Aulia Arifbillah Anwar, Nurlela dan Nurlela
Interpretasi Makna Simbolik Kanji yang Menggunakan Bushu Ninben dan Kihen
(Kajian Semiotik)
digunakan pada tuturan 勝つ
ぞ
ー berfungsi untuk menambah kekuatan kata untuk
memberanikan diri sendiri atau mendesak diri sendiri. Seo menuturkannya dengan penuh
semangat dan penekanan, terutama pada bagian akhir. Sifat atau sikap maskulinitas yang
terlihat dari tuturan tersebut adalah pantang menyerah, kompetitif dan agresif. Hal ini terlihat
dari caranya menuturkan tuturan data A2.1 dengan penuh semangat dan penekanan bahwa ia
akan menang.
Shuujoshi ze yang digunakan pada tuturan
犯則でも構わない、退場するまでのゲームだ
ぜ
berfungsi untuk mengekspresikan
suatu pernyataan kepada seseorang atau memamerkan kemauan. Dengan memaparkan data
A3.1, Seo bermaksud untuk menyatakan bahwa dia tidak akan segan-segan melakukan
pelanggaran atau bahkan dikeluarkan dari permainan. Jika dihubungkan dengan data A2.1,
maka maksud yang ingin disampaikan oleh Seo adalah dia tidak akan segan-segan melakukan
pelanggaran bahkan sampai dikeluarkan dari permainan untuk menang. Dari maksud tuturan
data A2.1 dan A3.1 dapat diketahui representasi maskulinitas yang ditampilkan oleh tokoh
Yuzuki Seo dari kedua tuturan adalah tidak mau kalah atau kompetitif dan mendominasi serta
agresif. Representasi ini juga diperkuat dengan pernyataan Nozaki yang mengatakan bahwa
Seo sama sekali tidak memiliki sportsmanship.
Beberapa penelitian yang penulis temui terkait penyimpangan penggunaan danseigo dan
representasi yang digambarkannya diantaranya adalah Ayuningtyas (2017) dengan judul
Penggunaan Ragam Bahasa Pria oleh Tokoh Wanita dalam Anime Kaichou Wa Maid Sama
dan Ariefa dan Mutiawanthi (2016) dengan judul Representasi Gender dalam Folklor Jepang.
Ayuningtyas (2017) meneliti tentang bentuk-bentuk ragam bahasa pria yang digunakan
oleh tokoh wanita dalam anime Kaichou Wa Maid Sama dan faktor-faktor yang
melatarbelakangi penggunaannya dengan menggunakan pendekatan sosiolinguistik. Dari hasil
analisis yang dilakukannya, didapat bahwa bentuk ragam bahasa pria yang digunakan adalah
shuujoshi, kandoushi dan ninshou daimeishi. Shuujoshi danseigo yang digunakan dalam
anime Kaichou Wa Maid Sama adalah yo, na, kana, sa dan zo. Penggunaan kandoushi dalam
anime tersebut adalah oi dan iya, sedangkan ninshou daimesihi yang digunakan adalah jibun,
omaera, omae dan aitsu. Adapun faktor-faktor yang melatarbelakangi penggunaan ragam
bahasa pria oleh tokoh wanita dalam anime Kaichou Wa Maid Sama adalah faktor usia, faktor
uchi, faktor status sosial dan faktor situasi. Ayuningtyas (2017) juga menyatakan bahwa faktor
situasi merupakan faktor yang paling mempengaruhi penggunaan ragam bahasa pria oleh