SINONIM ADJEKTIF URUSAI DAN SAWAGASHII PADA KALIMAT BAHASA JEPANG (KAJIAN SEMANTIK)

Abstract

Penelitian ini menganalisis tentang sinonim dari adjektif bahasa Jepang yaitu urusai dan sawagashii. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis makna dari adjektif urusai dan sawagashii pada kalimat bahasa Jepang. Kemudian menganalisis apakah kedua adjektif tersebut dapat saling menggantikan atau tidak. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah Teori Hirose (1994). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif berdasarkan teori Sugiyono (2017). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dan tektik catat dari teori Sudaryanto (2015), dengan menyimak kalimat yang mengandung makna adjektif urusai dan sawagashii lalu mencatatnya. Data berupa kalimat yan mengandung adjektif urusai dan sawagashii dari website nlb.ninjal.ac.jp. Hasil dari penelitian ini terdapat tiga data yang disajikan untuk kalimat yang mengandung adjektif urusai dan dua data untuk kalimat yang mengandung sawagashii dengan total keseluruhan lima data. Adjektif urusai dan sawagashii mengandung arti yang sama yaitu ‘berisik’ dan keduanya berkaitan dengan kebisingan atau keramaian. Subtitusi antara urusai dan sawagashii apabila maknanya tidak berubah dapat dikatakan sinonim, namun keduanya tidak dapat saling menggantikan sepenuhnya. Urusai merupakan berisik dari suara yang terlalu keras atau mengganggu yang disebabkan oleh objek atau suatu benda, konotasinya cenderung negatif karena fokus nuansanya pada kualitas kebisingan yang tidak diinginkan dan menggambarkan sesuatu yang menggangu dan menjengkelkan. Sedangkan sawagashii merupakan berisik yang suaranya berasal dari hal-hal random. Nuasanya lebih fokus pada suara pada aktivitas dalam suatu situasi atau tempat untuk menggambarkan keramaian atau kekacauan. Konotasinya bisa positif atau netral, tergantung penggunaanya.