MULTIMODAL PADA IKLAN PRODUK SKINCARE JEPANG
Keywords:
Multimodal, Iklan Produk Perawatan Kulit, Sistem Fungsional Lingistik, Grammar of Reading Images, SKIIAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis iklan produk perawatan kulit Jepang dengan pendekatan multimodal. Analisis ini berfokus pada identifikasi dan hubungan antara tanda verbal dan visual yang digunakan dalam iklan untuk menyampaikan pesan secara efektif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan simak dan catat. Data diambil dari channel YouTube merek SK-II yang dianalisis menggunakan teori Sistem Fungsional Linguistik oleh Halliday dan Matthiessen (2004) serta teori Grammar of Reading Images oleh Kress dan Van Leeuwen (2006). Hasil penelitian menunjukkan dua jenis proses linguistik: relasional 4 kalimat menyatakan hubungan antara 2 entitas, material 2 kalimat menyatakan Tindakan, mental 1 kalimat menyoroti keadaan mental atau perasaan subjek, dan eksistensial 2 kalimat Menyatakan adanya sesuatu, keberadaan entitas atau fenomena, dengan kata lain, sesuatu "ada" di suatu tempat atau waktu. Proses intransitif lebih dominan dibanding proses transitif. Terdapat modus deklaratif dan introgatif berupa bentuk kalimat tanya juga teridentifikasi. Dalam analisis visual, ditemukan bahwa pengambilan gambar cenderung menggunakan Close-up (pengambilan gambar jarak dekat) dan medium shot. Sudut pandang pengambilan gambar selalu sejajar dengan mata, memberikan modalitas yang tinggi. Penggunaan warna dalam visual sangat cerah dan kontras tajam, sementara pembingkaian yang minimalis membantu memperkuat pesan visual yang disampaikan dalam iklan tersebut. Penelitian ini berguna untuk bidang linguistik, khususnya dalam analisis multimodal dan studi komunikasi dalam iklan. Penemuan ini dapat diterapkan dalam pengembangan strategi pemasaran yang lebih efektif. Penelitian ini menawarkan wawasan baru tentang bagaimana kombinasi tanda verbal dan visual dalam iklan dapat secara efektif mempengaruhi persepsi konsumen. Hal ini berkontribusi pada pemahaman yang lebih dalam tentang multimodalitas dalam konteks budaya konsumen Jepang.