teori yang digunakan dalam penelitian
(Yanti, 2015) adalah teori Rikusho untuk mengetahui asal usul kanji.
Dari 3 penelitian diatas, penelitian ini memiliki perbedaan, yakni menginterpretasikan
kanjinya menggunakan bushu ninben dan kihen dengan menggunakan teori segitiga Charles
Sanders Peirce. Dengan menggabungkan bushu ninben dan kihen dengan kanji
pembentuknya, akan menghasilkan sebuah interpretasi makna simbolik kanji. Oleh karena itu,
Citra Dewi, Nurlela dan Ayunda Putri Ajengesti
Interpretasi Makna Simbolik Kanji yang Menggunakan Bushu Ninben dan Kihen
(Kajian Semiotik)
29
penelitian ini meneliti tentang “Interpretasi Makna Simbolik Kanji Yang Menggunakan
Bushu Ninben Dan Kihen.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Menurut (Sugiyono, 2020, p.
9) metode penelitian deskriptif kualitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme atau enterpretif, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Melalui metode ini, penulis mendeskripsikan
interpretasi makna kanji yang berbushu Ninben dan Kihen.
Penelitian ini menggunakan metode simak dengan teknik catat. Metode simak dilakukan
untuk menganalisis kanji yang berbushu Ninben dan Kihen yang bersumber data dari komik
online Ganma. Menurut (Sudaryanto, 2015, p. 203) mengatakan bahwa metode simak adalah
metode yang digunakan dalam penelitian bahasa dengan cara menyimak penggunaan bahasa
pada objek yang akan diteliti. Teknik catat digunakan untuk mencatat data kanji yang
menggunakan bushu ninben dan kihen.
Proses pengumpulan data dimulai dengan melihat komik online Jepang dari aplikasi
Ganma dengan metode simak, kemudian dilanjutkan dengan teknik catat yaitu dengan
mencatat data kanji yang berunsur bushu ninben dan kihen.
Setelah data terkumpul, maka data akan dianalisis. Dalam penelitian ini menggunakan
metode analisis data dengan metode agih atau distributional untuk mengolah data-data yang di
peroleh dan menggunakan teknik Bagi Unsur Langsung (BUL), yakni dengan cara membagi
satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur dan unsur-unsur yang
bersangkutan dipandang sebagai bagian langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud
(Sudaryanto, 2015, p. 37). Lalu, Metode agih dengan menggunakan teknik BUL digunakan
untuk menganalisis interpretasi makna dari kanji yang berbushu ninben dan kihen. Menurut
(Sudaryanto, 2015, p. 18) metode agih adalah yang alat penentunya justru bagian dari bahasa
yang bersangkutan itu sendiri.
Proses analisis data dimulai dari data yang sudah dicatat, kemudian diklasifikasikan
dengan menggunakan metode analisis agih, lalu dilanjutkan dengan teknik bagi unsur
langsung yaitu dengan menganalisis interpretasi makna kanji yang berunsur bushu ninben dan
kihen.
Citra Dewi, Nurlela dan Ayunda Putri Ajengesti
Interpretasi Makna Simbolik Kanji yang Menggunakan Bushu Ninben dan Kihen
(Kajian Semiotik)
30
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Interpretasi makna kanji dengan bushu ninben
Berdasarkan data yang telah terkumpul dan dianalisis, interpretasi kanji yang berbushu
ninben terdapat data yang menyatakan manusia, menyatakan benda, menyatakan aktifitas,
menyatakan fasilitas, menyatakan sifat, dan menyatakan perasaan. Berikut adalah salah satu
contohnya:
1. Menyatakan Manusia
Kanji 使
Berdasarkan teori Peirce, membagi tanda menjadi tiga melalui segitiganya, yaitu
representamen (R), objek (O), dan interpretan (I).
(I) Manfaat
(R) 使 -------------------------------- (O)
Gambar 2. Interpretasi Kanji 使 (shi)
Representamen (R) dari kanji 使 (shi) adalah konsep dari bushu (ninben) yang
berarti manusia dan (ri) yang berarti petugas. Representamen (R) dari kanji 使 (shi)
termasuk kedalam legisign. Disebut legisign karena kanji tersebut menjadi suatu kesepakatan
konvensional dari orang Jepang. Objek (O) pada kanji 使 (shi) adalah bushu (ninben) yang
masuk dalam kategori ikon. Disebut ikon karena memiliki hubungan kemiripan rupa dengan
acuannya, yaitu manusia. Interpretan (I) pada kanji 使 (shi) memiliki arti manfaat. Maka
interpretasi kanji 使 (shi) adalah orang yang mendapatkan mandat dari seseorang yang terikat
dengan pekerjaan yang dapat memberikan manfaat bagi si penerima. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa interpretasi dari kanji 使 (shi) adalah menyatakan manusia.
Citra Dewi, Nurlela dan Ayunda Putri Ajengesti
Interpretasi Makna Simbolik Kanji yang Menggunakan Bushu Ninben dan Kihen
(Kajian Semiotik)
31
2. Menyatakan benda
Kanji
Berdasarkan teori Peirce, membagi tanda menjadi tiga melalui segitiganya, yaitu
representamen (R), objek (O), dan interpretan (I).
(I) lainnya
(R) -------------------------------- (O)
Gambar 3. Interpretasi Kanji (ta)
Representamen (R) dari kanji (ta) adalah konsep dari bushu (ninben) yang berarti
manusia dan (nari) yang menjadi (klasik). Representamen (R) dari kanji (ta) termasuk
kedalam legisign. Disebut legisign karena kanji tersebut menjadi suatu kesepakatan
konvensional dari orang Jepang. Objek (O) pada kanji (ta) adalah bushu (ninben) yang
masuk dalam kategori ikon. Disebut ikon karena memiliki hubungan kemiripan rupa dengan
acuannya, yaitu manusia. Interpretan (I) pada kanji (ta) memiliki arti yang lain
(orang/barang). Maka interpretasi kanji (ta) adalah sebuah barang yang sudah lama namun
tetap terawat dari dulu hingga sekarang. Jadi, dapat disimpulkan bahwa interpretasi dari
kanji (ta) adalah menyatakan benda.
3. Menyatakan kegiatan
Kanji
Berdasarkan teori Peirce, membagi tanda menjadi tiga melalui segitiganya, yaitu
representamen (R), objek (O), dan interpretan (I).
(I) Menyerahkan
(R) -------------------------------- (O)
Gambar 4. Interpretasi Kanji (fu)
Citra Dewi, Nurlela dan Ayunda Putri Ajengesti
Interpretasi Makna Simbolik Kanji yang Menggunakan Bushu Ninben dan Kihen
(Kajian Semiotik)
32
Representamen (R) dari kanji (fu) adalah konsep dari bushu (ninben) yang
berarti manusia dan (sun) yang berarti ukuran. Representamen (R) dari kanji (fu)
termasuk kedalam legisign. Disebut legisign karena kanji tersebut menjadi suatu kesepakatan
konvensional dari orang Jepang. Objek (O) pada kanji (fu) adalah bushu (ninben) yang
masuk dalam kategori ikon. Disebut ikon karena memiliki hubungan kemiripan rupa dengan
acuannya, yaitu manusia. Interpretan (I) pada kanji (fu) memiliki arti menyerahkan. Maka
interpretasi kanji (fu) proses mengukur sesuatu pada orang lain, lalu kita memberikan hasil
ukuran tersebut kepada si penerima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa interpretasi dari kanji
(fu) adalah menyatakan kegiatan.
4. Menyatakan Fasilitas
Kanji
Berdasarkan teori Peirce, membagi tanda menjadi tiga melalui segitiganya, yaitu
representamen (R), objek (O), dan Interpretan (I).
(I) Contoh
(R) -------------------------------- (O)
Gambar 5. Interpretasi Kanji ( rei)
Representamen (R) dari kanji (rei) adalah konsep dari bushu (ninben) yang berarti
manusia dan (retsu) yang berarti kolom. Representamen (R) dari kanji (rei) termasuk
kedalam legisign. Disebut legisign karena kanji tersebut menjadi suatu kesepakatan
konvensional dari orang Jepang. Objek (O) pada kanji (rei) adalah bushu (ninben) yang
masuk dalam kategori ikon. Disebut ikon karena memiliki hubungan kemiripan rupa dengan
acuannya, yaitu manusia. Interpretan (I) dalam kanji (rei) memiliki arti contoh. Maka
interpretasi kanji (rei) adalah sesuatu yang sudah tersedia dalam bentuk tabel dengan garis
tegak yang akan dijadikan untuk bahan acuan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa interpretasi dari
kanji (rei) adalah menyatakan fasilitas
Citra Dewi, Nurlela dan Ayunda Putri Ajengesti
Interpretasi Makna Simbolik Kanji yang Menggunakan Bushu Ninben dan Kihen
(Kajian Semiotik)
33
5. Menyatakan Sifat
Kanji
Berdasarkan teori Peirce, membagi tanda menjadi tiga melalui segitiganya, yaitu
representamen (R), objek (O), dan interpretan (I).
(I) Kebenaran
(R) -------------------------------- (O)
Gambar 6. Interpretasi Kanji (shin)
Representamen (R) dari kanji (shin) adalah konsep dari bushu (ninben) yang
berarti manusia dan (iu) yang berarti kata. Representamen (R) dari kanji (shin)
termasuk kedalam legisign.. Disebut legisign karena kanji tersebut menjadi suatu kesepakatan
konvensional dari orang Jepang. Objek (O) pada kanji (shin) adalah bushu (ninben)
yang masuk dalam kategori ikon. Disebut ikon karena memiliki hubungan kemiripan rupa
dengan acuannya, yaitu manusia. Interpretan (I) pada kanji (shin) memiliki arti kebenaran.
Maka interpretasi kanji (shin) adalah suatu bahasa yang diacu oleh permasalahan
berdasarkan kenyataan yang ada dan tidak dikarang oleh suatu kebohongan dan dapat
dipercaya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa interpretasi dari kanji (shin) adalah menyatakan
sifat.
6. Menyatakan Perasaan
Kanji
Berdasarkan teori Peirce, membagi tanda menjadi tiga melalui segitiganya, yaitu
representamen (R), objek (O), dan interpretan (I).
(I) Pasangan
(R) -------------------------------- (O)
Gambar 7. Interpretasi Kanji (guu)
Citra Dewi, Nurlela dan Ayunda Putri Ajengesti
Interpretasi Makna Simbolik Kanji yang Menggunakan Bushu Ninben dan Kihen
(Kajian Semiotik)
34
Representamen (R) dari kanji (guu) adalah konsep dari bushu (ninben) yang
berarti manusia dan (onagazaru) yang berarti panjang. Representamen (R) dari kanji
(guu) termasuk kedalam legisign. Disebut legisign karena kanji tersebut menjadi suatu
kesepakatan konvensional dari orang Jepang. Objek (O) pada kanji (guu) adalah bushu
(ninben) yang masuk dalam kategori ikon. Disebut ikon karena memiliki hubungan kemiripan
rupa dengan acuannya, yaitu manusia. Interpretan (I) pada kanji (guu) memiliki arti
pasangan. Maka interpretasi kanji (guu) adalah dua orang manusia (laki-laki dan
perempuan) yang memiliki rasa ingin memiliki dan saling melengkapi satu dengan yang
lainnya yang memiliki rentan waktu yang lama. Jadi, dapat disimpulkan bahwa interpretasi
dari kanji (guu) adalah menyatakan perasaan.
B. Interpretasi kanji dengan bushu kihen
Berdasarkan data yang telah terkumpul dan dianalisis, interpretasi kanji yang berbushu
kihen terdapat data yang menyatakan benda, menyatakan sarana, menyatakan pohon, dan
menyatakan peristiwa. Berikut adalah salah satu contohnya:
1. Menyatakan benda
Kanji
Berdasarkan teori Peirce, membagi tanda menjadi tiga melalui segitiganya, yaitu
representamen (R), objek (O), dan interpretan (I).
(I) aspek
(R) -------------------------------- (O)
Gambar 8. Interpretasi Kanji (sou)
Representamen (R) dari kanji (sou) adalah konsep dari bushu (kihen) yang berarti
pohon dengan kanji (me) yang berarti mata. Representamen (R) dari kanji (sou)
termasuk kedalam legisign. Disebut legisign karena kanji tersebut menjadi suatu kesepakatan
konvensional dari orang Jepang. Objek (O) pada kanji (sou) adalah bushu (kihen) yang
masuk dalam kategori ikon. Disebut ikon karena memiliki hubungan kemiripan rupa dengan
Citra Dewi, Nurlela dan Ayunda Putri Ajengesti
Interpretasi Makna Simbolik Kanji yang Menggunakan Bushu Ninben dan Kihen
(Kajian Semiotik)
35
acuannya, yaitu pohon. Interpretan (I) pada kanji (sou) memiliki arti aspek. Maka
interpretasi kanji (sou) adalah suatu permasalahan sebagai bahan pertimbangan yang
dilihat dari mata dengan sudut pandang yang berbeda. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
interpretasi dari kanji (sou) adalah menyatakan benda.
2. Menyatakan Sarana
Kanji
Berdasarkan teori Peirce, membagi tanda menjadi tiga melalui segitiganya, yaitu
representamen (R), objek (O), dan interpretan (I).
(I) Sekolah
(R) -------------------------------- (O)
Gambar 9. Interpretasi Kanji (kou)
Representamen (R) dari kanji (kou) adalah konsep dari bushu (kihen) yang berarti
pohon dengan (kou) yang berarti asosiasi. Representamen (R) dari kanji (sou) termasuk
kedalam legisign. Disebut legisign karena kanji tersebut menjadi suatu kesepakatan
konvensional dari orang Jepang. Objek (O) pada kanji (kou) adalah bushu (kihen) yang
masuk dalam kategori ikon. Disebut ikon karena memiliki hubungan kemiripan rupa dengan
acuannya, yaitu pohon. Interpretan (I) pada kanji (kou) memiliki arti sekolah. Maka
interpretasi kanji (kou) adalah suatu perkumpulan yang mempunyai kepentingan bersama
yang mendasari terbentuknya lembaga sosial yang dilakukan didalam lingkungan sekolah.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa, interpretasi dari kanji (kou) adalah menyatakan sarana.
3. Menyatakan Pohon
Kanji
Berdasarkan teori Peirce, membagi tanda menjadi tiga melalui segitiganya, yaitu
representamen (R), objek (O), dan interpretan (I).
Citra Dewi, Nurlela dan Ayunda Putri Ajengesti
Interpretasi Makna Simbolik Kanji yang Menggunakan Bushu Ninben dan Kihen
(Kajian Semiotik)
36
(I) Hutan
(R) -------------------------------- (O)
Gambar 10. Interpretasi Kanji (rin)
Representamen (R) dari kanji (rin) adalah konsep dari kanji itu sendiri yang
termasuk kedalam sinsign dan legisign. Disebut sinsign karena kanji tersebut menampilkan
kenyataan pada tampilan aslinya, yaitu pohon. Disebut legisign karena kanji tersebut menjadi
suatu kesepakatan konvensional dari orang Jepang. Objek (O) pada kanji (rin) adalah
bushu (kihen) yang masuk dalam kategori ikon. Disebut ikon karena memiliki hubungan
kemiripan rupa dengan acuannya, yaitu pohon Interpretan (I) pada kanji (rin) memiliki arti
hutan. Maka, interpretasi dari kanji (rin) adalah kawasan yang ditumbuhi oleh pepohonan
yang banyak dan lebat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa interpretasi dari kanji (rin) adalah
menyatakan pohon.
4. Menyatakan Peristiwa
Kanji
Berdasarkan teori Peirce, membagi tanda menjadi tiga melalui segitiganya, yaitu
representamen (R), objek (O), dan interpretan (I).
(I) Kejadian
(R) -------------------------------- (O)
Gambar 11. Interpretasi Kanji (ki)
Representamen (R) dari kanji (ki) adalah konsep dari bushu (kihen) yang berarti
pohon dengan kanji (iku) yang berarti beberapa. Representamen (R) dari kanji (ki)
termasuk kedalam legisign. Disebut legisign karena kanji tersebut menjadi suatu kesepakatan
konvensional dari orang Jepang. Objek (O) pada kanji (ki) adalah bushu (kihen) yang
masuk dalam kategori ikon. Disebut ikon karena memiliki hubungan kemiripan rupa dengan
acuannya, yaitu pohon. Interpretan (I) pada kanji (ki) memiliki arti kejadian. Maka
Citra Dewi, Nurlela dan Ayunda Putri Ajengesti
Interpretasi Makna Simbolik Kanji yang Menggunakan Bushu Ninben dan Kihen
(Kajian Semiotik)
37
interpretasi kanji (ki) adalah beberapa rentetan peristiwa yang berlangsung. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa interpretasi dari kanji (ki) adalah menyatakan peristiwa.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kanji yang berbushu
ninben terdapat interpretasi makna yang dihasilkan, diantaranya makna yang menyatakan
manusia, menyatakan benda, menyatakan aktifitas, menyatakan fasilitas, menyatakan sifat dan
menyatakan perasaan. Kanji yang berbushu kihen terdapat interpretasi makna yang dihasilkan,
diantaranya diantaranya makna yang menyatakan benda, menyatakan sarana, menyatakan
pohon, dan menyatakan peristiwa.
Citra Dewi, Nurlela dan Ayunda Putri Ajengesti
Interpretasi Makna Simbolik Kanji yang Menggunakan Bushu Ninben dan Kihen
(Kajian Semiotik)
38
REFERENSI
Adhetya, B., Fariza, A., & Soelistijorini, R. (2010). Konversi Kata Bahasa Indonesia-Bahasa
Jepang Beserta Cara Penulisannya Berbasis Web. EEPIS Final Project.
Afifah, I. N. (2022). Antara Hiragana dan Aksara Jawa (Based on a True Story). Deepublish.
Aflaha, U. (2017). Kaos Hadis Sebagai Media Dakwah dan Komunikasi Alternatif. INJECT
(Interdisciplinary Journal of Communication), 2(2), 247–274.
Arief, R. I., Wahyuni, L., & Puspita, K. (2019). Penerapan Metode Linear Congruent Method
(Lcm) Pada Perangkat Lunak Tebak Huruf Hiragana Berbasis Android. IT
(INFORMATIC TECHNIQUE) JOURNAL, 7(1), 63–72.
Bahri, S. (2013a). Analisis Makna Kanji Berkarakter Dasar Ukanmuri Ditinjau Dari Segi
Semiotika (Kajian Charles Sander Pierce).
Bahri, S. (2013b). Analisis Makna Kanji Berkarakter Dasar Ukanmuri Ditinjau Dari Segi
Semiotika (Kajian Charles Sander Pierce).
Hidayatullah, R. (2010). Nilai Religiusitas Dalam Novel “Mamu Zein” Karya Syeikh Dr.
Mohammad Said Ramadhan Al-Buthi (Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce).
Jurnal Bahasa Dan Sastra, 9(1), 178.
Istianah, I., Jepang, F. S. P. S., & Andarwati, T. W. (2020). Analisis Penggunaan Doukun’iji
(同訓異字) Pada Verba Kaeru (変・代・換・替) Melalui Pendekatan Semantik. Ayumi:
Jurnal Budaya, Bahasa Dan Sastra, 6 (2).
Khoiriyah, A. R. (2014). Mengenal Lebih Dekat Mengenai Bushu Kanji. Diglossia: Jurnal
Kajian Ilmiah Kebahasaan Dan Kesusastraan, 5(2).
Kurniawan, H., Fitriana, R., & Karyati, A. (2020). Analisis Pembentukan Kanji Berdasarkan
Pembedahan Makna Mushihen Yang Berhubungan Langsung dan Tidak Langsung.
IDEA: Jurnal Studi Jepang, 2(2), 1–10.
Monoarfa, S. (2022). On-yomi dan Kun-yomi pada Huruf Kanji. The Studies of Social
Sciences, 4(1), 23–38.
Mu’arrof, A. Q. (2019). Representasi Masyarakat Pesisir: Analisis Semiotika dalam Novel
Gadis Pesisir Karya Nunuk Y. Kusmiana. Prosiding Seminar Nasional Linguistik Dan
Sastra (SEMANTIKS), 1, 71–78.
Rafkahanun, R., Indira, D., Ardiati, R. L., & Soemantri, Y. S. (2022). Representasi Budaya
Ramadan di Indonesia dalam Iklan Gojek Versi Ramadan 2021: Kajian Semiotika
Roland Barthes. Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 15(1), 111–121.
Ratmanto, T. (2004). Pesan: Tinjauan Bahasa, Semiotika, dan Hermeneutika. Mediator:
Jurnal Komunikasi, 5(1), 29–37.
Citra Dewi, Nurlela dan Ayunda Putri Ajengesti
Interpretasi Makna Simbolik Kanji yang Menggunakan Bushu Ninben dan Kihen
(Kajian Semiotik)
39
Renariah, D., & Hum, M. (2002). Bahasa Jepang dan karakteristiknya. Jurnal Sastra Jepang
Fakultas Sastra Universitas Kristen Maranatha, 1(2), 1–16.
Solikhati, S., Putra, H. S. A., & Nugroho, H. (2017). Banalitas simbol keagamaan dalam
sinetron religi: Analisis tayangan sinetron “bukan Islam ktp” di SCTV. Jurnal Ilmu
Dakwah, 35(1), 96–117.
Sriyanto, S., & Fauzie, A. (2017). Penggunaan Kata œJancuk Sebagai Ekspresi Budaya dalam
Perilaku Komunikasi Arek di Kampung Kota Surabaya. Jurnal Psikologi Teori Dan
Terapan, 7(2), 88–102.
Wijayanti, I., & Anggapuspa, M. L. (2020). Kajian Semiotika Video Musik Berjudul
Instagram Oleh Dean. BARIK, 1(1), 82–97.
Yeni, Y. (2019). Penerapan Teknik Semantic Mapping dalam Pembelajaran Kanji. Jurnal
Pendidikan Bahasa Jepang Undiksha, 5(3), 513–520.