Verba Majemuk Hateru dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Morfosemantik)
Keywords:
verba majemuk, hateru, morfologi, semantik, pembentukan, maknaAbstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pembentukan verba majemuk hateru, mendeskripsikan makna yang ditimbulkan dari verba majemuk yang terbentuk dari verba hateru, dan untuk mesdeskripsikan hubungan makna unsur pembentuk verba majemuk hateru. Data dalam penelitian ini adalah verba majemuk hateru. Sumber data yang digunakan adalah berasal dari situs nlb.ninjal.ac.jp. Untuk memperoleh data, menggunakan metode simak-catat dan metode penelitannya adalah menggunakan metode deskriptif menurut Sugiyono (2013). Kemudian dianalisis dengan merujuk pada teori pembentukan verba majemuk menurut Akimoto (2001) dan makna verba mejemuk hateru dengan teori Sugimura (2012). Hasil dari analisis data ditemukan delapan data verba majemuk hateru terbentuk dari dua unsur, yaitu dengan pola pembentukan verba dan verba (V1+V2). Unsur dari verba depan (V1) merupakan joutai doushi, shunkan doushi dan keizoku doushi. Verba majemuk hateru memiliki dua makna, yaitu makna (1) menyatakan bahwa suatu keadaan yang mencapai titik batas akhir ditemukan sebanyak tujuh data, dan makna (2) melihat segala sesuatu hingga akhir, ditemukan hanya satu data. Verba majemuk hateru menunjukkan perubahan keadaan fisiologis dan psikologis manusia, perubahan tempat, benda, fenomena alam dan sebagainya yang mencapai kondisi tingkatan titik akhir (kondisi ekstrim) dan melihat sesuatu hingga batas akhirnya. Hubungan makna unsur pembentuk verba majemuk hateru adalah hobun kankei.