NIJI
Jurnal Kajian Sastra, Budaya, Pendidikan dan Bahasa Jepang
Vol. 3, No. 1, Januari 2021, p-ISSN 2355-889X
https://doi.org/10.18510/jt.2021.xxx
http://jurnal.stibainvada.ac.id/
56
KONJUGASI DALAM ALBUM UTA NO PRINCE-SAMA MAJI LOVE LEGEND STAR
Nurlela
Institut Pendidikan dan Bahasa (IPB) Invada Cirebon
Diddah Annissa’atul S.
Institut Pendidikan dan Bahasa (IPB) Invada Cirebon
Arief Rahman Aziz B.S.
Institut Pendidikan dan Bahasa (IPB) Invada Cirebon
Riwayat Artikel:
Diterima Oktober 2020;
Direvisi Desember 2020;
Disetujui Januari 2021.
Abstrak
Penelitian ini berjudul konjugasi dalam album Uta No Prince-Sama Maji Love Legend Star
penelitian ini memiliki tujuan untuk 1) memaparkan jenis konjugasi yang terdapat dalam
lagu-lagu uta no prince-sama maji love legend star dan 2) memaparkan perubahan konjugasi
yang terdapat dalam lagu-lagu uta no prince-sama maji love legend star. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik simak-catat. Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode agih menggunakan teknik bagi unsur langsung
(BUL) dan baca markah. Berdasarkan hasil analisis ditemukan data sejumlah 142 data terdiri
dari enam jenis konjugasi, yakni 1) mizenkei, yaitu konjugasi yang mencakup 11 data bentuk
negatif (~nai), 1 data bentuk kausatif (~seru), 3 data bentuk pasif (~reru), dan 10 bentuk
maksud (~ou/you), 2) renyoukei, yaitu konjugasi yang mencakup 4 data bentuk keinginan
(~tai), 11 data bentuk lampau (~ta), dan 23 data bentuk sambung (~te), 3) shuushikei, yaitu
kata kerja yang berada di akhir kalimat berjumlah 16 data, 4) rentaikei, yaitu kata kerja yang
berada di tengah kalimat sebagai modifikator berjumlah 50 data, 5) kateikei, yaitu kata kerja
bentuk pengandaian (~ba) berjumlah 4 data, dan 6) meireikei, yaitu kata kerja bentuk perintah
berjumlah 9 data. Penelitian ini memiliki dua simpulan, yakni 1) terdapat enam jenis
konjugasi dalam album Uta No Prince-Sama Maji Love Legend Star, 2) terdapat sebelas (11)
bentuk konjugasi dari enam jenis konjugasi yang ada.
Kata kunci: konjugasi, gokan, gobi, uta no prince-sama
Nurlela, Diddah Annissa’atul S. dan Arief Rahman Aziz B.S.
Konjugasi dalam Album Uta No Prince-Sama Maji Love Legend Star
57
PENDAHULUAN
Menurut Koizumi (1995, p. 89) morfologi adalah ilmu yang berfokus pada
pembentukan kata atau terbentuknya sebuah kata. Sutedi (2011, p. 43) mengatakan bahwa
morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses
pembentukannya. Dalam bahasa Jepang morfologi disebut keitairon (形態論). Dalam Lieber
(2009, p. 2) morfologi adalah ilmu yang mempelajari pembentukan kata, termasuk
terbentuknya kata baru dalam bahasa dunia dan variasi bentuk kata yang digunakan dalam
kalimat.
Dalam ilmu morfologi ada yang dinamakan konjugasi. Konjugasi menurut para ahli
yakni, menurut (Bhaga, 2021) mengatakan bahwa konjugasi terbagi menjadi dua bagian, yaitu
bagian yang tidak berubah dan bagian yang berubah. Bagian yang tidak berubah dinamakan
katsuyou gokan sedangkan bagian yang berubah dinamakan katsuyou gobi (Suparwa &
Satyawati, 2018). Bagian katsuyou gokan adalah kata yang memiliki arti saat berdiri sendiri.
Bagian katsuyou gobi adalah kata yang mengalami perubahan dalam kalimat.
Terdapat tiga penelitian mengenai konjugasi dalam bahasa Jepang yang relevan dengan
penelitian ini (Putri & Zalman, 2019). Kesatu, Norman (2014) berjudul Analisis Kesalahan
Penggunaan Shieki pada Mahasiswa Program Studi S1 Sastra Jepang Angkatan 2011
Universitas Brawijaya. Kedua, Mael (2016) berjudul Analisis Lirik Lagu Honjitsu Wa Saiten
Nari. Ketiga, Widiyowati (2019) berjudul Analisis Penggunaan Kata Sifat Bahasa Jepang
Mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Malang.
Penelitian pertama, Norman (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis
Kesalahan Penggunaan Shieki. Dari hasil penelitian Norman (2014) ditemukan lima jenis
kesalahan, yaitu 1) kesalahan menganalogi, 2) kesalahan tekstual, 3) kesalahan penerimaan, 4)
kesalahan dalam mengungkapkan, dan 5) kesalahan pada pengajar. Adapun kesalahan
penggunaan shieki disebabkan oleh perbedaan bahasa antara bahasa Indonesia dan Jepang
yang tidak serumpun (Arfianty & Hasibuan, 2018), lingkungan mahasiswa yang biasa
menggunakan bahasa sehari-hari (Wati, Rijal, & Hanum, 2020) dan kebiasaan para
pembelajar menggunakan kata kerja atau verba bentuk kamus dalam percakapan (Imamudin
& Haerudin, 2019).
Penelitian kedua, Mael (2016) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Lirik Lagu
Honjitsu Wa Saiten Nari. Hasil penelitian Mael (2016) dari segi fonologi ditemukan tiga jenis
data, yaitu 1) fonem, 2) mora dan silabis, dan 3) konsonan N. Fonem memiliki fungsi sebagai
pembeda arti, contohnya fonem “m” dan “k” pada kata dame dan dake. Lalu, pada bagian
Nurlela, Diddah Annissa’atul S. dan Arief Rahman Aziz B.S.
Konjugasi dalam Album Uta No Prince-Sama Maji Love Legend Star
58
mora dan silabis tidak selalu memiliki jumlah yang sama, contohnya de-cha-u-n memiliki 4
mora 3 silabis. Pada bagian konsonan N mempengaruhi hatsuon, contohnya berbunyi [m] saat
bertemu fonem [p], [b], dan [m] (nanmoshitaku=nammoshitaku), berbunyi [n] saat bertemu
fonem [t], [d], [ts], [dz], [t∫], [r], [n] (nante, inainda, konnan, nainda), berbunyi [ng] saat
bertemu fonem [n], [k] (nanka=nangka) dan berbunyi [N] saat berada di akhir kata
(tsuman=tsumang). Dari segi morfologi ditemukan perubahan renyoukei shuushikei, dan
perubahan kopula. Contoh perubahannya adalah sebagai berikut.
1. Renyoukei: tsuyogaru à tsuyogatte, fuku à fuite
2. Shuushikei: warau à warau
3. Perubahan kopula: darou à de-a-rou à de-shou
Penelitian ketiga, Widiyowati (2019) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis
Penggunaan Kata Sifat Bahasa Jepang. Dari hasil penelitian Widiyowati (2019) ditemukan
tiga jenis kesalahan dalam penggunaan kata sifat, yaitu 1) kesalahan bentuk, yaitu kouen wa
hito ga sukunaikunai desu, 2) penambahan, yaitu Sato-san no kasa wa kono akai no kasa
desu, dan 3) penghilangan, yaitu kyou nen no fuyu wa atatakatta desu. Kesalahan penggunaan
tersebut terjadi karena bahasa Indonesia tidak memiliki kategori kata sifat seperti dalam
bahasa Jepang (Natalia & Darwis, 2022).
Berdasarkan tiga penelitian terdahulu penulis menyimpulkan bahwasannya penelitian
ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya. Akan tetapi, penelitian ini
berfokus pada konjugasi verba dalam album Uta no Prince-sama Maji Love Legend Star.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif. Bogdan dan
Taylor dalam Moleong (2017, p. 4) mengatakan bahwa metode kualitatif merupakan salah
satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis ataupun
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode kualitatif deskriptif
digunakan penulis untuk mendeskripsikan jenis dan perubahan konjugasi verba pada lirik lagu
Uta no prince-sama Maji Love Legend Star. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan
metode simak. Menurut Sudaryanto (1998, p. 2) metode simak dilakukan untuk menyimak
penggunaan bahasa. Menyimak adalah langkah awal untuk mempelajari objek yang diteliti,
yaitu lirik lagu pada album Uta no prince-sama Maji Love Legend Star. Setelah menyimak,
penulis melakukan pemilahan bait yang terdapat konjugasi verba. Selanjutnya, penulis
menggunakan teknik catat karena objek yang diteliti berupa tulisan. Menurut Sudaryanto
(1998, p. 5) teknik catat adalah teknik yang dilakukan dengan mencatat data dilanjutkan
Nurlela, Diddah Annissa’atul S. dan Arief Rahman Aziz B.S.
Konjugasi dalam Album Uta No Prince-Sama Maji Love Legend Star
59
dengan mengklasifikasi data. Penulis melakukan pencatatan bait-bait yang di dalamnya
terdapat konjugasi verba. Hal ini dilakukan untuk memudahkan penulis dalam
mengklasifikasi jenis konjugasi verba pada objek penelitian. Setelah data dikumpulkan,
selanjutnya data akan diolah dan dianalisis. Analisis data menggunakan metode agih. Menurut
Sudaryanto (2015, p. 18) metode agih adalah metode analisis dimana unsur penentunya
terdapat dalam bahasa itu sendiri. Metode agih digunakan untuk menganalisis makna yang
terkandung dalam konjugasi verba pada lirik lagu Uta no prince-sama Maji Love Legend Star.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis bagi unsur langsung (BUL) dan teknik baca
markah. Sudaryanto (2015, p. 37) teknik BUL merupakan teknik dasar metode agih disebut
demikian karena pada awal menganalisis membagi satuan lingual data menjadi beberapa
bagian. Sudaryanto (2015, p. 129) teknik baca markah adalah teknik analisis dimana peneliti
diharuskan memiliki kemampuan membaca markah (marker) yang terdapat dalam satuan
lingual untuk menentukan identitas konstituen tertentu. Teknik BUL digunakan untuk
membagi jenis konjugasi verba pada lirik lagu Uta no prince-sama Maji Love Legend Star.
Teknik baca markah digunakan untuk menganalisis perubahan verba pada lirik lagu Uta no
prince-sama Maji Love Legend Star berdasarkan masing-masing penanda konjugasi verbanya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut Koizumi (1995, p. 97) dalam bahasa Jepang perubahan bentuk kata disebut
konjugasi (katsuyou/活⽤), bentuk konjugasi yang diajarkan dalam buku bunpou di sekolah,
umumnya ada 6 jenis, yaitu:
1. Mizenkei: Kaka- à negatif/penolakan (-nai)
kausatif (-seru)
pasif (-reru)
2. Renyoukei: Kaki- à iisashi
keinginan (-tai)
lampau (-ta)
bentuk sambung (-te)
3. Shuushikei: Kaku muncul di akhir kalimat sebagai predikat.
4. Rentaikei: Kaku muncul di depan kata benda.
5. Kateikei: Kake- bentuk sambung menggunakan partikel (-ba)
6. Meireikei: Kake
Sutedi (2011, p. 50) menambahkan dalam konjugasi mizenkei terdapat bentuk maksud (-
ou/you).
Nurlela, Diddah Annissa’atul S. dan Arief Rahman Aziz B.S.
Konjugasi dalam Album Uta No Prince-Sama Maji Love Legend Star
60
Berdasarkan hasil data yang ditemukan pada album Maji Love Legend Star, ditemukan
161 data, setelah dilakukan reduksi terdapat 142 data konjugasi, 15 pada lagu Mighty Aura, 30
pada lagu Justice Impulse, 36 pada lagu Lovely Eyes, 29 pada lagu Visible Elf, 32 pada lagu
Lasting Oneness. Dengan jumlah konjugasi 25 berjenis mizenkei, 38 berjenis renyoukei, 16
berjenis shuushikei, 50 berjenis rentaikei, 4 berjenis kateikei, 9 berjenis meireikei.
1. Mizenkei
a. Bentuk negatif (~nai)
(2) 瞳の奥がギラつき
⽌まらない
Hitomi no oku ga giratsuki tomaranai
‘mata yang tiada henti berkilau’
Tomaran ai termasuk dalam jenis konjugasi mizenkei. Tomaran ai
merupakan kata kerja golongan satu (godan doushi) karena terdapat morfem
ra sebelum morfem nai. Morfem ra adalah perubahan dari morfem ru yang
berada di akhir kata kerja.
Kata tomaranai berasal dari kata toma-ru <berhenti> yang mengalami perubahan
ke bentuk negatif menjadi toma-ranai <tidak berhenti>, toma sebagai gokan dan ranai
sebagai gobi. Pada data (2) kata tomaranai menunjukkan sebuah pernyataan mata yang
memancarkan semangat tiada henti.
b. Bentuk kausatif (~seru)
(12)
振り向かせる
Furimukaseru
biar ku lakukan lagi
Furimukaseru termasuk dalam jenis konjugasi mizenkei. Furimukaseru
merupakan kata kerja golongan satu (godan doushi) karena terdapat morfem
ka sebelum morfem seru. Morfem ka adalah perubahan dari morfem ku yang
berada di akhir kata kerja.
Kata furimukaseru berasal dari kata furimu-ku <menengok, berpaling> yang
mengalami perubahan ke bentuk kausatif menjadi furimu-kaseru <membiarkan
menengok, berpaling>, furimu sebagai gokan dan kaseru sebagai gobi. Pada data (12)
kata furimukaseru menunjukkan sebuah permintaan untuk melakukan hal yang sama
sekali lagi, yaitu mengobarkan semangat agar sampai ke lawan bertarung.
c. Bentuk pasif (~reru)
(13)
満たされる
ようだ…
Kokoro mitasareru you da...
‘seperti memenuhi hati ini’
Nurlela, Diddah Annissa’atul S. dan Arief Rahman Aziz B.S.
Konjugasi dalam Album Uta No Prince-Sama Maji Love Legend Star
61
Mitasareru termasuk dalam jenis konjugasi mizenkei. Mitasareru
merupakan kata kerja golongan satu (godan doushi) karena terdapat morfem
sa sebelum morfem reru. Morfem sa adalah perubahan dari morfem su yang
berada di akhir kata kerja.
Kata mitasareru berasal dari kata mita-su <memenuhkan, mencukupi> yang
mengalami perubahan ke bentuk pasif menjadi mita-sareru <dipenuhi, dicukupi>, mita
sebagai gokan dan sareru sebagai gobi. Pada data (13) kata mitasareru menunjukkan
sebuah pernyataan bahwa suara bisikan bintang-bintang memenuhi hati.
d. Bentuk maksud (~ou/you)
(16) そのために⾼め
合おう
Sono tame ni takame aou
‘untuk itu, kita berjuang
Aou termasuk dalam jenis konjugasi mizenkei. Aou merupakan kata kerja
golongan satu (godan doushi) karena terdapat morfem ou. Morfem ou adalah
perubahan dari morfem u yang berada di akhir kata kerja.
Kata aou berasal dari kata a-u <cocok, sesuai> yang mengalami perubahan ke
bentuk maksud menjadi a-ou <mari sesuaikan>, a sebagai gokan dan ou sebagai gobi.
Pada data (16) kata aou menunjukkan sebuah ajakan untuk meraih apa yang diinginkan.
2. Renyoukei
a. Bentuk keinginan (~tai)
(26) 君の⽢い熱を
暴きたい
Kimi no amai netsu wo abakitai
‘aku ingin mengungkap perasaanmu’
Abakitai termasuk dalam jenis konjugasi renyoukei. Abakitai merupakan
kata kerja golongan satu (godan doushi) karena terdapat morfem ki sebelum
morfem tai. Morfem ki adalah perubahan dari morfem ku yang berada di akhir
kata kerja.
Kata abakitai berasal dari kata aba-ku <mengungkap> yang mengalami perubahan
ke bentuk keinginan menjadi aba-kitai <ingin mengungkap>, aba sebagai gokan dan
kitai sebagai gobi. Pada data (26) kata abakitai menunjukkan sebuah keinginan untuk
mengetahui perasaan orang yang dicintai.
b. Bentuk lampau (~ta)
(31)
冷めた
⼼持て余すなら
Sameta kokoro moteamasu nara
‘jika kau tidak tahu apa yang harus kau lakukan dengan hatimu yang beku
Nurlela, Diddah Annissa’atul S. dan Arief Rahman Aziz B.S.
Konjugasi dalam Album Uta No Prince-Sama Maji Love Legend Star
62
Sameta termasuk dalam jenis konjugasi renyoukei. Sameta merupakan
kata kerja golongan dua (ichidan doushi) karena ditandai dengan akhiran e-ru
(kami ichidan doushi). Morfem ta adalah perubahan dari morfem ru yang
berada di akhir kata kerja.
Kata sameta berasal dari kata same-ru <dingin> yang mengalami perubahan ke
bentuk lampau menjadi same-ta <telah dingin>, same sebagai gokan dan ta sebagai
gobi. Pada data (31) kata sameta menunjukkan sebuah pernyataan kepada seseorang
yang memiliki hati yang dingin.
c. Bentuk sambung (~te)
(46) どちらを
選んで
堕ちる
Dochira wo erande ochiru
‘mana yang kau pilih
Erande termasuk dalam jenis konjugasi renyoukei. Erande merupakan kata kerja
golongan satu (godan doushi) karena terdapat morfem nde. Morfem nde adalah
perubahan dari morfem bu yang berada di akhir kata kerja.
Kata erande berasal dari kata era-bu <memilih> yang mengalami perubahan ke
bentuk sambung menjadi era-nde <memilih>, era sebagai gokan dan nde sebagai gobi.
Pada data (46) kata erande menunjukkan sebuah pertanyaan kepada seorang wanita
yang sedang diperebutkan dua laki-laki.
3. Shuushikei
(64) 此処から
始まる
Koko kara hajimaru
berawal dari sini’
Hajimaru termasuk dalam jenis konjugasi shuushikei karena berada di akhir
kalimat. Hajimaru merupakan kata kerja golongan satu (godan doushi) karena ditandai
dengan morfem ru.
Hajimaru <mulai>, hajima sebagai gokan dan ru sebagai gobi. Pada data (64) kata
hajimaru menunjukkan sebuah pernyataan awal mula berkarir.
4. Rentaikei
(85)
負ける
気はないよ
Makeru ki wa nai yo
‘tidak ada keinginan untuk kalah
Makeru termasuk dalam jenis konjugasi rentaikei karena berada di tengah kalimat.
Makeru merupakan kata kerja golongan dua (ichidan doushi) karena ditandai dengan
akhiran e-ru.
Nurlela, Diddah Annissa’atul S. dan Arief Rahman Aziz B.S.
Konjugasi dalam Album Uta No Prince-Sama Maji Love Legend Star
63
Kata makeru <kalah>, make sebagai gokan dan ru sebagai gobi. Pada data (85)
kata makeru menunjukkan perasaan tidak ingin kalah untuk sama-sama mencapai
tujuan.
5. Kateikei
(130)
気づけば
ほら輝く
Kizukeba hora kagayaku
jika kau sadar itu akan membuat kita bersinar
Kizukeba termasuk dalam jenis konjugasi kateikei. Kizukeba merupakan
kata kerja golongan satu (godan doushi) karena terdapat morfem ke sebelum
morfem ba. Morfem ke adalah perubahan dari morfem ku yang berada di akhir
kata kerja.
Kata kizukeba berasal dari kata kizu-ku <menyadari> yang mengalami perubahan
ke bentuk pengandaian menjadi kizu-keba <jika menyadari>, kizu sebagai gokan dan
keba sebagai gobi. Pada data (130) kata kizukeba menunjukkan pernyataan bahwa
sebuah langkah memulai sesuatu dapat berpengaruh.
6. Meireikei
(134)
届け
魂へ
Todoke tamashi he
sampaikah ke jiwamu’
Todoke termasuk dalam jenis konjugasi meireikei. Todok e merupakan kata
kerja golongan satu (godan doushi) karena terdapat morfem ke. Morfem ke
adalah perubahan dari morfem ku yang berada di akhir kata kerja.
Kata todoke berasal dari kata todo-ku <sampai> yang mengalami perubahan ke
bentuk perintah menjadi todo-ke <sampaikanlah>, todo sebagai gokan dan ke sebagai
gobi. Pada data (135) kata todoke menunjukkan sebuah pertanyaan kepada seorang
lawan mengenai semangat yang dia pancarkan.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam album
Uta no Prince-sama Maji Love Legend Star terdapat macam-macam konjugasi yang terjadi
pada kata kerja di setiap liriknya. Berikut kesimpulannya.
1. Terdapat 142 lirik yang mengalami konjugasi dalam album Uta no Prince-sama Maji Love
Legend Star dari data lirik tersebut diklasifikasikan ke dalam 6 jenis konjugasi, yaitu: 26
Nurlela, Diddah Annissa’atul S. dan Arief Rahman Aziz B.S.
Konjugasi dalam Album Uta No Prince-Sama Maji Love Legend Star
64
berjenis mizenkei, 38 berjenis renyoukei, 16 berjenis shuushikei, 50 berjenis rentaikei, 4
berjenis kateikei, 9 berjenis meireikei.
2. Dari 142 data terdapat sebelas (11) bentuk konjugasi dari enam (6) jenis konjugasi pada
album Uta no Prince-sama Maji Love Legend Star.
a. Mizenkei bentuk nai.
b. Mizenkei bentuk kausatif atau sering disebut dengan bentuk ~seru.
c. Mizenkei bentuk pasif atau sering disebut dengan bentuk ~reru.
d. Mizenkei bentuk maksud atau sering disebut bentuk ou/you.
e. Renyoukei bentuk keinginan atau sering disebut dengan bentuk ~tai.
f. Renyoukei bentuk lampau atau sering disebut dengan bentuk ~ta.
g. Renyoukei bentuk sambung atau sering disebut dengan bentuk ~te.
h. Shuushikei, yaitu kata kerja yang terletak di akhir kalimat.
i. Rentaikei, yaitu kata kerja yang terletak di tengah kalimat.
j. Kateikei, yaitu kata kerja berubah ke bentuk pengandaian <ba>.
k. Meireikei, yaitu kata kerja bentuk perintah.
Nurlela, Diddah Annissa’atul S. dan Arief Rahman Aziz B.S.
Konjugasi dalam Album Uta No Prince-Sama Maji Love Legend Star
65
REFERENSI
Arfianty, Rani, & Hasibuan, Adriana. (2018). Pembentukan Kalimat Pasif Bahasa Jepang:
Studi Kasus Pembelajaran Kalimat Pasif Bahasa Jepang Pada Pembelajar Indonesia. JLA
(Jurnal Lingua Applicata), 2(1), 77–90.
Bhaga, Bertholomeus Jawa. (2021). Konjugasi pada Bahasa Sikka Krove di Kabupaten Sikka
Nusa Tenggara Timur. Jurnal Bahasa Dan Sastra, 9(1), 10–19.
Imamudin, Imamudin, & Haerudin, Haerudin. (2019). Interferensi Leksikal Bahasa Arab
dalam Bahasa Indonesia di Lingkungan Pondok Pesantren Riyadhul Huda Kota
Tangerang. Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 6(2), 23–39.
Koizumi, Tamotsu. (1995). Nihongo Kyoushi no Tame no Gengogaku Nyuumon. Tokyo:
Taishuukan Shoten.
Lieber, Rochelle. (2009). Introducing Morphology. New York: Cambridge University.
Mael, Masilva Raynox. (2016). Analisis Lirik Lagu “Honjitsu wa Seiten Nari.” Analisis Lirik
Lagu “Honjitsu Wa Saiten Nari” Tinjauan Dalam Fonologi Dan Morfologi Bahasa
Jepang, volume 3.
Moleong, Lexy J. (2017). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Natalia, Suyanti, & Darwis, Muhammad. (2022). Interferensi Gramatika Bahasa Indonesia Ke
Dalam Tuturan Bahasa Jepang Mahasiswa Program Studi Bahasa Jepang. Prosiding
Seminar Nasional Sasindo, 2(2).
Norman, Yusuf. (2014). ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN SHIEKI PADA
MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG ANGKATAN 2011
UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI YUSUF NORMAN NIM 0911120049 PROGRAM
STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA. Volume 7 N.
Putri, Lhutfiah Nur, & Zalman, Hendri. (2019). Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat Pasif
(Jodoubun) Dalam Tes Bunpou Mahasiswa Tahun Masuk 2017 Program Studi
Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Padang. Omiyage: Jurnal Bahasa Dan
Pembelajaran Bahasa Jepang, 2(2), 6–14.
Sudaryanto. (1998). Metode Linguistik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Sudaryanto. (2015). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta:Sanata Dharma
University Press.
Suparwa, I. Nyoman, & Satyawati, Made Sri. (2018). Penguasaan Verba Bentuk-Te untuk
Menyatakan Kegiatan Sedang Berlangsung dan Kegiatan Berurutan Pada Peserta Didik
Kelas XI Ipa SMA PGRI 6 Denpasar Tahun Ajaran 2016/2017. KULTURISTIK: Jurnal
Bahasa Dan Budaya, 2(2), 118–128.
Sutedi, Dedi. (2011). Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.
Nurlela, Diddah Annissa’atul S. dan Arief Rahman Aziz B.S.
Konjugasi dalam Album Uta No Prince-Sama Maji Love Legend Star
66
Wati, Usnia, Rijal, Syamsul, & Hanum, Irma Surayya. (2020). Variasi bahasa pada mahasiswa
perantau di fakultas ilmu budaya universitas mulawarman: Kajian sosiolinguistik. Ilmu
Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, Dan Budaya, 4(1), 21–37.
Widiyowati, Eny. (2019). Analisis Penggunaan Kata Sifat Bahasa Jepang Mahasiswa
Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Malang. Volume 1 N.